Liputan6.com, Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam rangkaian kunjungan kerja ke Gresik turut meninjau perkembangan pembangunan smelter PT Freeport Indonesia (PTFI). Itu direncanakan menjadi smelter tembaga desain single line terbesar di dunia.
Jokowi menyampaikan apresiasinya atas realisasi kemajuan pembangunan smelter yang akan mencapai 72 persen, dan ditargetkan dapat selesai sebelum Mei 2024.
Menurut Jokowi, hasil produksi dari smelter tersebut harus diintegrasikan dengan hasil komoditas tambang lainnya yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Kemudian diolah menjadi produk akhir bernilai tambah seperti kendaraan listrik dan baterainya.
“Jadi, ke depan kita memiliki daya saing di situ. Competitiveness kita ada di situ. Smelter ini pijakan fondasi untuk kita menjadi negara maju karena dari yang bertumpu kepada konsumsi, bertumpu sekarang kepada produksi,” ujar Jokowi dalam keterangan tertulis yang dikeluarkan Kementerian Investasi/BKPM, Rabu (21/6/2023).
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menambahkan, hilirisasi merupakan kunci agar Indonesia dapat berubah dari negara berkembang menjadi negara maju. Salah satunya melalui hilirisasi sumber daya mineral, yaitu tembaga yang diolah di smelter PT Freeport Indonesia.
Lebih lanjut, nilai investasi PTFI untuk proyek ini telah menyentuh USD 2,2 miliar atau setara Rp 33 triliun per Mei 2023. Dari total investasi USD 3 miliar atau sekitar Rp 45 triliun, dan telah menyerap 15.000 tenaga kerja Indonesia.
“Melalui proyek smelter ini, kita lakukan hilirisasi untuk penciptaan nilai tambah. Kita ingin Indonesia yang tidak hanya dikenal karena sumber daya alamnya saja, tapi karena produknya,” kata Bahlil.
“Sudah terbukti, hilirisasi sumber daya mampu meningkatkan pendapatan negara. Nikel contohnya, naik dari USD 3,3 miliar menjadi USD 30 miliar setelah kita stop ekspor nikel dan lakukan hilirisasi,” sambungnya.
Sementara Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas mengungkapkan, proyek smelter ini merupakan kontribusi PTFI dalam hilirisasi pertambangan. Sesuai dengan fokus pemerintah Indonesia yang mendorong transformasi ekonomi melalui hilirisasi.
Apalagi, Tony menyampaikan, Indonesia memiliki sumber daya yang melimpah untuk menyuplai konsentrat ke Gresik untuk dimurnikan menjadi katoda tembaga, emas batangan dan perak batangan. Setelah beroperasi nanti, smelter ini akan mampu menghasilkan 600.000 ton tembaga, 50 ton emas, dan 210 ton perak per tahun.
“Tembaga ini digunakan untuk banyak sekali keperluan tapi paling utama untuk penghantar listrik, termasuk untuk kendaraan listrik. Tembaga ke depannya sangat menjanjikan, beruntung sekali Indonesia menjadi salah satu pemain utama tembaga,” ungkap Tony.