Alasan Kebaya Diajukan Jadi Warisan Budaya UNESCO

JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menganggap menggunakan kebaya adalah cara melestarikan budaya sekaligus upaya mencegah terorisme di Tanah Air.

Hal tersebut diungkapkan Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar melalui keterangan tertulisnya seperti dilansir Antara pada Rabu (26/10).

“Budaya bangsa adalah vaksin yang efektif untuk mencegah berkembangnya virusp intoleransi, radikalisme, dan terorisme,” ujar Boy Rafli.

Menurut Boy Rafly, dalam budaya bangsa terkandung nilai-nilai penghormatan terhadap keragaman antarsuku bangsa di Indonesia.

Menunutnya, kebaya adalah identitas budaya nasional. Dengan diangkat atau diusung, harapannya kebaya kembali berkembang menjadi ciri khas busana Indonesia.

“Ini untuk membangun dari sisi aspek budaya bangsa. Jika kecintaan pada budaya sendiri terus tumbuh maka ini menjadi cara yang efektif dalam mengeliminasi budaya transnasional,” ujar Boy Rafly.

Karena kebaya merupakan identitas asli masyarakat Indonesia, maka warisan budaya ini perlu dijaga sehingga tidak diklaim asing. Untuk itu muncul pendaftaran kebaya agar diakui sebagai warisan budaya Indonesia oleh UNESCO.

Baca Juga :  Pakar Hukum: Vonis Mati Herry Wirawan Semoga Bisa Penuhi Rasa Keadilan

Banyak gerakan yang dilakukan di Indonesia bahkan sampai dengan warga Indonesia di luar negeri yang menggalakkan penggunaan kebaya. Salah satunya sejumlah komunitas yang tergabung dalam Tradisikebaya.id.

Tradisikebaya.id melakukan gerakan Lenggang Bali Pertiwi yang dilangsungkan di Yellow Garden Adventures, di desa Bongkasa Pertiwi, Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung.

“Gelaran ini dilangsungkan selama dua hari Kamis dan Jumat, 27 dan 28 Oktober.” Ujar Ketua Asosiasi Komunitas Musisi Indie Kreatif (ASKOMIK), Gatut Suryo pada Kamis (27/10).

Gatut Suryo mengatakan Gelaran ini melibatkan banyak komunitas yang mendukung kampanye kebaya agar diakui sebagai warisan tak benda milik Indonesia.

“Acara seperti ini sesungguhnya sudah masif dilakukan oleh banyak komunitas di Indonesia, kita berharap supaya pemerintah mempermudah jalan menjadikan kebaya ini sebagai warisan tak benda seperti Reyog juga batik,” ujar Gatut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *