Perkara Dewi Perssik dengan Ketua RT 06 di kawasan tempat tinggalnya di daerah Lebak Bulus masih berlanjut. Masalah sapi kurban ini sudah sampai ke telinga Camat Cilandak, Djaharuddin.
Sebelumnya heboh kabar soal sapi kurban Dewi Perssik ditolak oleh Ketua RT 06 yang bernama Malkan. Padahal menurut Dewi Perssik, dari tahun ke tahun selama lima tahun terakhir dia selalu melakukan kurban di daerah tempat tinggalnya tersebut. Selama itu pula tidak pernah ada penolakan.
Anehnya tahun ini kurban sapi yang diniatkan Dewi Perssik untuk dibagikan ke warga ditolak. Menurut Dewi Perssik, alasan dari Ketua RT menolak kurban tersebut adalah karena warga sudah tidak membutuhkan daging lagi. Permasalahan ini kemudian jadi melebar hingga menyinggung politik, suku, dan ras
Dewi Perssik dan Malkan sudah dipertemukan untuk mediasi pada Kamis (29/6/2023). Namun mediasi itu berujung buntu dan keduanya malah saling teriak adu argumen. Di kesempatan itu, Malkan mengklarifikasi bahwa dirinya sama sekali tidak pernah menolak sapi kurban Dewi Perssik. Dia juga menyebut bahwa ada kesalahan komunikasi di antara mereka.
Oleh karena masalah ini masih belum selesai, rencananya akan dilakukan mediasi kedua. Djaharudin selaku Camat Cilandak akan menjadi penengah mereka dalam mediasi yang masih belum diketahui kapan jadwalnya tersebut.
“Ya harapan kita, ya sama-sama nggak secara langsung mereka bertatap muka waktu kejadian. Jadi, misinformasi saja harapan kita itu, masih dalam suasana Idul Adha,” ujar Djaharudin kepada wartawan, Jumat (30/6/2023).
Dengan adanya upaya mediasi yang sempat dilakukan, Djaharudin berharap Dewi Perssik dan Malkan bisa menurunkan emosi.
Tentunya agar proses mediasi bisa berjalan dengan lancar dan mendamaikan keduanya.
“Kita berharap dua pihak antara Pak RT ataupun Ibu Dewi bisa mengendorkan emosi. Supaya ini, semua bisa diselesaikan dengan baik karena Pak RT dengan warga nggak ada apa-apalah,” sambungnya.
Mediasi pertama jelang akhir pekan lalu dihadiri oleh beberapa pihak termasuk kepolisian dan TNI. Namun tetap saja tak ada mufakat dalam pembicaraan itu.
Maka di mediasi kedua diharapkan akan ada hasil yang lebih baik. Sehingga permasalahan ini menemukan titik terang.
“Kita langsung ke masing-masing pihak aja dengan Pak Kapolsek atau Danramil nanti. Kita liat waktu Bu Dewi aja karena dia kan sibuk ya jadi kita harus koordinasi dulu dengan beliau. Kalau Pak RT, kita udah sering ketemu Pak RT. Pada prinsipnya Pak RT sudah tidak terlalu mempermasalahkan. Cuma kemarin itu dia mau klarifikasi yang sebenarnya biar bisa didengar langsung oleh Bu Dewi,” tambah Djaharudin.