Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee menilai bahwa para Generasi Z dan milenial sudah seharusnya mendominasi jumlah investor dan transaksi di pasar saham karena perkembangan informasi tentang saham sangat masif di kalangan mereka.
“Umur-umur (Generasi Z dan milenial) produktif ini adalah periode akumulasi kekayaan karena pendapatan sudah meningkat dan butuh investasi untuk merencanakan masa tua,” ucapnya saat dihubungi melalui telepon di Jakarta, Selasa.
Hans menambahkan para investor saham dari Generasi Z dan milenial mungkin kalah dari segi dana dibanding generasi sebelumnya, tapi dari segi jumlah investor mereka lebih dominan.
“Mereka lahir di era teknologi yang sudah maju, sejak kecil sudah bermain gadget sehingga informasi tentang investasi saham sangat mudah didapatkan,” katanya.
Kemudian, lanjut Hans, Generasi Z dan milenial dikenal berani dan mau belajar mengenai investasi saham, sehingga diproyeksikan jumlah pelaku pasar modal akan terus mengalami kenaikan.
“Kalau dilihat sekarang jumlah mereka ada 4 juta lebih, jadi saya pikir jumlah mereka akan terus bertambah,” ucapnya.
Ia pun menambahkan keunggulan para Generasi Z dan milenial umumnya sekarang ini adalah sangat berani untuk melakukan investasi dan transaksi saham.
“Secara umum mereka lebih berani ambil risiko di saham, mereka melihat orang lain sukses di pasar saham sehingga berani ambil risiko,” jelasnya.
Peran media sosial seperti Facebook, Instagram, Youtube, Tiktok yang terdapat banyak konten-konten mengenai investasi saham juga membuat para Generasi Z dan milenial semakin semangat untuk berkecimpung di investasi saham.
Sebelumnya, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat pada akhir semester I-2022, investor saham didominasi oleh investor berusia di bawah 40 tahun atau Generasi Z dan milenial sebesar 81,64 persen, dengan nilai aset mencapai Rp144,07 triliun.