Hallo sobat jualin, kita adalah tempat terpercaya buat sobat semua untuk yang mau menjual laptopnya. Mulai dari kondisi normal sampai dengan kondisi kerusakan ringan tetapi untuk kondisi mati total kami belum bisa bantu ya sobat..
Jualinlaptop.id pun hadir di beberapa kota loh… Seperti di kota-kota di Jabodetabek dan ada juga nih yang di luar Jabodetabek sobat yaitu di kota Semarang,Yogyakarta dan juga Bandung nih sobat.
Untuk sobat semua yang ingin menjual laptopnya atau ingin mengedek harga laptop sobat bisa banget nih langsung aja sobat bisa menghubungi kita dengan 2 cara, yaitu :
1. Sobat bisa membuka website kita di jualinlaptop id nah, nanti sobat semua akan diarahkan ke website dengan tampilan seperti ini yaa..
Setelah itu tinggal sobat isi untuk Data Penerima dan tunggu beberapa saat nanti akan segera dihubungi oleh Customer Servis kami.
2. Ada juga nih cara selanjutnya yaitu melalui datang langsung ke lokasi kami sobat.
Berikut adalah lokasi-lokasi yang bisa sobat datangi berdasarkan daerah asal sobat atau daerah yang sobat tempati saat ini, kami buka tiap hari dari jam 11:00 sampai jam 20:00
Bandung : Jl. Sukakarya II No.30, Kel. Sukagalih, Sukajadi, Kota Bandung.
Hallo sobat jualin, kita adalah tempat terpercaya buat sobat semua untuk yang mau menjual laptopnya. Mulai dari kondisi normal sampai dengan kondisi kerusakan ringan tetapi untuk kondisi mati total kami belum bisa bantu ya sobat..
Jualinlaptop.id pun hadir di beberapa kota loh… Seperti di kota-kota di Jabodetabek dan ada juga nih yang di luar Jabodetabek sobat yaitu di kota Semarang,Yogyakarta dan juga Bandung nih sobat.
Untuk sobat semua yang ingin menjual laptopnya atau ingin mengedek harga laptop sobat bisa banget nih langsung aja sobat bisa menghubungi kita dengan 2 cara, yaitu :
1. Sobat bisa membuka website kita di jualinlaptop id nah, nanti sobat semua akan diarahkan ke website dengan tampilan seperti ini yaa..
Setelah itu tinggal sobat isi untuk Data Penerima dan tunggu beberapa saat nanti akan segera dihubungi oleh Customer Servis kami.
2. Ada juga nih cara selanjutnya yaitu melalui datang langsung ke lokasi kami sobat.
Berikut adalah lokasi-lokasi yang bisa sobat datangi berdasarkan daerah asal sobat atau daerah yang sobat tempati saat ini, kami buka tiap hari dari jam 11:00 sampai jam 20:00
Bandung : Jl. Sukakarya II No.30, Kel. Sukagalih, Sukajadi, Kota Bandung.
Usai Membunuh, Tersangka Bawa Kabur Barang-barang Berharga Korban
Sebelumnya, Wakasat Reskrim Polres Metro Depok, AKP Nirwan Pohan mengatakan, Polres Metro Depok mendapati pengakuan dari tersangka usai membunuh korban. Tersangka membawa barang berharga milik korban dari kamar kosnya.
“Tersangka ini membawa MacBook, handphone Iphone, dan dompet korban,” ujar Nirwan kepada Liputan6.com, Jumat (4/8/2023).
Nirwan menjelaskan, sebelum kejadian korban sempat pulang kampung (ke rumahnya) dan kembali lagi ke indekos. Korban kembali ke kampus dikarenakan mendapat tugas untuk membimbing mahasiswa baru.
“Korban ini dapat tugas membimbing mahasiswa baru, sebelumnya sempat pulang ke kampungnya,” jelas Nirwan.
Usai pulang kampung, keluarganya sempat menghubungi korban, namun tidak mendapatkan respons. Akhirnya keluarga yang tinggal di daerah dekat kos, mendatangi tempat kos korban di Kukusan.
“Akhirnya keluarganya sempat meminjam kunci penjaga kos, saat pintu terbuka, korban ditemukan di bawah tempat tidur,” ucap Nirwan.
Mahasiswa UI Dibunuh Senior Sempat Melawan, Cincin Tersangka Tersangkut di Tenggorokan Korban
Polres Metro Depok sedang mengungkap pembunuhan yang dilakukan tersangka Altafasalya Ardnika Basya alias AAB (23) terhadap adik tingkatnya di Fakultas Sastra Rusia, Universitas Indonesia
Polres Metro Depok sedang mengungkap pembunuhan yang dilakukan tersangka Altafasalya Ardnika Basya alias AAB (23) terhadap adik tingkatnya di Fakultas Sastra Rusia, Universitas Indonesia, Muhammad Naufal Zidan alias MNZ (19). Saat terjadi aksi pembunuhan, korban sempat melakukan perlawanan dan tertelan cincin pelaku.
Wakasat Reskrim Polres Metro Depok, AKP Nirwan Pohan, membenarkan saat peristiwa pembunuhan yang dilakukan tersangka mendapatkan perlawanan dari korban. Korban sempat menggigit tangan tersangka.
“Iya korban sempat melawan saat akan ditusuk tersangka dari belakang,” ujar Nirwan, Jumat (4/8/2023).
Nirwan menjelaskan, kejadian berawal dari tersangka main ke indekos korban di Kukusan, pada Rabu (2/8/2023). Saat itu, tersangka izin untuk kembali ke tempat kosnya kepada korban. Namun saat korban membuka pintu, tersangka menendang kepala korban.
“Tersangka menendang kepala korban dan setelah itu melakukan penusukan sekitar pukul 18.30 WIB,” jelas Nirwan.
Tidak sampai di situ, lanjut Nirwan, korban sempat melakukan perlawanan dengan menggigit tangan tersangka. Cincin yang dikenakan tersangka tertelan korban dan masuk ke dalam kerongkongan korban.
“Cincin tersangka tertelan dan tertinggal di kerongkongan korban, lalu tersangka menusuk korban dari belakang,” ucap Nirwan.
Nirwan mengungkapkan, setelah tersangka menusuk korban menggunakan pisau lipat, tersangka membungkus mayat korban menggunakan kantong plastik hitam. Setelah terbungkus, mayat korban disimpan di kolong tempat tidur.
“Dari saat itu orang tua korban tidak dapat menghubungi korban,” kata Nirwan.
Dikarenakan korban tidak dapat dihubungi, orang tua mahasiswa UI itu meminta paman korban yang tinggal di Cempaka Putih untuk datang ke kos korban. Sesampainya di sana, kamar korban terkunci dan meminta bantuan penjaga kos.
“Kamar kos terkunci, pamannya meminta penjaga untuk membuka pintu kamar kos korban,” ujar Nirwan.
Setelah dibuka, paman korban melihat bungkusan hitam berada di bawah tempat tidur. Saat bungkusan tersebut ditarik, keluarlah kaki manusia sehingga paman korban kaget dan lari keluar kamar.
“Saat ditarik ternyata kaki manusia sehingga dia kaget lari keluar, langsung lapor,” kata Nirwan.
Mengetahui hal tersebut, Polsek Beji dan Polres Metro Depok mendatangi lokasi dan melakukan olah TKP. Berbekal pengembangan informasi dan petunjuk di TKP, tim gabungan Polres Metro Depok berhasil mengamankan tersangka.
“Sampai saat ini motifnya tersangka ingin menguasai barang milik korban,” kata Nirwan.
Saab 35 Draken merupakan sebuah pesawat tempursupersoniksayap delta yang dikeluarkan oleh Saab antara tahun 1955 hingga 1974. Draken telah dibangun untuk mengantikan pesawat Saab J 29 Tunnan dan kemudian pesawat J 32B. J 35 merupakan sebuah pesawat pejuang kecepatan supersonik era Perang Dingin yang efisien. Pesawat ini juga telah diekspor ke negara-negara lain.
Dorr, Robert F., René J. Francillon and Jay Miller. Saab J35 Draken (Aerofax Minigraph no. 12). Arlington, TX: Aerofax Inc., 1987. ISBN 0-942548-17-5.
