Windah Basudara
Penyuntingan Artikel oleh pengguna baru atau anonim untuk saat ini tidak diizinkan hingga 30 Agustus 2023. Lihat kebijakan pelindungan dan log pelindungan untuk informasi selengkapnya. Jika Anda tidak dapat menyunting Artikel ini dan Anda ingin melakukannya, Anda dapat memohon permintaan penyuntingan, diskusikan perubahan yang ingin dilakukan di halaman pembicaraan, memohon untuk melepaskan pelindungan, masuk, atau buatlah sebuah akun. |
Windah Basudara | ||||
---|---|---|---|---|
Informasi pribadi | ||||
Lahir | Brando Franco Windah 14 Maret 1992 | |||
Negara | Indonesia | |||
Pendidikan | STIKOM-London School of Public Relations | |||
Pekerjaan | YouTuber | |||
Kekasih | Agnes Sylvia | |||
Informasi YouTube | ||||
Kanal | ||||
Tahun aktif | 2018–2023[a] | |||
Genre | ||||
Pelanggan | 10 juta[1] (April 2023) | |||
Total tayang | 2.66 miliar[1] (Juni 2023) | |||
Diperbarui: 16 Juni 2023 |
Brando Franco Windah (lahir 14 Maret 1992), secara profesional dikenal sebagai Windah Basudara atau hanya sebagai Brando, merupakan seorang konten kreator Indonesia. Ia terkenal karena siaran langsung pada permainan video di YouTube.[2] Kemudian ia juga dikenal banyak menciptakan istilah, salah satunya adalah “Bocil Kematian”, istilah yang ia gunakan untuk menggambarkan penggemarnya.[3] Pada April 2023, ia memiliki sekitar 10 juta pelanggan di YouTube.[4]
Pada 8 Juni 2021, RRQ mengumumkan di akun Instagramnya (@teamrrq), bahwa Windah Basudara adalah brand ambassador.[5][6][7]
Pada 15 Juli 2022, saluran YouTube utamanya diduga diretas dan akhirnya dihapus pada 16 Juli 2022.[8][9][10][11] Salurannya kembali dalam proses pemulihan pada 19 Juli 2022.
Masa muda
Brando Franco Windah lahir pada 14 Maret 1992 di Manado, Sulawesi Utara, merupakan anak kedua dari 4 bersaudara. Dia memiliki dua saudari, Florence Windah dan Caroline Windah, dan seorang adik laki-laki, Vincent Windah.[12] Ketika dia masih di taman kanak-kanak, keluarganya memutuskan untuk pindah dan menetap di Jakarta di mana dia menghabiskan tahun-tahun pembentukannya. Ia bersekolah di SD Santo Vincentius, SMP Marsudirini dan SMA Santo Bellarminus.[13]
Ketika Brando duduk di tingkat sebelas, dia sering diganggu oleh teman-teman sekelasnya, akhirnya membuatnya berhenti sekolah dan bekerja untuk ayahnya sebagai operator warnet. Orang tuanya meyakinkannya untuk melanjutkan pendidikan hingga lulus dengan ijazah, sehingga ia kemudian melamar program sekolah rumah yang dijalankan oleh Kak Seto, seorang Psikolog Indonesia.
Setelah lulus SMA, Brando melanjutkan ke perguruan tinggi di mana ia belajar Hubungan Internasional untuk mendapatkan gelar Sarjana (Strata-1 dalam standar akademik Indonesia) di The London School of Public Relations (LSPR), tetapi ia harus putus sekolah karena kendala ekonomi.
Setelah berhenti kuliah, Brando memulai kehidupan kerjanya sebagai pelayan di sebuah kafe kecil di Jakarta, di mana ia berpenghasilan sekitar Rp900.000 per bulan. Dia berhenti setelah hanya sebulan karena upah yang rendah. Segera setelah itu, Brando mulai bekerja di restoran Bluegrass di Kuningan, Jakarta Selatan, di mana ia dilatih untuk lebih profesional, sehingga keterampilan komunikasinya meningkat pesat.
Setelah tiga bulan di Bluegrass, pejabat hotel dari The Westin Jakarta Hotel mengunjungi restoran dan Brando menerima tawaran pekerjaan di hotel bintang lima yang baru akan dibuka di Gama Tower. Setelah memutuskan untuk menerima tawaran itu, Brando berhenti dari pekerjaannya di restoran. Karena beberapa bulan sebelum The Westin Jakarta buka, dia tidak bisa langsung memulai, sehingga untuk sementara Brando harus mencari pekerjaan di restoran lain.
Setelah bekerja di hotel, Brando mendapat gaji sekitar Rp10.000.000. Setelah kurang lebih dua setengah tahun bekerja di hotel bintang lima tersebut, Brando merasa dirinya dilewatkan untuk promosi dan memutuskan tidak ingin lagi berada di posisi yang sama, sehingga ia mengundurkan diri. Dia bertemu pacarnya Sesilia Agnes saat masih bekerja di hotel.[14]
Kehidupan pribadi
Ketika Brando berada di tahun pertamanya di sekolah menengah, ia mengalami penindasan oleh teman-teman sekolahnya, ini mungkin karena perawakannya yang tinggi dan kurus. Dia tidak memberi tahu orang tuanya karena dia merasa malu untuk mengakui bahwa orang lain melihatnya seperti ini. Bullying berlanjut ke sekolah menengah itulah sebabnya dia memutuskan untuk berhenti di tingkat dua.
Karir
Brando gemar bermain permainan video sejak kecil. Konsol pertama yang dia mainkan adalah Nintendo NES. Sejak awal sekolah dasar, Brando menyukai PlayStation 1 (PSX) dan permainan RPG Suikoden II miliknya.
Ketertarikan Brando pada bermain permainan terus berlanjut hingga dewasa, meski saat itu ia bekerja sebagai pelayan di sebuah hotel bintang lima. Setelah melihat kesuksesan YouTuber seperti MiawAug, ia merasa memiliki potensi untuk menjadi YouTuber Gaming profesional dan memutuskan untuk mengundurkan diri dari hotel. Untuk memulai karir barunya, ia membeli sebuah laptop Asus ROG seharga Rp13.000.000, namun ia masih ragu untuk memulai channelnya sendiri, sehingga ia berencana untuk mengajak dua adiknya, Caroline dan Vincent, agar masing-masing bisa memulai channelnya sendiri di waktu yang sama. Namun, karena mereka masih sekolah, dia tidak punya pilihan selain membangun saluran sendiri. Ia menciptakan saluran Windah Basudara, diambil dari kata Windah yang adalah nama keluarganya, dan Basudara yang berarti bersaudara dalam bahasa Manado.
Untuk mengawali karir YouTubernya, laptop yang Brando bayarkan Rp13 juta untuk sebulan sebelumnya rusak, jadi harus dibawa untuk diperbaiki. Sekarang putus asa, dia mencoba kembali bekerja di hotel, tetapi setiap aplikasi ditolak. Brando menceritakan kepada ibunya, yang menawarinya pinjaman agar dia bisa membeli PC baru. Ia mengungkapkan pernah kesulitan mendapatkan penonton, maka ia mulai menambahkan link spam di chat di beberapa platform media sosial seperti Facebook, Google+ dan Line Square.