Deteksi dini merupakan kunci utama pencegahan terkena penyakit stroke, kata staf pengajar Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dr. Dyah Tunjungsari, Sp.N (K).
“Lakukan pemeriksaan kesehatan rutin, apalagi bila ada riwayat stroke di keluarga,” kata Dyah dalam bincang-bincang media di Jakarta, Kamis.
Ketika muncul gejala stroke, penting untuk mencari pertolongan sesegera mungkin karena pasien akan lebih cepat pulih ketika ditangani lebih awal.
Gejala dan tanda-tanda stroke yang harus diwaspadai adalah senyum tidak simetris atau mencong, kemudian tersedak, sulit menelan air minum secara tiba-tiba.
Baca juga: Gaya hidup tidak sehat jadi faktor risiko stroke di usia muda
Gejala lainnya adalah gerak separuh anggota tubuh tiba-tiba melemah, lalu mendadak sulit bicara, tidak memahami kata-kata atau bicara tidak “nyambung”.
Waspada juga bila tiba-tiba merasa kebas atau kesemutan separuh tubuh, juga ketika mendadak rabun atau pandangan satu mata terlihat kabur.
Tanda-tanda stroke lainnya adalah pingsan, sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba dan tidak pernah terjadi sebelumnya. Orang yang terkena stroke juga terganggu fungsi keseimbangan dan koordinasi seperti tremor, gemetar atau sempoyongan.
Ketika gejala-gejala ini terjadi, segera bawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan.
“Sebab 1,9 juta sel saraf di otak mengalami kerusakan tiap menit pada saat terjadi stroke,” jelas Ketua Pokdi Gangguan Gerak Cabang Jakarta Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Seluruh Indonesia Jakarta Raya (PERDOSSI Jaya) ini.
Dyah mengatakan saat ini pasien stroke usia muda, yakni di bawah 45 tahun, terus meningkat. Ini disebabkan oleh faktor risiko vaskular seperti hipertensi, kadar kolesterol tinggi dan kadar gula darah yang tinggi memang kian banyak dialami di populasi usia muda dibandingkan beberapa dekade terakhir.