Erichs, Rolph et al. The Saab-Scania Story. Stockholm: Streiffert & Co., 1988. ISBN 91-7886-014-8.
Jørgensen, Jan. Saab 35 Draken: Scandinavian “Cold War” Warrior. Shrewsbury, UK: Airlife Publishing Ltd., 1997. ISBN 1-85310-729-8.
Taylor, John W.R. “Saab 35 Draken.” Combat Aircraft of the World from 1909 to the present. New York: G.P. Putnam’s Sons, 1969. ISBN 0-425-03633-2.
This Happens in the Swedish Air Force (brochure). Stockholm: Information Department of the Air Staff, Flygstabens informationsavdelning, Swedish Air Force, 1983.
Widfeldt, Bo. Draken. Inbunden, Sweden: Air Historic Research AB U.B., 1995. ISBN 91-971605-4-7.
Hallo sobat jualin, kita adalah tempat terpercaya buat sobat semua untuk yang mau menjual laptopnya. Mulai dari kondisi normal sampai dengan kondisi kerusakan ringan tetapi untuk kondisi mati total kami belum bisa bantu ya sobat.
Jualinlaptop.id pun hadir di beberapa kota loh… Seperti di kota-kota di Jabodetabek dan ada juga nih yang di luar Jabodetabek sobat yaitu di kota Semarang,Yogyakarta dan juga Bandung nih sobat.
Untuk sobat semua yang ingin menjual laptopnya atau ingin mengedek harga laptop sobat bisa banget nih langsung aja sobat bisa menghubungi kita dengan 2 cara, yaitu :
Sobat bisa membuka website kita di jualinlaptop id nah, nanti sobat semua akan diarahkan ke website dengan tampilan seperti ini yaa..
Setelah itu tinggal sobat isi untuk Data Penerima dan tunggu beberapa saat nanti akan segera dihubungi oleh Customer Servis kami
2. Ada juga nih cara selanjutnya yaitu melalui Nomor Whatsapp kami sobat.
Berikut adalah nomor-nomor yang bisa sobat hubungi berdasarkan daerah asal sobat atau daerah yang sobat tempati saat ini 😊
Bandung : 0813-2103-0351
Bekasi : 0812-1391-0443
Bogor : 0821-1511-2231
Depok : 0821-2485-8945
Jakarta : 0821-2427-7964
Tangerang : 0821-1494-6046
Semarang : 0813-9178-7514
Yogyakarta : 0812-1564-5041
Mudah bukan sobat, jadi sobat semua tidak perlu ragu lagi untuk jual laptopnya dengan mudah,aman dan terpercaya
Hallo sobat jualin, kita adalah tempat terpercaya buat sobat semua untuk yang mau menjual laptopnya. Mulai dari kondisi normal sampai dengan kondisi kerusakan ringan tetapi untuk kondisi mati total kami belum bisa bantu ya sobat.
Jualinlaptop.id pun hadir di beberapa kota loh… Seperti di kota-kota di Jabodetabek dan ada juga nih yang di luar Jabodetabek sobat yaitu di kota Semarang,Yogyakarta dan juga Bandung nih sobat.
Untuk sobat semua yang ingin menjual laptopnya atau ingin mengedek harga laptop sobat bisa banget nih langsung aja sobat bisa menghubungi kita dengan 2 cara, yaitu :
Sobat bisa membuka website kita di jualinlaptop id nah, nanti sobat semua akan diarahkan ke website dengan tampilan seperti ini yaa..
Setelah itu tinggal sobat isi untuk Data Penerima dan tunggu beberapa saat nanti akan segera dihubungi oleh Customer Servis kami
2. Ada juga nih cara selanjutnya yaitu melalui Nomor Whatsapp kami sobat.
Berikut adalah nomor-nomor yang bisa sobat hubungi berdasarkan daerah asal sobat atau daerah yang sobat tempati saat ini 😊
Bandung : 0813-2103-0351
Bekasi : 0812-1391-0443
Bogor : 0821-1511-2231
Depok : 0821-2485-8945
Jakarta : 0821-2427-7964
Tangerang : 0821-1494-6046
Semarang : 0813-9178-7514
Yogyakarta : 0812-1564-5041
Mudah bukan sobat, jadi sobat semua tidak perlu ragu lagi untuk jual laptopnya dengan mudah,aman dan terpercaya
Coldplay adalah grup musik rock Inggris yang dibentuk tahun 1997. Saat ini beranggotakan Chris Martin sebagai vokalis, Jonny Buckland sebagai gitaris, Guy Berryman sebagai bassis, Will Champion sebagai drumer dan perkusionis, dan Phil Harvey sebagai pengarah kreatif.[a] Mereka bertemu saat menjalani kuliah di University College London (UCL) dan mulai bermusik sejak 1997 hingga 1998, awalnya bernama Starfish.
