Kabupaten Garut

Kabupaten Garut

Kabupaten Garut
Transkripsi bahasa daerah
 • Aksara Sundaᮌᮛᮥᮒ᮪
Gunung Cikuray dari Cisurupan

Gunung Cikuray dari Cisurupan
Bendera Kabupaten Garut

Lambang resmi Kabupaten Garut

Julukan:

Motto:

Tata tengtrem kerta raharja
(Sunda) Tertib, tenteram, sejahtera, dan berkecukupan
Peta

Peta
Garut di Kabupaten Garut

Garut
Garut
Peta

Koordinat: 7.20469407°S 107.88758994°E
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Barat
Tanggal berdiri16 Februari 1813;
210 tahun lalu
Dasar hukumPeraturan Daerah Kabupaten Garut №30/2011
Ibu kotaTarogong Kidul
Jumlah satuan pemerintahan

Daftar
Pemerintahan

 • BupatiRudy Gunawan
 • Wakil BupatiHelmi Budiman
 • Sekretaris DaerahNurdin Yana
 • Ketua DPRDEuis Ida Wartiah
Luas

 • Total3.065,19 km2 (1,183,48 sq mi)
Populasi

 • Total2.482.302
 • Kepadatan810/km2 (2,100/sq mi)
Demografi

 • AgamaIslam 98,83%
Kristen 1,14%
– Protestan 1,08%
– Katolik 0,06%
Buddha 0,03%[3]
 • BahasaSunda
Indonesia
 • IPMKenaikan 66,45 (2021[4])
( Sedang )[5]
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode pos
Kode area telepon+62 262
Pelat kendaraanxxxx D**/E*/F*/G*
Kode Kemendagri32.05 Edit nilai pada Wikidata
PADRp538.398.717.097 (27 Desember 2021)[6]
DAURp1.876.965.358.000.000,00- (2020)[7]
Situs webwww.garutkab.go.id

Hotel Ngamplang pada tahun 1920-an.

Bupati Garut Raden Adipati Aria Wiratanudatar VII beserta istri RA Lasminingrat (duduk) dan keluarga.

Sociestraat atau Jalan Jend. Ahmad Yani pada sekarang pada tahun 1936.

Adu domba di Garut pada tahun 1921.

Situ Bagendit di Garut tahun 1932.

Kabupaten Garut (Sundaaksara Sundaᮌᮛᮥᮒ᮪) adalah sebuah wilayah Kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa BaratIndonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Kecamatan Tarogong Kidul. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Sumedang di utara, Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Majalengka di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Bandung di barat.

Sejarah

Sejarah Garut tak bisa dilepaskan dari Kabupaten Limbangan. Kabupaten Limbangan adalah Kabupaten lama yang ibu kotanya dipindahkan ke Garut kini karena sering kali terjadi bencana alam berupa banjir yang melanda daerah ibu kota. Selain itu, kurang berkembangnya pusat pemerintahan karena jauh dari sungai yang menjadi sarana transportasi dan irigasi areal pesawahan dan perkebunan. Bupati Adiwijaya (1813–1831) membentuk panitia survei lokasi untuk ibu kota kabupaten yang baru. Pilihan akhirnya jatuh di tempat yang dikelilingi gunung dan memiliki mata air yang mengalir ke Cimanuk. Tempat tersebut berjarak ± 17 km dari pusat kota lama. Saat menemukan mata air, seorang panitia kakarut (bahasa sunda: tergores) belukar. Orang Belanda yang ikut survei tak dapat menirukan kata tadi, dan menyebutnya gagarut. Pada awalnya, nama kabupaten yang ibu kotanya telah dipindahkan tidak akan diubah, masih Kabupaten Limbangan. Namun, atas saran sesepuh hendaknya nama kabupaten diganti dengan nama baru sehingga tidak menimbulkan bencana dan malapetaka dikemudian hari seperti yang sering menimpa kabupaten Limbangan. Dari kejadian kakarut tersebut, yang dilafalkan oleh orang Belanda dengan gagarut, telah muncul ide untuk nama kabupaten baru, yaitu “Garut”. Hari jadi Garut diperingati setiap tanggal 16 Februari.

