Merdeka.com – Merdeka.com – Irjen Ferdy Sambo tengah dirundung tindak pidana berat. Jenderal bintang dua itu jadi otak pelaku pembunuhan berencana Brigadir J atau Brigadir Yoshua, ajudannya sendiri.

Alasannya, telah terjadi peristiwa tidak senonoh antara Brigadir J dan Istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi.

Ada yang unik dari kasus ini. Ialah momen saat Irjen Ferdy Sambo menitikkan air mata. Terhitung, sudah dua kali ia disebut-sebut menangis di depan koleganya.

Yang pertama, ia menangis saat bertemu Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran. Momen itu terekam dalam mata kamera berdurasi 24 detik dan hasilnya menyebar kemana-mana.

Diketahui, peristiwa pertemuan mengharukan itu terjadi pada 13 Juli 2022 di ruangan Kapolda Metro Jaya.

Pun demikian dengan Fadil yang juga tak dapat menyembunyikan kesedihannya. Bahkan, Fadil beberapa kali menepuk-nepuk dan mengelus pundak Ferdy Sambo. Fadil terlihat sempat mencium kening Ferdy Sambo.

Fadil mengatakan kunjungannya ke ruang kerja Ferdy Sambo untuk memberikan dukungan. “Saya memberikan support pada adik saya Sambo, agar tegar menghadapi cobaan ini (terkait Brigadir J). Ini tidak mudah dan dapat menimpa siapa saja,” ujar Fadil.

Selanjutnya, momen Irjen Ferdy Sambo menangis terungkap saat rapat kerja Komnas HAM-Komisi III DPR RI.

Hal itu diungkap Komisioner Komnas HAM Choirul Anam. Ia mengatakan Ferdy Sambo menemuinya saat peristiwa itu belum ramai muncul ke permukaan.

“Yang pertama-tama saya mau men-state apa yang diucapkan oleh Pak Mahfud, Prof Mahfud, apakah betul saya bertemu sama Sambo. Betul,” kata Anam dalam rapat bersama Komisi III DPR di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (22/8).

Anam mengungkapkan, Ferdy Sambo cuma menangis saat bertemu dengannya. Disitu, belum jelas apa sebenarnya kejadian yang terjadi.

“Ketemu cuma nangis-nangis. Saya nggak tahu apa yang terjadi. Terus balik dari Propam saya laporkan ke Pak Taufan (Ketua Komnas HAM) bahwa ini ternyata Pak Sambo cuma nangis-nangis saja. Itu yang terjadi,” ujarnya seraya menegaskan pertemuan itu sudah dilaporkan ke Mahfud MD. [rhm]