Epidemiolog Sebut Status KLB Bagus untuk Penanganan Gagal Ginjal Akut
– Epidemiolog Dicky Budiman menilai kasus gagal ginjal akut yang marak terjadi belakangan merupakan kejadian luar biasa. Oleh sebab itu, perlu adanya penanganan yang luar biasa pula dari pemerintah.
Dicky menyebut dengan adanya kejadian luar biasa (KLB) untuk kasus gagal ginjal akut akan memberikan dampak positif bagi penanganan kasus tersebut. Sebab, kata dia, adanya KLB akan meningkatkan kesadaran dari semua pihak.
“Adanya KLB itu secara ilmiah dan sejarah menghasilkan respons yang komprehensif dan optimal, baik itu di tingkat pusat atau daerah, sektor dunia kesehatan maupun nonkesehatan,” kata Dicky saat dihubungi pada Ahad, 30 Oktober 2022.
Adanya status KLB nantinya, kata Dicky, juga akan membuat koordinasi antar lembaga pemerintah menjadi lebih terstruktur. Sebab, adanya status KLB akan akan membuat optimalisasi respons dari lembaga-lembaga yang ada.
“KLB ini kan status yang ditentukan oleh pemerintah. Dengan adanya KLB nantinya kementerian-kementerian akan lebih responsif terhadap kasus tersebut. Kalau hanya menggunakan paradigma seperti kejadian biasa, nanti tata kelolanya hanya diserahkan kepada fasilitas kesehatan saja,” ujar peneliti Griffith University tersebut.
Dicky juga menambahkan ketiadaan KLB ditakutkan akan menghambat penanganan kasus-kasus yang berkaitan kesehatan. Ia mengambil contoh kondisi penanganan kasus gagal ginjal akut yang terjadi di India.
“Kalau kita kaji literatur dan riset yang ada, di India kasus gagal ginjal akut ini terjadi berulang-ulang hingga enam kali. Penyebabnya karena di sana nihil KLB,” kata Dicky.
Sebelumnya Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan pihaknya sedang melakukan kajian untuk menetapkan kasus gagal ginjal akut pada anak menjadi KLB. Sejauh ini sudah ada 269 orang terkena penyakit ini dan sebanyak 157 di antaranya meninggal.
“Kami sedang kaji, Pak Wapres kan bilang sedang kita kaji,” ujar Budi Gunadi saat ditemui usai acara Demi Indonesia di Jakarta Selatan, Sabtu, 29 Oktober 2022.