Coldplay kemudian mendiversifikasi suaranya selama 5 album studio berikutnya, yang terbaru adalah Music of the Spheres (2021). Setiap album memuat tema yang khas dan menambah gaya-gaya baru ke dalam repertoar aslinya, seperti electronica, ambien, pop, R&B, klasik, dan rock progresif. Mereka dikenal karena penampilan panggungnya yang “euforis”[3] dan “menghanyutkan”,[4] yang dianggap NME sebagai “sangat hidup dan paling masuk akal”.[5] Pada 2018, sebuah film dokumenter yang disutradarai Mat Whitecross dirilis di bioskop untuk memperingati ulang tahunnya yang ke-20.
Dengan 100 juta album terjual, Coldplay menjadi artis musik terlaris.[b] Menurut Fuse, mereka menjadi grup musik keenam yang banyak diberi penghargaan sepanjang sejarah, termasuk yang terbanyak dinominasikan dan menang pada Penghargaan Brit. Mereka juga menjadi band ketujuh yang sukses menyelenggarakan tur konser dengan pendapatan kotor terbesar, ketiga pada 50 album dengan penjualan terbaik di Britania Raya, album pertama di negara tersebut, artis yang mendapatkan posisi pertama dengan semua album studionya,[8] dan menjadi grup Inggris pertama yang debut di posisi pertama pada Billboard Hot 100. Coldplay menjadi band paling berpengaruh pada abad ke-21, dan Forbes menyebutnya sebagai acuan skena alternatif. Rock and Roll Hall of Fame memasukkan album A Rush of Blood to the Head sebagai “200 Album Definitif” dan singel “Yellow” sebagai “Lagu Pembentuk Rock and Roll”, sehingga menjadi salah satu rekaman tersukses dan penting dalam sejarah industri musik. Terlepas dari popularitas dan pengaruhnya, Coldplay telah mendapatkan reputasi sebagai ikon musik yang terpolarisasi.
Perubahan nama terakhir atas persetujuan teman dekat dan sesama mahasiswa UCL, Tim Crompton. Tim sedang mengajak teman sekolah lamanya untuk membentuk band (yakni, Bettina Motive). Sembari menunggu mobil pengangkut yang molor, ia mempertimbangkan nama itu setelah menemukan salinan buku Philip Horky, Child’s Reflections, Cold Play. Tim memiliki daftar nama potensial tetapi Cold Play langsung ditolak; dan temannya juga tidak menyukainya, sehingga mereka membuangnya. Starfish dengan senang hati mengambilnya.
