Buku harian
Buku harian (bahasa Inggris: diary) berasal dari bahasa Latin yaitu diarium (diaria) yang akar katanya diumus, artinya masukan sehari-hari (memasukkan atau menulis setiap hari) tentang sesuatu yang terjadi atau peristiwa dalam sehari yaitu 24 jam. Yang dimaksud peristiwa di sini bersifat sangat pribadi. Dalam bahasa Perancis Kuno, diary disebut sebagai jour yang kemudian menjadi journal atau jurnal yang mempunya arti sama dengan diarium. Dalam perkembangannya, istilah jurnal dipergunakan sebagai sebutan media cetak berkala dan juga dalam bidang keuangan disebut pembukuan (akuntansi). Di Jepang, diary disebut pillowbook (catatan yang ditaruh di bawah bantal) dan di Eropa dikenal dengan sebutan page of a day (lembaran sebuah hari). Di Indonesia, diary disebut sebagai catatan harian, yaitu dipergunakan untuk mencatat kejadian yang dialaminya sehari-hari.[1] Penulisan buku harian memiliki tujuan agar sang penulis dapat mengingat pengalamannya yang pernah dialami, baik itu pengalaman yang menyenangkan, pengalaman yang menyedihkan, ataupun pengalaman yang aneh.[2].
Manfaat[sunting | sunting sumber]
- Mengurangi stress.
- Mengontrol emosi.
- Melatih disiplin diri.
- Meningkatkan kesehatan fisik.
- Memecahkan masalah dan merapihkan pikiran.
- Meningkatkan kualitas hidup.
- Menyembuhkan luka hati dan meningkatkan perasaan positif terhadap diri sendiri.
- Membuat hidup lebih produktif.[3]
Rujukan[sunting | sunting sumber]
- ^ Pranoto, Naning (2006). From Diary to be Story. Jakarta: Penebar PLUS+. hlm. 6. ISBN 979-3927-12-7.
- ^ Putri, Arum Sutrisni. Putri, Arum Sutrisni, ed. “Buku Harian: Konsep, Ciri, Tujuan dan Manfaat”. Kompas.com. Diakses tanggal 2020-12-18.
- ^ Firscha, Patricia (21 Desember 2018). “Apapun Medianya, Begini 8 Manfaat Utama Menulis Diary Menurut Medis”. IDN Times. Diakses tanggal 2020-12-30.