Geografi

Titik ekstrem Kabupaten Garut
Barat7°27′44.3″S 107°25′13.2″ECimahi, Caringin, Garut
Selatan7°44′25.8″S 107°52′29.5″ESancang, Cibalong, Garut
Timur7°3′3.6″S 108°8′8.4″EMalangbong, Malangbong, Garut
Utara6°56′44.62″S 107°54′57.4″EPangeureunan, Balubur Limbangan, Garut

Kabupaten Garut memiliki luas wilayah administratif sebesar 306.519 Ha (3.065,19 km²). Sebagian besar wilayah kabupaten ini adalah pegunungan, kecuali di sebagian pantai selatan berupa dataran rendah yang sempit. Di antara gunung-gunung di Garut adalah: Gunung Papandayan (2.262 m) dan Gunung Guntur (2.249 m), keduanya terletak di perbatasan dengan Kabupaten Bandung, serta Gunung Cikuray (2.821 m) di selatan kota Garut.

Kabupaten Garut yang secara geografis berdekatan dengan Kota Bandung sebagai ibu kota provinsi Jawa Barat, merupakan daerah penyangga dan hinterland bagi pengembangan wilayah Bandung Raya. Karena itu, Kabupaten Garut mempunyai kedudukan strategis dalam memasok kebutuhan warga Kota dan Kabupaten Bandung, sekaligus berperan di dalam pengendalian keseimbangan lingkungan.

Iklim dan Cuaca

Secara umum iklim di wilayah Kabupaten Garut dapat dikatagorikan sebagai daerah beriklim tropis basah (humid tropical climate) karena termasuk tipe Af sampai Am dari “klasifikasi iklim Koppen“. Berdasarkan studi data sekunder, iklim dan cuaca di daerah Kabupaten Garut dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu pola sirkulasi angin musiman (monsoonal circulation pattern), topografi regional yang bergunung-gunung di bagian tengah Jawa Barat; dan elevasi topografi di Bandung. Curah hujan rata-rata tahunan di sekitar Garut berkisar antara 2.589mm dengan bulan basah 9 bulan dan bulan kering 3 bulan, sedangkan di sekeliling daerah pegunungan mencapai 3500–4000mm. Variasi temperatur bulanan berkisar antara 24 °C – 27 °C. Besaran angka penguap keringatan (evapotranspirasi) menurut Iwaco-Waseco (1991) adalah 1572mm/tahun.[butuh rujukan] Dalam sehari intensitas hujan yang melanda Kabupaten Garut melebihi 200mm.[8] Adapun kapasitas ambang batas serapan hujan menurut BMKG dipatok pada 150mm sehingga ada 50mm air hujan yang tidak terserap.[8] Air hujan yang tidak terserap tersebut membuat Kabupaten Garut menjadi daerah rawan banjir.[8]

Selama musim hujan, secara tetap bertiup angin dari Barat Laut yang membawa udara basah dari Laut Tiongkok Selatan dan bagian barat Laut Jawa. Pada musim kemarau, bertiup angin kering bertemperatur relatif tinggi dari arah Australia yang terletak di tenggara.

Geomorfologi

Bentang alam Kabupaten Garut Bagian Utara terdiri dari atas dua aransemen bentang alam, yaitu: (1) dataran dan cekungan antar gunung berbentuk tapal kuda membuka ke arah utara, (2) rangkaian-rangkaian gunung api aktif yang mengelilingi dataran dan cekungan antar gunung, seperti komplek G. Guntur – G. Haruman – G. Kamojang di sebelah barat, G. Papandayan – G. Cikuray di sebelah selatan tenggara, dan G. Cikuray – G. Talagabodas – G. Galunggung di sebelah timur. Bentang alam di sebelah Selatan terdiri dari dataran dan hamparan pesisir pantai dengan garis pantai sepanjang 80 km.

