Cileungsi, Bogor
Cileungsi | |
---|---|
Koordinat: 6.403656736592419°S 106.96352375870615°EKoordinat: 6.403656736592419°S 106.96352375870615°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jawa Barat |
Kabupaten | Bogor |
Pemerintahan | |
• Camat | – |
Populasi | |
• Total | 360,000 (SP 2.020) jiwa |
Kode Kemendagri | 32.01.07 |
Desa/kelurahan | 12 |
Cileungsi (atau orang sekitar sering menyebut Cilengsi)[a] adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Dahulunya Cileungsi adalah bagian dari Kawedanan Jonggol yang dihapuskan pada tahun 1963 setelah penghapusan Kawedanan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 1963.[1] Sekarang, Cileungsi merupakan kecamatan dengan penduduk terbesar ketiga di Kabupaten Bogor setelah Gunung Putri dan Cibinong, serta merupakan kecamatan termaju kedua (berdasarkan Indeks Pembangunan Manusia) di Kabupaten Bogor setelah Gunung Putri. Pusat kecamatan Cileungsi berada Kawasan Metland Transyogi, Desa Cileungsi yang berada di ketinggian +101 m dpl.[2]
Geografi[sunting | sunting sumber]
Topografi[sunting | sunting sumber]
Kondisi Topografi Kecamatan Cileungsi dengan kemiringan antara 0–18 % dan terletak pada ketinggian antara 55 – 178 m di atas permukaan air laut.
- Ketinggian 55 – 100 m: Limus Nunggal, Pasir Angin, Cipenjo, Cileungsi, Cileungsi Kidul dan Mekarsari.
- Ketinggian 101 – 150 m: Gandoang, Dayeuh, Mampir, Cipeucang, dan Jatisari.
- Ketinggian 151 – 180 m: Setu Sari, dan sebagian Mampir.
Lokasi[sunting | sunting sumber]
Kecamatan Cileungsi terletak di Wilayah timur laut, Kabupaten Bogor yang dahulunya merupakan bagian Wilayah Kawedanan Jonggol. Saat ini Cileungsi adalah salah satu daerah industri terbesar di kawasan Jabodetabek.[3]
Selain sebagai daerah industri, Kecamatan ini juga memiliki tempat wisata yang cukup dikenal di Jabodetabek, yaitu Taman Wisata Mekarsari. Dengan luas 264 Hektar, Taman Wisata ini merupakan salah satu pusat pelestarian buah-buahan tropika terbesar di dunia dan Situ Tunggilis sebuah danau, telaga yang berada di bagian timur kecamatan ini, letaknya tepat berada di samping Jalan Transyogi (Segmen 2 Jonggol Barat).
Batas Wilayah[sunting | sunting sumber]
Utara | Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi |
Timur | Kabupaten Bekasi |
Selatan | Kecamatan Klapanunggal dan Kecamatan Jonggol |
Barat | Kecamatan Gunung Putri |
Pemekaran[sunting | sunting sumber]
Kecamatan Cileungsi akan menjadi bagian dari Daerah Otonomi Baru (DOB) Kabupaten Bogor Timur, bersama 6 (enam) Kecamatan lainnya yaitu : Jonggol, Gunung Putri, Klapanunggal, Sukamakmur, Cariu dan Tanjungsari; serta usulan kecamatan yang sedang dikaji guna mendukung pemekaran tersebut, yaitu Cikeas (pemekaran dari Gunung Putri), Situsari (pemekaran dari Cileungsi, Klapanunggal & Jonggol), Jonggol Selatan (pemekaran dari Jonggol & Sukamakmur) dan Sukawangi (pemekaran dari Sukamakmur). Sementara, Ibukota Kabupaten Bogor Timur direncanakan berada di Kecamatan Jonggol.[4]
Wilayah Timur Kecamatan Cileungsi juga diusulkan dimekarkan bersamaan dengan Pembentukan DOB Kabupaten Bogor Timur, alasannya adalah jumlah penduduk yang sangat besar, sehingga beban pelayanan masyarakat yang dipikul Kecamatan Cileungsi cukup tinggi. Rencananya kecamatan baru tersebut bernama Kecamatan Situsari yang akan terdiri dari beberapa desa antara lain:[5]
- Kecamatan Cileungsi, meliputi Situsari, Gandoang, Mampir, Cipeucang, dan Jatisari;
- Kecamatan Klapanunggal, meliputi Bojong dan Ligarmukti;
- Kecamatan Jonggol, meliputi Singasari.