—Life in Technicolor: A Celebration of Coldplay, 2018[9]
Chris Martin dan Jonny Buckland pertama kali bertemu saat menjalani orientasi studi dan pengenalan kampus di UCL, September 1996.[10] Mereka berdua mulai menulis lagu pada 1997 dan latihan setiap malam.[11]Guy Berryman menjadi orang ketiga yang bergabung dan merekam demo tanpa drumer, mereka menamai bandnya sebagai Big Fat Noises pada November.[12] Pada 1998, Will Champion melengkapi keanggotaannya.[13] Ia menjelaskan bahwa Martin, Buckland, dan Berryman datang ke rumahnya karena teman sekamarnya punya drum dan drummer yang bagus, tetapi belum datang, “jadi aku coba-coba saja”.[13]
Champion menjadwalkan tur konser mereka beberapa hari setelah bergabung.[14] Mereka belum menyepakati sebuah nama, dan menamakan diri mereka Starfish. Tur dilaksanakan 16 Januari 1998 di The Laurel Tree, Camden.[14] Mereka menyepakati Coldplay beberapa minggu kemudian.[14] Pada Mei 1998, band tersebut merilis Safety, sebuah EP yang didanai oleh teman dekat mereka, Phil Harvey.[15] Sebanyak 500 kopi dicetak, dan 150 dijual.[16] Harvey menjual kopian pertamanya ke teman sekamarnya seharga £3 dan sisanya diberikan ke label rekaman.[17]
Saat Martin mengeluhkan perilaku promotor Camden, Harvey menyarankan grup tersebut untuk memesan konser mereka sendiri di Dingwalls, dan mereka berhasil menjual 50 eksemplar Safety.[17] Konser tersebut dipertimbangkan ketika Harvey mulai mengelola Coldplay dan ia kemudian mengundurkan diri dari program studi Klasika di Trinity College, Oxford.[15] Akan lebih banyak konser dijadwalkan sepanjang musim panas, termasuk dua konser bersama Keane.[18] Martin mengundang Tim Rice-Oxley sebagai kibordis tambahan Coldplay, tetapi “ketika kami membahasnya lagi beberapa minggu kemudian, dia mengatakan bahwa anggota band lain tidak tertarik untuk menambah anggota”.[18] Pada September 1998, mereka tampil di In the City, Manchester dan bertemu dengan A&R Debs Wild.[19] Setelah merilis Safety, mereka merilis kaset demo “Ode to Deodorant” dan “Brothers & Sisters“.[20]
Wild memberi kabar kepada pegawai BMG Publishing Caroline Elleray dan pengacara musik Gavin Maude tentang adanya band.[20] Elleray berbicara kepada Dan Keeling di Parlophone tetapi ia sudah menyampaikannya.[20] Sementara itu, Maude berbicara kepada Simmon Williams dari Fierce Panda Records, yang kemudian menyampaikannya lagi kepada Steve Lamacq di BBC Radio.[20] Pada 3 Januari 1999, Coldplay menjadi artis pertama tanpa label yang menjadi tamu di acara Lamacq, Evening Session.[21] Beberapa bulan kemudian, mereka membuat kesepakatan jangka pendek dengan Fierce Panda dan merekam ulang “Brothers & Sisters”.[22] Enam label lainnya menawarkan kontrak seiring popularitasnya, tetapi mereka ingin bersama Parlophone, yang membuat Elleray mengontak Keeling sekali lagi.[23] Ia mengubah cara pandangnya dan kesepakatan akhirnya ditandatangani pada APril 1999 di Alun-Alun Trafalgar, bulan yang sama ketika “Brothers & Sisters” dirilis sebagai singel.[23] Selanjutnya mereka fokus belajar untuk mempersiapkan ujian akhir di UCL.[24]
Pada 27 Juni 1999, Coldplay pertama kali tampil di Festival Glastonbury pada panggung New Bands Tent.[25] Mereka kelak merekam The Blue Room, yang terjual 5.000 kopi ke publik.[26] Sesi-sesi tersebut awalnya disiapkan untuk Parachutes (2000) tetapi situasi berubah menjadi kacau,[27] ketika Martin dan Champion berselisih terkait kemampuan Champion sebagai drummer: “Tiga hari berikutnya, kami merasa sengsara, […] kami memintanya untuk kembali. Mereka membuatku banyak minum vodka dan jus cranberry untuk mengenang betapa buruknya pekerjaan yang kulakukan”.[28] Setelah mereka islah, band tersebut mulai mengerjakan materi secara demokratis, dan menetapkan peraturan bahwa setiap anggota yang menggunakan narkoba akan dikeluarkan dari grup, seperti yang ditetapkan R.E.M. dan U2.[29]
