Merdeka.com – Merdeka.com – Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Poengki Indarti mengkritik penyebaran hasil face recognition terhadap terduga pengeroyokan Ade Armando di media sosial. Terlebih, hasil analisis tersebut justru salah orang.
Poengki mendorong polisi menyelidiki pelaku penyebaran hasil face recognition tersebut.
“Saya tidak tahu, data di medsos itu data dari mana. Polisi perlu juga menyelidiki siapa yang mengunggah di medsos,” kata Poengki saat dihubungi merdeka.com, Jumat (15/4).
Namun demikian, Poengky mengapresiasi Polri yang berani mengakui kesalahan terhadap hasil face recognition tersebut. “Yang penting sudah ada koreksi dari Kepolisian sudah cukup,” tambahnya.
Dengan adanya kejadian ini, ia ingin agar polisi dapat meningkatkan kecermatan dalam melakukan penyidikan sebuah kasus. Terlebih dalam menetapkan seseorang menjadi tersangka.
“Saya berharap ditingkatkannya kecermatan penyidik. Tidak perlu tergesah-gesah mengumumkan pelaku ke publik. Cek dan kroscek dulu,” ujarnya.
Sebelumnya, foto Try Budi Purwanto viral di media sosial berserta alamat tempat tinggalnya. Viralnya foto tersebut berawal terjadinya pengeroyokan terhadap Ade Armando saat unjuk aksi rasa yang terjadi di DPR/MPR, Jakarta.
Diketahui, Polisi salah mengidentifikasi seorang terduga pelaku pengeroyokan terhadap pegiat media sosial, Ade Armando. Sosok Abdul Manaf yang diumumkan dalam proses pencarian beberapa waktu lalu dipastikan tidak terlibat dalam penganiayaan itu.
Polisi sebelumnya menyebut Abdul Manaf merupakan satu di antara enam pelaku pemukulan dan pengeroyokan terhadap Ade Armando. Namun belakangan diralat, Abdul Manaf bukanlah pelaku.
“Setelah kita lakukan pencocokan pemeriksaan awal ternyata Abdul Manaf itu tidak terlibat,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Endra Zulpan kepada wartawan, Rabu (13/4) malam. [rnd]