Evolusi bentang alam Kabupaten Garut khususnya Garut Utara dapat dijelaskan melalui 2 (dua) pendekatan hipotesis, yaitu:

  1. Bemmelen (1949) berpendapat bahwa terbentuknya tataan bentang alam, khususnya di sekitar Garut, dikontrol oleh aktivitas vulkanik yang berlangsung pada periode Kuarter (sekitar 2 juta tahun lalu sampai sekarang). Setelah terjadi pergerakan tektonik yang memicu pembentukan pegunungan di akhir Pleistosen, terjadilah deformasi regional yang digerakkan oleh beberapa patahan, seperti patahan Lembang, patahan Kancana, dan patahan Malabar-Tilu. Khusus di sekitar dataran antar gunung Garut diperkirakan telah terjadi suatu penurunan (depresi) akibat isostasi (proses menuju keseimbangan) dari batuan dasar dan pembebanan batuan sedimen vulkaniklastik di atasnya.
  2. Menurut konsep Tektonik Lempeng (Hamilton, 1979), proses pembentukan gunung api di Zona Bandung tidak terlepas dari proses pembentukan busur magmatis Sunda yang dikontrol oleh aktivitas penunjaman (subduksi) Lempeng Samudra Indonesia yang menyusup sekitar 6–10 cm/tahun di bawah Lempeng Kontinen Asia. Bongkahan (slab) lempeng samudra setebal lebih dari 12 km tersebut akan tenggelam ke mantel bagian luar yang bersuhu lebih dari 3000°, sehingga mengalami pencairan kembali. Akibat komposisi lempeng kerak samudra bersifat basa, sedangkan mantel bagian luar bersifat asam, maka pada saat pencairan akan terjadi asimilasi magma yang memicu bergeraknya magma ke permukaan membentuk busur magmatis berkomposisi andesitis-basaltis. Setelah terbentuk busur magmatis, pergerakan tektonik internal (intra-arctectonics) selanjutnya bertindak sebagai penyebab utama terjadinya proses perlipatan, patahan, dan pembentukan cekungan antar gunung.

Topografi

Ibu kota Kabupaten Garut berada pada ketinggian 717 m dpl dikelilingi oleh Gunung Karacak (1.838 m), Gunung Cikuray (2.821 m), Gunung Papandayan (2.622 m), dan Gunung Guntur (2.249 m).

Karakteristik topografi Kabupaten Garut: sebelah Utara terdiri dari dataran tinggi dan pegunungan, sedangkan bagian Selatan (Garut Selatan) sebagian besar permukaannya memiliki tingkat kecuraman yang terjal dan di beberapa tempat labil. Kabupaten Garut mempunyai ketinggian tempat yang bervariasi antara wilayah yang paling rendah yang sejajar dengan permukaan laut hingga wilayah tertinggi di puncak gunung. Wilayah yang berada pada ketinggian 500–100 m dpl terdapat di kecamatan Pakenjeng dan Pamulihan dan wilayah yang berada pada ketinggian 100–1500 m dpl terdapat di kecamatan CikajangPakenjengPamulihanCisurupan dan Cisewu. Wilayah yang terletak pada ketinggian 100–500 m dpl terdapat di kecamatan Cibalong, Cisompet, Cisewu, Cikelet dan Bungbulang serta wilayah yang terletak di daratan rendah pada ketinggian kurang dari 100 m dpl terdapat di kecamatan Cibalong dan Pameungpeuk.

Rangkaian pegunungan vulkanik yang mengelilingi dataran antar gunung Garut Utara umumnya memiliki lereng dengan kemiringan 30-45% di sekitar puncak, 15-30% di bagian tengah, dan 10-15% di bagian kaki lereng pegunungan. Lereng gunung tersebut umumnya ditutupi vegetasi cukup lebat karena sebagian di antaranya merupakan kawasan konservasi alam. Wilayah Kabupaten Garut mempunyai kemiringan lereng yang bervariasi antara 0-40%, di antaranya sebesar 71,42% atau 218.924 Ha berada pada tingkat kemiringan antara 8-25%. Luas daerah landai dengan tingkat kemiringan di bawah 3% mencapai 29.033 Ha atau 9,47%; wilayah dengan tingkat kemiringan sampai dengan 8% mencakup areal seluas 79.214 Ha atau 25,84%; luas areal dengan tingkat kemiringan sampai 15% mencapai 62.975 Ha atau 20,55% wilayah dengan tingkat kemiringan sampai dengan 40% mencapai luas areal 7.550 Ha atau sekitar 2.46%.