Grup musik ini merencanakan untuk merekam album debut mereka, Parachutes, selama dua minggu. Namun, karena kesibukan konser, rekaman dilakukan antara September 1999 dan April–Mei 2000.[30] Album ini direkam di Rockfield Studios, Matrix Studios, dan Wessex Sound Studios dengan produser Ken Nelson, meski sebagian besar lagu Parachutes direkam di Parr Street Studios Liverpool (di mana mereka menggunakan tiga ruang studio). Teknisi audio Amerika Serikat Michael Brauer di New York ditugasi untuk proses mixing.[31] Selama waktu itu mereka bermain di Carling Tour, yang banyak menampilkan artis pendatang baru.[32]
Setelah merilis 2 EP tanpa lagu hits, Coldplay menapaki hit Top 40 dengan merilis singel utama dari Parachutes, “Shiver”, yang dirilis Maret 2000, pekan yang sama ketika Coldplay bermain sebagai penampil pendukung band Terris di The Forum, Tunbridge Wells dalam acara NME Premier Tour.[33] “Shiver” memuncaki posisi ke-35 position pada UK Singles Chart.[34] Juni 2000 menjadi titik balik Coldplay: band tersebut menyelenggarakan tur penampil utama pertamanya, termasuk penampilan di Festival Glastonbury. Band ini juga merilis lagu “Yellow“;[35]sebagai rilis pertama yang mencapai 5 besar dan naik ke posisi keempat UK Singles Chart.[35] Video musik “Yellow”, yang dikenal cukup minimalis, disyuting di Studland Bay, Dorset, dan menampilkan Martin menyanyi lagu tersebut dalam satu kali pengambilan saat ia berjalan di tepi pantai.[36] “Yellow” dan “Shiver” awalnya dirilis sebagai EP pada musim semi 2000.[37] “Yellow” dirlis sebagai singel di Britania Raya pada 26 Juni 2000. Di Amerika Serikat, lagu itu dirilis sebagai singel utama dari album debut yang awalnya tak berjudul. Pada Oktober 2000, trek tersebut dikirim ke radio alternatif dan radio kampus di Amerika Serikat.[38]
Coldplay merilis Parachutes pada 10 Juli 2000 di Britania Raya melalui label rekaman mereka, Parlophone. Album ini debut di posisi pertama pada UK Albums Chart.[39] Di Amerika Utara, album tersebut dirilis 7 November 2000 oleh label rekaman Nettwerk.[40] Album ini juga tersedia dalam berbagai format sejak perilisan awal; baik Parlophone dan Nettwerk merilisnya sebagai CD pada tahun 2000, dan juga dirilis sebagai kaset oleh label Amerika Serikat, Capitol, pada tahun 2001. Tahun berikutnya, Parlophone mengeluarkan album sebagai long-play.[41] Empat single dirilis dari Parachutes, termasuk “Shiver” dan “Yellow”, dan menikmati popularitas di Inggris dan AS.[42] Single ketiga adalah “Trouble”, yang mencapai posisi ke-10 di tangga lagu Inggris.[43] “Trouble” dirilis lebih dari setahun kemudian di AS, dan mencapai posisi ke-28 di tangga Alternative Songs.[44] Pada bulan Desember 2001, band ini merilis CD edisi terbatas, Mince Spies, yang menampilkan remix dari “Yellow” dan lagu Natal “Have Yourself a Merry Little Christmas”. CD tersebut dicetak 1.000 eksemplar, dan hanya diterbitkan untuk penggemar dan jurnalis.[45]
Parachutes dinominasikan di Mercury Music Prize pada September 2000.[46] Setelah sukses di Eropa, band ini mengarahkan pandangan mereka ke Amerika Utara,[47] dengan merilis album di sana pada November 2000, dan memulai US Club Tour pada Februari 2001.[48] Pada Penghargaan Brit Februari 2001 di bulan Februari, Coldplay mendapatkan penghargaan Grup Britania Raya Terbaik, dan Album Britania Raya Terbaik.[49] Meskipun Parachutes sukses dengan lambat di Amerika Serikat, akhirnya mendapat sertifikasi double-platinum.[50] Album ini diterima dengan sangat baik dan mendapatkan penghargaan Album Musik Alternatif Terbaik di Penghargaan Grammy 2002.[51] Chris Martin berkata bahwa dengan dirilisnya Parachutes, ia berusaha untuk mengangkat status band menjadi “band terbaik dan terbesar di dunia”.[52] Setelah mengelola band seorang diri hingga awal 2001, Harvey mengundurkan diri karena stres sehingga ia memerlukan tim untuk mengisi manajemen band. Dia menjadi pengarah kreatif grup dan sering disebut sebagai anggota kelima mereka; dan Dave Holmes menggantikannya sebagai manajer.[53]
Bela Anies, Demokrat: Proyek Sodetan Ciliwung Mandek Justru saat Jokowi Jadi Gubernur
Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyinggung bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sempat tidak menyelesaikan permasalahan pembebasan lahan proyek Sodetan Ciliwung, Jakarta Timur.
