Jakarta, CNBC Indonesia – Krisis pangan dan pasokan di dunia dikhawatirkan makin menjadi. Ini karena Rusia kembali membalas Ukraina.
Terbaru, Kremlin mundur dari kesepakatan yang ditengahi PBB soal ekspor gandum dan biji-bijian di Laut Hitam. Ini memblokade pengiriman komoditas pangan Ukraina ke sejumlah negara, termasuk gandum ke Indonesia.
Presiden Vladimir Putin pun buka suara mengenai langkah yang disebut Rusia memakan “jangka waktu tak terbatas” itu. Ia berdalih tujuan asli perjanjian belum dicapai.
“Kesepakatan biji-bijian antara Moskow dan Kiev belum memenuhi tujuannya,” kata Putin melansir RT, Selasa (1/11/2022).
Ia mengatakan sebagian besar produk pertanian Ukraina yang diekspor berdasarkan perjanjian tersebut tak mencapai negara-negara miskin yang seharusnya mereka tuju. Malah berakhir di Eropa dan Turki.
“Kami menyetujui (kesepakatan biji-bijian) itu justru untuk kepentingan negara-negara miskin,” tegas Putin.
“Secara keseluruhan, sepertinya 34% dari gandum (Ukraina) sampai ke Turki, 35% atau bahkan lebih diambil oleh negara-negara Uni Eropa dan hanya antara tiga dan empat … atau lima persen, menurut Kementerian Pertanian kami … pergi ke negara-negara miskin,” jelasnya lagi seraya mengatakan Moskow menangguhkan partisipasinya dalam kesepakatan itu tetapi tidak sepenuhnya menarik diri darinya.
Sebelumnya, mengutip Reuters ratusan ribu gandum yang dipesan dari Ukraina disebut terancam karena penarikan Rusia. Ini tak hanya ke Afrika dan Timur Tengah tapi juga Asia.
“Ratusan ribu ton gandum yang dipesan untuk pengiriman ke Afrika dan Timur Tengah berisiko menyusul penarikan Rusia, sementara ekspor jagung Ukraina ke Eropa akan melemah,” kata dua pedagang yang berbasis di Singapura.
“Kalau saya harus mengganti kapal yang seharusnya datang dari Ukraina, apa saja pilihannya? Tidak banyak,” jelas salah satu pedagang yang memasok gandum ke pembeli di Asia dan Timur Tengah.
“Australia, pemasok gandum utama ke Asia, tidak mungkin dapat mengisi kesenjangan pasokan, dengan slot pengiriman dipesan hingga Februari,” ujar pedagang lain.
Salah satu yang diyakini akan terganggu adalah Indonesia. Mengutip laman yang sama RI menjadi salah satu pembeli Asia yang memesan kargo gandum terbesar.
Indonesia memang merupakan importir gandum terbesar kedua di dunia. Dalam kesepakatan baru-baru ini, pabrik penggilingan Indonesia membeli empat kargo atau sekitar 200.000 ton gandum Ukraina.
“Ini untuk pengiriman November dalam kesepakatan yang ditandatangani selama beberapa minggu terakhir,” kata pedagang menjelaskan perjanjian RI.
Hal sama juga diyakini akan menganggu Vietnam, yang juga membeli banyak dari Kyiv, meski tak disebutkan angkanya. Itu juga akan memukul Pakistan, yang sudah menandatangani pembelian 385.000 ton gandum.
Akibat langkah Rusia ini, dilaporkan Senin, harga gandum berjangka Chicago melonjak lebih dari 5%, hari ini. Jagung, juga naik lebih dari 2% dari kekhawatiran atas pasokan.
Awal tahun ini harga gandum global melonjak ke level tertinggi sepanjang masa. Jagung juga mencapai level tertinggi 10 tahun.
Sebelumnya cuaca buruk dan gangguan pasokan Covid-19 menjadi penyebab. Namun serangan Rusia ke Ukraina menambah masalah dan mempengaruhi harga mengingat Ukraina adalah sumber ekspor gandum dunia.