Dua pesawat mengalami tabrakan di wilayah Zagreb, Kroasia dan menyebabkan 176 orang meninggal dunia pada 10 September 1976 atau 54 tahun lalu. Dilansir dari The New York Times, (11/9/1976), dua pesawat bertabrakan dan jatuh dari ketinggian 10.058 meter. Kedua pesawat tersebut yaitu British Airways yang berangkat dari London ke Istanbul dengan 63 penumpang dan pesawat Inex Adria DC-9 asal Yugoslavia dengan 113 penumpang.
Kronologi kejadian Seorang juru bicara British Airways mengatakan kecelakaan tersebut terjadi sesaat sebelum tengah hari. Sementara itu, seorang petani yang tinggal di desa Vrbovc, sekitar 15 mil timur laut Zagreb, Marica Boadjinec juga menjadi saksi peristiwa tabrakan udara itu. Boadjinec mengaku, ia mendengar suara bising yang luar biasa. “Jika melihat ke atas dan (saya) melihat sebuah pesawat terbakar dan pecah, pesawat lainnya jatuh di ladang jagung sekitar 1 kilometer dari halaman saya,” ujar Boadjinec. Saksi lain mengatakan mayat dan barang bawaan menghujani area delapan mil, dengan puing-puing pesawat jatuh sekitar satu mil terpisah. Seorang polisi, Garo Tomaevic, adalah salah satu yang pertama tiba di tempat kejadian. Tomaevic mengungkapkan, ia melihat bagian-bagian dari pesawat Inggris, dan mayat-mayat dari penumpang serta awak pesawat tergeletak di mana-mana. “Ada bayi yang masih memberikan tanda-tanda lemah atau kehidupan di dekat pesawat, tetapi dalam penderitaan terakhir. Bahkan jika ambulans telah tiba sebelum saya, sudah terlambat untuk menyelamatkannya,” ujar Tomaevic. Warga sekitar yang menjadi saksi mata mengatakan, puing-puing pesawat Yugoslavia terbakar.
Penyelidikan Dua hakim pengadilan distrik Zagreb ditunjuk untuk melakukan penyelidikan, bersama dengan pakar penerbangan Yugoslavia. Pakar Inggris juga turut dilibatkan. Pihak berwenang Yugoslavia melaporkan telah membawa beberapa pengawas lalu lintas udara Zagreb untuk diinterogasi. British Airways mendirikan pusat kecelakaan di Bandara Heathrow di luar London untuk menangani pertanyaan dari kerabat dan teman para korban. Seorang juru bicara British Airways mengatakan ada laporan radio yang menunjukkan bahwa pesawat itu berada di jalur pada ketinggian itu pada saat tabrakan. Jet sewaan Yugoslavia dilaporkan telah menerima izin untuk naik ke ketinggian 35.000 kaki sesaat sebelum tabrakan. Langkah tersebut adalah prosedur yang tepat dan umum selama radar di lapangan menunjukkan tidak ada konflik dengan pesawat lain. Berdasarkan penyelidikan, pilot Yugoslavia diketahui adalah Joze Knunpak. Ia memiliki lebih dari 30.000 jam waktu terbang setelah dia memiliki istirahat selama 1 jam sebelum lepas landas dari Split. Sedangkan, pilot dari pesawat British Airways bernama Capt. Dennis Tawn, 53 tahun. British Airways mengatakan dia telah bergabung dengan maskapai itu sejak 1957.
Penyebab kecelakaan Setelah kecelakaan itu, para ahli penerbangan bertanya-tanya mengenai penyebab tabrakan dua pesawat. Apakah menara kontrol udara Zagreb telah memberikan instruksi yang benar, ataukah salah satu kru salah memahami panduan. Diketahui, sistem lalu lintas udara di Eropa sangat mirip dengan di Amerika Serikat. Pesawat terbang di sepanjang jalur udara yang tepat yang digambarkan oleh serangkaian rentang radio dan pembacaan instrumen tidak hanya arah ke stasiun berikutnya tetapi juga jumlah mil yang tepat. Namun, pada sebagian besar saluran udara, pesawat dapat diarahkan ke kedua arah tetapi pada ketinggian yang terpisah dan dengan jarak yang hati-hati. Hingga ketinggian 29.000 kaki, pesawat yang menuju satu arah diberi ketinggian ganjil, 3.000 kaki, 5.000 kaki, dan seterusnya, dan pesawat yang berlawanan arah diberi ketinggian genap. Di atas 29.000 kaki, karena kecepatan yang lebih tinggi dan pertimbangan teknis lainnya, jarak pemisahan untuk pesawat yang terbang dalam arah yang berlawanan adalah 2.000 kaki, bukan 1.000 kaki.
Mereka yang bertanggung jawab Dilansir dari The New York Times, (14/9/1976), dari hasil penyelidikan, 4 pengawas lalu lintas udara Yugoslavia ditahan karena dicurigai bertanggung jawab atas tabrakan pesawat. Mereka adalah Gradimir Tasic, Mladen Hohberger, Nenad Tetes dan Bojan Erjavec. Di bawah sistem hukum Yugoslavia, orang yang dicurigai melakukan kejahatan dapat ditahan sementara hakim investigasi mengadakan penyelidikan yang dapat berlangsung beberapa bulan. Hakim mengatakan dia telah mendengar beberapa rekaman percakapan antara kontrol darat dan awak kedua pesawat tetapi masih harus memeriksa perekam penerbangan yang ditemukan di reruntuhan. “Rekaman yang saya kumpulkan sejauh ini tidak menunjukkan siapa atau apa yang bertanggung jawab atas kecelakaan itu,” kata hakim.