Akibatnya, proyek Sodetan Ciliwung sempat terhenti pengerjaannya alias mangkrak di era Gubernur Anies Baswedan.
Partai pengusung bakal calon presiden (bacapres) Anies Baswedan angkat suara. Mereka menilai justru mandeknya proyek Sodetan Ciliwung sejak Jokowi menjabat gubernur DKI Jakarta.
Partai Demokrat mengungkapkan bahwa proyek Sodetan Ciliwung dimulai ketika era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ketika itu Jokowi masih menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta.
“Proyek Sodetan Ciliwung ini dimulai di Pemerintahan Pak SBY yang kala itu Pak Jokowi masih menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta. Tahapan untuk pembebasan lahan dimulai sejak masa itu,” ujar Deputi Bappilu Partai Demokrat Kamhar Lakumani kepada wartawan, Selasa (1/8/2023).
Sehingga lambat atau mandeknya pembebasan lahan justru bermula ketika era Jokowi. Bukan di era Anies Baswedan.
“Jadi lamban atau mandeknya pembebasan lahan yang menjadi kendala atau hambatan percepatan proyek ini justru bermula pada masa itu (era Gubernur Jokowi),” kata Kamhar.
Maka, kata Kamhar, bila berjalan sesuai rencana, di era Jokowi yang kemudian dilanjutkan oleh Ahok-Djarot, proyek Sodetan Ciliwung seharusnya sudah selesai.
“Jika pembebasan lahan itu berjalan sesuai rencana, masih di masa Pak Jokowi sebagai gubernur yang kemudian dilanjutkan Ahok-Djarot, proyek ini mestinya sudah kelar,” kata Kamhar.
Jadi Tersangka Penistaan Agama, Panji Gumilang Kembali Diperiksa Rabu Siang
Liputan6.com, Jakarta – Bareskrim Polri belum memutuskan untuk menahan tersangka penistaan agama pimpinan pondok pesantren (ponpes) Al-Zaytun, Panji Gumilang. Setelah ditetapkan sebagai tersangka kasus penistaan agama, Selasa (1/8) kemarin.
Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen Djuhandhani Rahardjo Puro menjelaskan, belum dilakukan penahanan. Karena pemeriksaan yang sempat tertunda dan baru akan dilanjutkan Rabu (2/8) siang nanti
“Tadi malam pukul 01.00 PG meminta pemeriksaan dihentikan dulu, dan yang bersangkutan meminta dilanjut pemeriksaan Siang ini,” kata Djuhandhani dalam keterangan tertulis.
Adapun, selama menunggu pemeriksaan yang akan dilakukan nanti siang. Penyidik sementara menitipkan Panji sementara di Rumah Tahanan (Rutan) Bareskrim Polri.
“Selanjutnya yang bersangkutan di titip di Tahanan Bareskrim Polri,” jelasnya.
Namun demikian ketika disinggung soal penahanan, Jenderal Bintang Satu itu masih enggan membeberkan tindakan selanjutnya. Sebab, penyidik masih memiliki waktu untuk melakukan pemeriksaan sampai 21.00 WIB nanti
“Baru penangkapan, di situ penyidik mempunyai kewenangan 1×24 jam, kita lihat nanti jam 21.00 WIB,” imbuhnya.
Jadi Tersangka Penistaan Agama
Sebelumnya, Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang ditetapkan menjadi tersangka setelah menjalani pemeriksaan di Bareskrim Polri. Penetapan tersangka itu setelah penyidik melakukan gelar perkara.
“Dari hasil proses gelar perkara semua sepakat untuk menaikkan PG menjadi tersangka,” kata Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri Brigjen Pol. Djuhandhani Rahardjo Puro, Selasa (1/8/2023).
Djuhandhani mengatakan selanjutnya Panji Gumilang bakal langsung ditangkap. “Surat sudah dikeluarkan untuk penangkapan dan penahanan,” katanya.