Indeks harga konsumen (CPI) China, indikator utama inflasi, tercatat 2,1 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada Oktober 2022, atau lebih rendah dari peningkatan 2,8 persen (yoy) yang tercatat pada September, demikian menurut Biro Statistik Nasional (NBS) China pada Rabu (9/11).
Pakar statistik senior NBS Dong Lijuan mengaitkan kinerja CPI yang stabil tersebut dengan penurunan permintaan setelah libur Hari Nasional China dan basis perbandingan secara tahunan yang lebih tinggi.
CPI inti, yang tidak termasuk harga makanan dan energi, naik 0,6 persen (yoy) pada Oktober, tidak mengalami perubahan dari bulan sebelumnya.
Harga makanan naik 7 persen (yoy), turun 1,8 poin persentase dari yang tercatat pada September. Sementara itu, harga produk-produk selain makanan mengalami kenaikan 1,1 persen (yoy), turun tipis 0,4 poin persentase dari bulan sebelumnya.
Harga sayuran segar, buah-buahan segar, dan produk akuatik masing-masing turun 4,5 persen, 1,6 persen, dan 2,3 persen secara bulanan (month on month), dibandingkan kenaikan pada September, karena banyaknya pasokan masuk ke pasar, sedangkan permintaan konsumen melemah.
Daging babi, daging pokok di China, mengalami kenaikan harga sekitar 51,8 persen (yoy) pada Oktober, naik 15,8 poin persentase dibandingkan bulan sebelumnya.
Dong memastikan kenaikan harga daging babi sebagian besar disebabkan oleh kekurangan pasokan, menguatnya permintaan konsumen secara musiman, dan sentimen pasar, yakni “keengganan untuk menjual”.
Saat ini, menjaga harga konsumen tetap stabil menjadi agenda utama pemerintah, seiring dengan langkah-langkah China untuk mendistribusikan enam batch cadangan daging babi pusat ke pasar.
China juga akan memperketat pemantauan pasar dan peringatan dini terkait harga kebutuhan sehari-hari, serta memantau kelancaran transportasi untuk produk-produk kebutuhan sehari-hari guna memastikan pasokan yang cukup dan harga yang stabil.