Jakarta, CNBC Indonesia – Banyak orang bertanya-tanya apa sebenarnya yang disebut hari tasyrik. Seperti diketahui Islam mengenal istilah hari tasyrik yang berarti tiga hari setelah nahar atau Hari Raya Idul Adha.
Beberapa ulama berpendapat bahwa hari Tasyrik berjumlah dua hari. Sementara sebagian ulama lainnya mengatakan bahwa hari Tasyrik terdiri atas tiga hari. Tiga hari tersebut jatuh pada 11, 12, dan 13 Zulhijah.
Dikutip dari buku Rahasia Dahsyat Energi Sapu Jagat (2020) oleh M Ghofur Khalil, hadis riwayat Thabrani menuliskan bahwa hari tasyrik adalah hari untuk makan dan minum.
Lalu apa yang biasanya dilakukan oleh umat Muslim ketika hari tasrik? Ada beberapa amalan di Hari Tasyrik yang bisa dilakukan dan memberikan keutamaan yang baik bagi umat muslim mendulang pahala.
1. Menyembelih hewan qurban
Menyembelih hewan qurban bagi umat Muslim yang mampu, sehingga bisa menyenangkan orang-orang sekitar yaitu berbagi kepada yang kurang mampu menjadi amalan utama yang bisa dilakukan pada hari tasyrik.
2. Menikmati hidangan makanan
Menikmati hidangan makanan dari hasil sembelihan dan disajikan kepada orang-orang sekitar. Ini juga menjadi salah satu amalan yang baik bagi umat Islam.
Dari riwayat Abu Hurairah RA, Rasulullah mengutus Abdullah bin Hudzaifah untuk mengelilingi Kota Mina dan menyampaikan, “Janganlah kamu berpuasa pada hari ini (tasyrik) karena ia merupakan hari makan, minum, dan berzikir pada Allah.”
3. Melakukan amal ibadah
Islam tidak mematok apa saja amalan tertentu pada Hari Tasyrik. Namun, amal apa pun yang dilakukan di Hari Tasyrik tetap akan lebih utama daripada amalan di luar Hari Tasyrik.
4. Membaca tasmiyah
Umat muslim juga disarankan untuk membaca tasmiyah (bismillah) dan takbir saat menyembelih hewan kurban. Termasuk saat berzikir dan memuji Allah SWT ketika makan dan minum, yaitu dengan membaca bismillah ketika memulai dan mengakhirinya dengan ucapan hamdallah.
5. Membaca doa sapu jagad
Amalan Hari tasyrik lainnya adalah berdoa. Adapun doa yang banyak dipanjatkan Nabi SAW saat melakukan wuquf dan hari tasyrik yaitu seperti berikut:
“Wa min hum may yaqulu rabbana atina fid-dun-ya hasanataw wa fil akhirati hasanataw wa qina azaban-nar”.
Artinya: “Dan di antara mereka ada orang yang berdoa, ‘Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.’ (QS Al Baqarah ayat 201)
6. Memperbanyak bacaan zikir, tahlil, tahmid, takbir
Ibnu Hajar Al-Asqalani pada akhir pembahasan amal pada Hari Tasyrik mengutip riwayat hadits yang menganjurkan umat Islam untuk membaca tahlil, tahmid, dan takbir.
Namun, ada juga beberapa hal yang dilarang atau menjadi pantangan agama. Pertama adalah hukumnya haram untuk berpuasa. Selama hari tasyrik ini, umat Islam dilarang menjalankan puasa qada maupun puasa sunnah apa pun.
Menjalankan puasa sunnah di tiga hari setelah perayaan Idul Adha tidak diperbolehkan di hari Tasyrik, baik puasa Senin-Kamis, puasa Daud, puasa qadha, atau puasa sunnah lainnya.
Hal itu telah dijelaskan dalam hadis riwayat Al Bukhari dan Muslim sebagai berikut:
“Nabi SAW melarang berpuasa pada hari raya fitri dan qurban Idul Adha.”
Selain itu, penjelasan bahwa Tasyrik sebagai hari dilarangnya umat Islam melaksanakan puasa dan dianjurkannya memperbanyak zikir diriwayatkan Imam Muslim dalam hadis berikut:
عَنْ نُبَيْشَةَ الْهُذَلِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيَّامُ التَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ وَزَادَ فِي رواية وَذِكْرٍ لِلَّهِ
Artinya: “Dari Nubaisyah Al-Hudzali, ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, ‘Hari Tasyrik adalah hari makan, minum (pada riwayat lain), dan hari zikir,'” (HR Muslim).
Alasan mengapa umat Islam dilarang berpuasa di hari Tasyrik karena pada hari tersebut umat Islam masih menyembelih hewan kurban dan mempersiapkan segala sesuatunya.