Pinjaman konsumen Amerika Serikat (AS) bertambah 25 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp15.701) pada September 2022, karena biaya hidup sehari-hari yang lebih tinggi memperparah ketergantungan pada kartu kredit dan sumber pinjaman lainnya, lapor CNN pada pekan ini, mengutip data bank sentral AS (The Fed).
Para ekonom mengantisipasi pertumbuhan bulanan sebesar 30 miliar dolar AS, menurut perkiraan konsensus Refinitiv. Data tersebut tidak disesuaikan dengan inflasi, kata laporan itu.
Pinjaman konsumen pada September naik 6,4 persen dalam laju tahunan yang disesuaikan secara musiman. Pinjaman berulang (revolving debt), yang mencakup kartu kredit, meningkat 8,7 persen, lanjut laporan.
“Pada masa ekonomi normal, angka ini akan menunjukkan kenaikan yang sangat besar,” sebut Matthew Schulz, kepala analis kredit di LendingTree, melalui Twitter. “Namun, angka ini pada kenyataannya menjadi kenaikan terkecil kedua dalam satu tahun terakhir.”
Inflasi yang tinggi selama beberapa dekade terakhir sangat membebani penduduk Amerika, hingga melampaui kenaikan upah serta memaksa konsumen untuk semakin bergantung pada kartu kredit dan tabungan, catat laporan itu.