Desa/Kelurahan[sunting | sunting sumber]
Berikut ini adalah Desa/Kelurahan yang terdapat di Kecamatan Cileungsi, beserta informasi mengenai ketinggian diatas permukaan laut Meter (DPL), luas wilayah, jumlah penduduk dan kepadatan penduduk pada tahun 2019[6]
No. | Ketinggian Meter DPL[7] | Nama Desa | Luas Wilayah (Km2) | Jumlah Penduduk | Kepadatan Penduduk per Km2 |
---|---|---|---|---|---|
1 | 76 – 110 | Cileungsi | 3.54 | 33.281 | 9.401 |
2 | 51 – 95 | Limus Nunggal | 7.16 | 49.711 | 6.942 |
3 | 92 – 121 | Cileungsi Kidul | 6.22 | 49.092 | 7.892 |
4 | 153 – 178 | Setu Sari | 8.74 | 28.573 | 3.269 |
5 | 62 – 105 | Pasir Angin | 5.78 | 39.848 | 6.894 |
6 | 70 – 117 | Cipenjo | 4.90 | 29.210 | 5.961 |
7 | 121 – 139 | Dayeuh | 8.56 | 35.266 | 4.119 |
8 | 136 – 164 | Mampir | 6.01 | 12.531 | 2.085 |
9 | 98 – 131 | Mekarsari | 5.73 | 10.927 | 1.906 |
10 | 110 – 150 | Gandoang | 4.88 | 20.113 | 4.121 |
11 | 118 – 155 | Cipeucang | 4.09 | 17.888 | 4.373 |
12 | 92 – 139 | Jatisari | 4.68 | 10.741 | 2.295 |
51 -178 | Cileungsi | 70.19 | 340,181 | 4.846 |
Transportasi[sunting | sunting sumber]
Angkutan Kota[sunting | sunting sumber]
- D121: Cileungsi-Kampung Rambutan PP
- F33: Cicadas-Cileungsi PP
- F40: Cileungsi-Limusnunggal PP
- F40A: Cileungsi-Pasir Angin PP
- F42: Cileungsi-Situsari PP
- F45: Cileungsi-Gandoang PP
- F46: Cicadas-Jonggol PP
- F47: Cileungsi-Cipenjo PP
- F49: Cileungsi-Bojong Kulur PP
- F60: Cileungsi-Pasir Tanjung PP
- F64: Cibinong-Jonggol PP
- F92: Cileungsi-Bantar Gebang PP
- K02B: Cileungsi-Pondok Gede PP
- K56: Cileungsi-Cawang UKI PP
- P01: Cileungsi-Cisalak PP
- P03: Cileungsi-Ragamanunggal PP
- T02: Cileungsi-Ciawi PP
- T05: Cileungsi-Laladon PP
Perguruan tinggi[sunting | sunting sumber]
- Sekolah Tinggi Teknologi Muhammadiyah Cileungsi
Jumlah bangunan[sunting | sunting sumber]
- Sekolah: 43 Unit
- SD: 13 Unit
- SMP: 13 Unit
- SMA / SMK: 16 Unit
- Rumah Sakit: 5 Unit
Referensi[sunting | sunting sumber]
- ^ “PERPRES No. 22 Tahun 1963 tentang Penghapusan Keresidenan dan Kewedanaan [JDIH BPK RI]”. peraturan.bpk.go.id. Diakses tanggal 2022-05-24.
- ^ https://bogorkab.bps.go.id/indicator/12/29/1/jumlah-penduduk.html
- ^ https://www.metropolitan.id/2018/02/kawasan-industri-cileungsi-harus-ditata-ulang/
- ^ mediaindonesia.com. “DPR dan Kemendagri Didesak Realisasikan Kabupaten Bogor Timur”. Media Indonesia. Diakses tanggal 2022-07-19.
- ^ kompas.com. “Kabupaten Bogor Kembali Dimekarkan Kali Ini Bogor Timur Jadi Daerah Otonomi”. Kompas.com. Diakses tanggal 2022-07-19.[pranala nonaktif permanen]
- ^ “Profil Kecamatan Cileungsi”. bogorkab.go.id. Diakses tanggal 2022-08-24.
- ^ Kementerian Dalam Negeri Indonesia (2018-12-29). Permendagri No. 137 Tahun 2017.