AK-47
AK-47 (data di bawah untuk AK-47 Tipe 1) | |
---|---|
AK-47 Tipe 2, varian pertama yang memakai receiver tipe machined. | |
Jenis | Senapan serbu |
Negara asal | Uni Soviet |
Sejarah pemakaian | |
Masa penggunaan | 1949—Sekarang |
Digunakan oleh | Uni Soviet Korea Utara China Hingga 1969 Vietnam Somalia Afrika Tengah Suriah Irak Aceh Merdeka |
Pada perang | Perang Vietnam Perang Soviet-Afganistan Perang Chechnya I Perang Chechnya II Perang Saudara Libya Perang saudara Suriah Perang Aceh-Indonesia, banyak lainnya |
Sejarah produksi | |
Perancang | Mikhail Kalashnikov |
Tahun | 1947 |
Jumlah produksi | Di atas 100 juta[1] |
Varian | Lihat Varian |
Spesifikasi | |
Berat | 4,3 kg |
Panjang | 870 mm (34¼ inci) |
Panjang laras | 415 mm (16,3 inci) |
Peluru | 7,62 x 39 mm |
Mekanisme | Operasi gas, bolt berputar |
Rata² tembakan | 600 butir/menit |
Kecepatan peluru | 710 m/d |
Jarak efektif | 300 m |
Amunisi | Magazen box 30 butir, Magazen box RPK 40 butir, Magazen drum RPK 75 butir |
Alat bidik | Bidikan besi |
AK-47 (singkatan dari Avtomat Kalashnikova 1947, bahasa Rusia: Автомат Калашникова образца 1947 года) adalah senapan serbu yang dirancang oleh Mikhail Kalashnikov, diproduksi oleh pembuat senjata Rusia IZhMASh, dan digunakan oleh banyak negara Blok Timur semasa Perang Dingin. Senapan ini diadopsi dan dijadikan senapan standar Uni Soviet pada tahun 1947.[2] Jika dibandingkan dengan senapan yang digunakan semasa Perang Dunia II, AK-47 mempunyai ukuran lebih kecil, dengan jangkauan yang lebih pendek, memakai peluru dengan kaliber 7,62 x 39 mm yang lebih kecil, dan memiliki pilihan tembakan (selective-fire). AK-47 termasuk salah satu senapan serbu pertama dan hingga kini merupakan senapan serbu yang paling banyak diproduksi.[2][3]
Sejarah[sunting | sunting sumber]
Latar belakang desain[sunting | sunting sumber]
Pada Perang Dunia II, Jerman menciptakan konsep membuat peluru daya menengah sama seperti negara-negara lain.[4] Hal ini didasari pengalaman bahwa pertempuran modern lebih banyak terjadi pada jarak yang cukup dekat, yaitu sekitar 300 meter.[4] Tenaga dan jangkauan peluru pada saat itu ternyata terlalu besar. Maka, Jerman mulai mengembangkan peluru. Pada akhirnya Heereswaffenamt mengontrak perusahaan Polte Werke untuk mengembangkan katrid ini.[4]
Soviet dan katrid daya menengah[sunting | sunting sumber]
Sama seperti negara lain,[4] Soviet mengembangkan katrid daya menengah sebelum perang, namun hasil dari pengembangan dan tes dan katrid baru ini tidak membuat puas.[5] Pada perang, Soviet sadar bahwa mereka membutuhkan katrid baru, karena dari data pertempuran jarak tembak yang efektif biasanya pada jarak 600m-800 m.[6] Pada 1942 Soviet mendapat Mkb.42(H)[7] yang dinilai sebagai senapan mesin ringan baru Jerman, ditambah dengan M1 Carbine dari lend lease,[8] membuat Soviet tertarik membuat katrid daya menengah dengan contoh dari peluru .30 Carbine dan 7,92×33 mm Kurz.[6] Purwarupa pertama katrid daya menengah ini dibuat pada 1944 dengan panjang wadah 41 mm,[9] pada akhir 1944 dimulailah pengembangan senapan semi otomatis, senapan mesin, dan pistol mitraliur dengan menggunakan katrid ini untuk mengganti semua senapan lama Soviet.[9]
Kompetisi pertama[sunting | sunting sumber]
Kompetisi ini pertama kali diumumkan pada 1943,[6][9] dan dipimpin oleh Kepala Deputi Departemen Persenjataan Kecil (USV), Letnan Kolonen Balmain.[6] Untuk senapan otomatis (pistol mitraliur) spesifikasi untuk desainnya adalah sebagai berikut:
1. Berat total tidak lebih dari 5 kg dan berat dengan magazen tambahan(untuk dibawa saat bertempur) tidak lebih dari 9 kg
2. Panjang total tidak lebih dari 1000mm, panjang barel 500–520 mm
3. Bisa pilih tembak, amunisi magazen 30-35 peluru
4. Akurasi tidak boleh dibawah M1891 dan bisa menembak terus-menerus seperti senapan DP
5. Harus tahan 20.000 tembakan
6. Senapan harus memiliki bidikan sampai 1000m dengan bidikan setiap 50m
7. Senapan harus dapat menembak lebih dari 600 peluru/menit, akurasi praktikal dalam grub(3-5 peluru) tidak boleh kurang dari 80 peluru/menit, dan dalam mode semiotomatis 35 peluru/menit[6][10]
Banyak perancang terkemuka dari Soviet mengikuti kompetisi ini, tetapi Kalashnikov tidak ikut. Namun hasil dari para perancang ternyata tidak memenuhi spesifikasi yang diberi, hal ini membuat senapan-senapan ini lebih mirip ke senapan mesin ringan dibanding dengan pistol mitraliur. Semua desain bisa menggunakan bipod dan bayonet, pada saat di uji akurasi kebanyakan desain memiliki dispersi peluru yang besar. Keputusan akhir pada komisioner kompetisi ini menilai desain yang diberikan belum bisa menggantikan PPSh dan PPS, akhirnya diputuskan untuk melanjutkan kompetisi ini, dalam kompetisi ini hanya desain dari Sudayev (AS-44) yang memiliki ketahanan dan efiesnsi yang tinggi. Karena bakat dari Sudayev, desain ia selesai pada waktu yang cepat, hal ini membuat AS-44 menjadi desain yang paling siap di uji lapangan. Dalam tes lapangan AS-44 menjadi yang paling unggul, hal ini membuat para komisioner tertarik dengan AS-44. Dari hasil uji lapangan AS-44 disarankan untuk tidak memakai bipod dan bayonet untuk meningkatkan manuver dari AS-44. Namun, karena kematian dari Sudayev, kompetisi pertama ini di akhiri, AS-44 sendiri tidak diadopsi karena masih memerlukan pengembangan dari Sudayev.[6]