Budayawan Irfan Afifi mengapresiasi gagasan Dana Global untuk Pemulihan Seni dan Budaya (Global Arts and Culture Recovery Fund/GACRF) pada Presidensi G20, untuk mendukung seniman pelaku budaya dapat kembali berkarya, dan museum serta pusat-pusat budaya dapat aktif kembali.
“Kerja sama untuk pemulihan di bidang seni budaya itu sangat bagus karena memang sudah saatnya orang bekerja sama untuk meningkatkan kualitas kesenian dan kebudayaan, karena capaian tinggi kemanusiaan itu tercermin dari kesenian dan kebudayaan,” kata Irfan saat dihubungi ANTARA dari Jakarta, Rabu.
Ia berharap GACRF dapat direalisasikan dengan dibarengi komitmen bahwa pemulihan kebudayaan tidak hanya dilihat dalam konteks pariwisata semata, tapi juga dalam konteks pelestarian khasanah kebudayaan sebagai capaian kemanusiaan.
“Jika pendanaan ini dikerahkan dalam konteks pembacaan yang lebih luas terkait tema-tema kesenian dan kebudayaan, insya Allah dana-dana itu akan bermanfaat bagi kedaulatan kebudayaan dan kesenian,” ujarnya.
Baca juga: Kemendikbudristek ajak dunia bekerja sama pulihkan sektor seni-budaya
Baca juga: G20: Mencari jalan budaya menuju pemulihan dan kehidupan berkelanjutan
Sementara itu, pegiat budaya sekaligus Dewan Penasihat Ikatan Alumni Kemah Budaya Kaum Muda (KBKM) Cyntia Handy mengatakan GACRF merupakan bukti perwujudan tagline Recover Together, Recover Stronger.
“Ini adalah salah satu goals yang saya rasa memang sudah diatur sejak awal dengan tagline Recover Together, Recover Stronger. Selain bangsa kita membantu, kita pun juga terbukti dengan bantuan. Ini bukti bahwa tagline itu bukan sembarang tagline, tapi dilakukan,” kata Cyntia.
“Pelaksanaan KTT G20 sendiri pun menurut saya sudah menjadi jawaban pemulihan, apalagi mendapatkan real action dari negara lain,” imbuhnya.