MRT Jakarta Bundaran HI-Harmoni Didanai Utang dari Jepang Rp 22,5 Triliun
– Direktur Utama PT MRT Jakarta, William P. Subandar menyatakan sumber anggaran proyek Fase 2 paket CP 201 untuk jalur lintasan Bundaran HI hingga Harmoni berasal dari pinjaman Pemerintah Jepang. “Totalnya sampai hari ini tersedia Rp 22,5 triliun,” ujar dia saat berkunjung ke lokasi proyek MRT Fase 2, di Kawasan Stasiun Bundaran HI, Selasa, 24 Mei 2022.
Proyek ini juga digarap secara berkolaborasi antara perusahaan Jepang, Shimizu, dan PT Adhi Karya (Persero) yang membentuk perusahaan gabungan Shimizu-Adhi Karya Joint Venture (SAJV). Untuk awal Fase 2, keduanya bekerja sama akan menghubungkan Stasiun Bundaran HI hingga Harmoni. “Progres CP 201 hari ini adalah 38,1 persen, jadi target kita menyelesaikan nanti di Maret 2025. Pada saat itu, segmen satu sampai ke Harmoni itu akan beroperasi,” kata William.
Khusus untuk pengeboran, rute Bundaran HI-Harmoni ditargetkan selesai pada Juli 2023. Setelah itu railway masuk, beserta segala sistem dan lain-lainnya, sampai dengan selesai 100 persen, dan bisa beroperasi pada Maret 2025. “Saat ini panjangnya pengeborannya baru sekitar 112 meter.”
Fase ini terdiri dari empat stasiun bawah tanah, yaitu di mulai dari Bundaran HI, Thamrin, Monas, dan Harmoni. Kemudian dilanjutkan dengan proyek CP 202 untuk menghubungkan Harmoni, Sawah Besar, dan Mangga Besar. Serta proyek CP 203 yang menghubungkan Mangga Besar dengan Glodok, dan Kota. “Semuanya ditargetkan selesai pada Agustus 2027. Panjangnya kurang lebih total 6,3 kilometer,” tutur dia.
Proyek MRT Jakarta ini mempekerjakan sekitar 5.000 karyawan. Untuk pengeboran saja ada sekitar 10 orang yang bekerja, mereka masing-masing bertugas, dua orang sebagai operator room untuk mengebor, dan delapan orang sebagai supervisi serta memiliki tugas memasang ring.
Menyusuri titik pengeboran proyek MRT Jakarta
Suara gemuruh mesin terdengar saat Tempo dan sejumlah visitor hendak menilik titik awal pengeboran jalur Mass Rapid Transit atau MRT Jakarta rute Bundaran HI menuju Harmoni. Sebelum sampai ke titik pengeboran, para visitor harus menyusuri lorong sepanjang 120 meter.
Di lorong itu, para visitor diminta mengenakan alat pelindung diri berupa helm putih, rompi hijau berkelir abu-abu, lengkap dengan sepatu safety yang disediakan oleh PT MRT Jakarta.
Untuk menuju lokasi proyek Fase 2 paket CP 201 itu, Tempo disambut sekitar tiga orang penjaga dan diminta untuk melakukan scan QR Code aplikasi PeduliLindungi sebelum masuk ke area concourse pertama. Setelah masuk ke dalam, seorang petugas K3 dari PT MRT Jakarta memberikan penjelasan mengenai safety introduction untuk keamanan visitor.
“Mohon batuannya jika sudah masuk ke dalam agar helm, rompi, sepatu safety, serta masker jangan dilepas,” kata petugas itu saat site visit ke proyek MRT Fase 2, di Kawasan Stasiun Bundaran HI, Jakarta Pusat Selasa, 24 Mei 2022.
Tempo memasuki area proyek melalui tembok yang dilubangi berbentuk kotak menuju area concourse kedua. Di area ini, terdapat tangga untuk turun ke lokasi pengeboran. Ada sekitar 43-an anak tangga sementara yang harus dilalui.
Tangga itu dibuat khusus dengan susunan besi termasuk lempengannya sebagai pijakan, dan ditutupi dengan jaring hijau. “Area wajib alat pelindung diri atau red zone. Turun-naik tangga maksimal lima orang,” tertulis di spanduk yang terpasang sebelum menuruni tangga.
Di bawah, di kedalaman 20 meter proyek MRT, tibalah di lokasi proyek pengeboran itu, atau area concourse ketiga. Di area seluas empat lapangan bulu tangkis itu, tepat di sebelah kanan tangga, terlihat delapan orang yang sedang bekerja membersihkan bagian lantai beton dengan mesin tabung biru penyemprot air plus selangnya. Mereka bekerja tanpa bersuara, hanya bising mesin terdengar dan suara dar der dor benturan besi, disinari lampu tembak di setiap sudut sebagai penerangan.