Amerika Serikat (AS) pada Jumat (27/8/2021) menolak kemungkinan pengakuan cepat untuk pemerintah Taliban di Afghanistan. AS juga mengatakan, belum memutuskan apakah akan mempertahankan keberadaan diplomatiknya di Afghanistan setelah penarikan pasukan minggu depan. “Saya ingin benar-benar jelaskan: tidak ada ketergesaan memberi pengakuan dalam bentuk apa pun oleh Amerika Serikat atau mitra internasional mana pun yang telah kami ajak bicara,” kata juru bicara Gedung Putih Jen Psaki kepada wartawan, dikutip dari AFP.
Amerika Serikat menyatakan, pengakuan terhadap rezim Taliban di masa depan akan bergantung pada apakah kelompok itu tetap tidak mengizinkan wilayah Afghanistan digunakan sebagai basis terorisme, dan bagaimana memberi penghormatan terhadap hak asasi manusia, terutama perempuan. Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Ned Price, mengatakan bahwa Taliban telah meminta agar diplomat Amerika Serikat tetap berada di negara itu setelah pasukan AS yang tersisa ditarik keluar pada Selasa (31/8/2021). “Mereka sudah menjelaskan kepada kami dalam komunikasi bahwa mereka ingin kehadiran diplomatik Amerika tetap ada,” kata Price.
Pada akhirnya, tentu saja, itu tidak tergantung pada Taliban.” “Ini adalah tekad yang perlu kita buat konsisten dengan hak prerogatif utama dan itu adalah keselamatan dan keamanan pejabat Amerika,” katanya.
Dia melanjutkan, Taliban berjanji untuk memberikan keamanan dan perlindungan, tetapi Price merasa itu hanya kata-kata dan Washington akan membutuhkan jaminan lebih lanjut sebelum membuat keputusan apa pun. Setelah Taliban kuasai Afghanistan pada 15 Agustus, diplomat yang tersisa dari kedutaan AS melarikan diri ke bandara yang diamankan AS di ibu kota. Amerika Serikat lalu melakukan kontak dekat dengan Taliban untuk menyelesaikan evakuasi puluhan ribu orang dari Afghanistan yang penuh risiko, guna mengakhiri perang 20 tahun.