Raja Pakunegara Tayan Ajak Jaga Toleransi
INFO NASIONAL – Raja Pakunegara Tayan, Gusti Yusri, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat dikenal sebagai sosok yang vokal menyuarakan nilai-nilai toleransi. Sebagai cendikiawan yang saat ini menjabat Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kalbar, ia kerap mengundang tokoh lintas agama, lintas etnis, dan pemangku kepentingan lainnya untuk berdiskusi tentang isu-isu yang bisa membuat perpecahan di masyarakat.
Menurutnya, masyarakat Kalbar sudah terbiasa hidup dalam kemajemukan dan kerukunan. Namun situasi perpolitikan nasional dan lokal kerap membuat panas situasi. Tak jarang orang-orang yang ingin menang dalam kontestasi kekuasaan menggunakan politik identitas, terutama kesukuan dan agama untuk menarik dukungan massa.
“Dalam setiap pelaksanaan pesta demokrasi dari waktu ke waktu menunjukkan kecenderungan meningkatnya eskalasi ketegangan. Hal tersebut lantaran dalam pemilu masing-masing pihak tentu ingin menunjukkan eksistensi dengan tujuan ingin mencapai kemenangan,” kata Gusti Yusri.
Selama ini politik identitas selalu mewarnai pesta demokrasi. Di satu sisi, Indonesia merupakan negara yang plural hal ini merupakan sebuah dinamika atau modal keberagaman. Namun, di sisi lain jika tidak berjalan dengan baik maka justru bisa menjadi sumber konflik.
Gusti Yusri mengatakan, dalam pesta demokrasi masing-masing pihak akan mengemukakan identitasnya sebagai sarana untuk memenangkan pertarungan. Misalnya, dengan menggunakan identitas agama, kesukuan, kedaerahan, dan lainnya.
Penggunaan politik identitas yang ekstrem jelas dapat mengancam kerukunan antar-masyarakat di Kalbar. Bukan tidak mungkin pola ini akan digunakan kembali dalam Pemilu dan Pilkada serentak pada Tahun 2024 kelak. Sebagai Ketua PWI Kalbar dan Raja Tayan, ia pun berusaha meredam agar hal tersebut tidak sampai menimbulkan konflik di masyarakat.
Di Tayan, tempat kerajaannya berdiri, sejauh ini masyarakat hidup rukun berdampingan. Wilayah ini sendiri dihuni masyarakat Melayu, Dayak, Tionghoa, Jawa, dan lainnya. Latar belakang agamanya pun berbeda-beda. “Setiap hari raya keagamaan, seperti Idulfitri, Natal, dan Imlek, kita saling mengunjungi dan membantu bilai ada kesusahan. Jadi sebenarnya toleransi di kita sangat tinggi,” sebut orang yang juga jurnalis ini.
Kerajaan Pakunegara Tayan adalah sebuah kerajaan bercorak Melayu – Islam, yang berpusat di Kecamatan Tayan Hilir, Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat. Selain Kerajaan Tayan, di kabupaten ini adapula Kerajaan Sanggau yang berpusat di Kecamatan Kapuas.
Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Kalbar, Ismail Ruslan, mengatakan dalam setiap persoalan yang terjadi di tengah masyarakat tokoh agama harus tampil di depan. Termasuk pada persoalan isu sara dan lainnya dalam pemilu. Maka tokoh agama harus tampil di tengah masyarakat untuk merespons isu tersebut. “Tidak boleh tokoh agama tidak merespons persoalan isu SARA dan lainnya,” ucapnya.
Ia menjelaskan, berdasarkan pengalaman pemilu kepala daerah, FKUB bersama tokoh agama dan masyarakat selalu melakukan berbagai kegiatan untuk menangkal isu yang berkaitan dengan politik identitas. (*)