Berdasarkan arah alirannya, sungai-sungai di wilayah Kabupaten Garut dibagi menjadi dua daerah aliran sungai (DAS) yaitu Daerah Aliran Utara yang bermuara di Laut Jawa dan Daerah Aliran Selatan yang bermuara di Samudra Indonesia. Daerah aliran selatan pada umumnya relatif pendek, sempit dan berlembah-lembah dibandingkan dengan daerah aliran utara. Daerah aliran utara merupakan DAS sungai Cimanuk Bagian Utara, sedangkan daerah aliran selatan merupakan DAS Cikaengan dan Sungai Cilaki. Wilayah Kabupaten Garut terdapat 36 buah sungai dan 112 anak sungai dengan panjang sungai seluruhnya 1.403,35 km; di mana sepanjang 92 km di antaranya merupakan panjang aliran Sungai Cimanuk dengan 60 buah anak sungai.[9]

Berdasarkan interpretasi citra landsat Zona Bandung, tampak bahwa pola aliran sungai yang berkembang di wilayah dataran antar gunung Garut Utara menunjukkan karakter mendaun, dengan arah aliran utama berupa sungai Cimanuk menuju ke utara. Aliran Sungai Cimanuk dipasok oleh cabang-cabang anak sungai yang berasal dari lereng pegunungan yang mengelilinginya. Secara individual, cabang-cabang anak sungai tersebut merupakan sungai-sungai muda yang membentuk pola penyaliran sub-paralel, yang bertindak sebagai subsistem dari DAS Cimanuk.

Geologi

Berdasarkan peta geologi skala 1:100.000 lembar Arjawinangun, Bandung dan Garut yang dikompilasi oleh Ratman & Gafor (1998) menjadi peta geologi skala 1:500.000, tataan dan urutan batuan penyusun di wilayah Kabupaten Garut bagian utara didominasi oleh material vulkanik yang berasosiasi dengan letusan (erupsi) gunung api, di antaranya erupsi G. Cikuray, G. Papandayan dan G. Guntur. Erupsi tersebut berlangsung beberapa kali secara sporadik selama periode Kuarter (2 juta tahun) lalu, sehingga menghasilkan material vulkanis berupa breksi, lava, lahar dan tufa yang mengandung kuarsa dan tumpuk menumpuk pada dataran antar gunung di Garut.

Batuan tertua yang tersingkap di lembah Sungai Cimanuk di antaranya adalah breksi vulkanik bersifat basaltik yang kompak, menunjukkan kemas terbuka dengan komponen berukuran kerakal sampai bongkah. Secara umum, batuan penyusun dataran antar gunung Garut didominasi oleh material vulkaniklastik berupa alluvium berisi pasir, kerakal, kerikil, dan lumpur.

Jenis tanah kompleks podsolik merah kekuning-kuningan, podsolik kuning dan regosol merupakan bagian yang paling luas terutama di bagian Selatan, sedangkan di bagian Utara didominasi tanah andosol yang memberikan peluang terhadap potensi usaha sayur-mayur.

Penggunaan lahan

Berdasarkan jenis tanah dan medan topografi di Kabupaten Garut, penggunaan lahan secara umum di Garut Utara digunakan untuk persawahan dan Garut Selatan didominasi oleh perkebunan dan hutan.

Pemerintahan

Daftar Bupati

NoBupatiMulai jabatanAkhir jabatanPrd.Ket.Wakil Bupati
1
RAA Adiwijaya.jpgR.A.A. Adiwijaya
1813
1831
1
[ket. 1]
2
RAA Kusumadinata.jpgR.A.A. Kusumadinata
1831
1833
2
3
Tumenggung Jaya Diningrat.jpegTumenggung Jaya Diningrat
1833
1871
3
4
R. Adipati Aria Wiratanudatar.jpgR.A.A. Wiratanudatar VII
1871
1915
4
5
RAA Soeria Kartalegawa.jpgR.A.A. Soeria Kartalegawa
1915
1929
5
[ket. 2]
6
RAA Muh. Musa Suria Kertalegawa.jpgR.A.A. Muh. Musa Suria Kertalegawa
1929
1944
6
7
R. Tumenggung Endung Suriaputra.jpgR. Tumenggung Endung Suriaputra
1944
1945
7
[ket. 3]
8
R. Kalih Wiraatmadja.jpgR. Kalih Wiramihardja
1945
1948
9
R. Tumenggung Agus Padmanegara.jpgR. Tumenggung Agus Padmanagara
1948
1949
8
[ket. 4]
10
R. