Budaya baru yang tumbuh pascapandemi Covid – 19 salah satunya adalah berkembangnya skema baru pertemuan dan konferensi yang lebih banyak memanfaatkan teknologi. Maka tak heran kini makin berkembang aplikasi dan platform untuk menggelar pertemuan audio visual terbatas, hingga sebuah konferensi skala besar tanpa harus melakukan tatap muka. Efisiensi terjadi karena para peserta pertemuan dan konferensi tak perlu lagi menyisihkan biaya akomodasi untuk hadir dalam event.
Namun perkembangan budaya baru ini tak lepas dari sejumlah persoalan teknis, seperti rendahnya kualias audio hingga rupa visual dari teknologi digital dalam platform yang tak memadai.
Kini disadari bahwa untuk berkolaborasi secara efektif dalam iklim bisnis hybrid saat ini, teknologi audio harus mengatasi masalah nyata yang dihadapi setiap hari oleh end users, IT profesional, dan integrator AV. Inovasi dalam kualitas audio terbukti penting untuk mengadakan rapat dengan meningkatkan pengalaman rapat bagi partisipan jarak jauh dan tatap muka.
Bahkan sebelum peralihan baru-baru ini ke meeting virtual, survei tahun 2019 yang dilakukan oleh Shure dengan Illuminas menemukan bahwa dua pertiga dari para bisnis profesional percaya bahwa perusahaan mereka tidak memiliki teknologi konferensi yang tepat. Sepertiga rapat perusahaan memiliki masalah teknis dan para pengguna sering menghadapi kesulitan saat bekerja dengan teknologi konferensi.
Shure, perusahaan produsen peralatan audio global yang berkantor pusat di Niles, Illinois, di Amerika Serikat menawarkan sebuah solusi terkait problem rendahnya kualitas audio dan visual dalam teknologi konferensi. Shure memiliki solusi Stem Ecosystem™ yang membuat end user memiliki kebebasan memadukan dan mencocokkan (mix & match) perangkat untuk menciptakan audio yang sempurna di ruang apa pun.
Disampaikan Eric Ong, Sales Director – Southeast Asia, Shure, Stem Ecosystem dirancang untuk siapa saja dan jenis ruangan apa saja, sehingga customer dapat merancang, melakukan instalasi, dan mengelola ruang meeting mereka dengan lebih mudah untuk tetap sesuai anggaran dan tepat waktu. Perangkat ini juga didukung platform yang dirancang untuk memudahkan proses adopsi teknologi baru. “Anda dapat membangun pengalaman audio yang disesuaikan dengan sempurna,” ungkap Eric dalam pernyataan tertulisnya, Minggu (29/1/2023). Dikatakan Eric, PT Swara Bangun Solusi sebagai distributor resmi Shure di Indonesia siap menggelar market penetration Stem Ecosystem di Indonesia.
“Kami percaya produk ini dapat menyediakan effortless audio solution untuk perusahaan-perusahaan yang membutuhkan skalabilitas, fleksibilitas dan manajemen perusahaan untuk sistem konferensi audio mereka. Pengguna dapat menikmati kemudahan instalasi plug and play, maupun kebebasan melakukan mix and match Stem Ceiling, Stem Table, Stem Wall, Stem Speaker sesuai kebutuhan ruang konferensi.” kata Erina Pribadi, Business Development & Marketing PT Swara Bangun Solusi.
Stem Ecosystem mencakup wall dan table speakerphone, bersama dengan ceiling microphone yang menyatu dengan ruangan mana pun dan disinkronkan dengan pengeras suara jaringan (networked loudspeakers), serta sistem kontrol khusus untuk paket audio yang lengkap. Antara lain berupa mikrofon yang melakukan beamforming, plus speaker dan subwoofer full-range, membuat setiap orang dipastikan terdengar secara keseluruhan.Perangkat ini juga dilengkapi 100 microphone ceiling array dengan dua opsi pemasangan (mode low profile atau mode chandelier) dan opsi three-beam, dan memberi pengguna kebebasan untuk memperluas suara ke mana saja di dalam ruangan.
Ketika lebih dari satu perangkat digunakan di dalam ruangan, produk Stem Hub memungkinkan beberapa unit untuk berkomunikasi satu sama lain di dalam ruangan dan berfungsi lebih efektif sebagai suatu solusi. Stem Ecosystem juga punya touch controller khusus yang terhubung ke jaringan dengan satu koneksi Ethernet. Produk Stem Control memungkinkan akses ke platform Stem Ecosystem dan bagi suatu organisasi untuk melakukan remote management . Alternatifnya, ini dapat digunakan sebagai pengontrol rapat dengan platform konferensi video. Dikatakan Erina, semua perangkat Stem Ecosystem adalah produk bertenaga PoE+ berjejaring.
Azusa Pacific University di Southern California adalah salah satu pengguna Stem Ecosystem untuk melakukan transisi cepat ke pembelajaran daring, dan melengkapi 217 ruang kelas di 7 lokasi kampus dengan video konferensi, tepat pada waktunya untuk semester II 2020.
Berikutnya disampaikan dari ruang kolaboratif berukuran kecil hingga perusahaan besar atau perguruan tinggi, Stem Ecosystem menyesuaikan dengan berbagai kebutuhan institusi berukuran apa pun. “Stem Ecosystem adalah solusi tepat untuk organisasi dengan ukuran apa pun yang mencari solusi yang straight forward yang dapat membantu pengguna menghemat dana melalui pendekatan solusi tanpa pemrograman,” ungkap Rob Smith, Senior Director of System Sales, Shure.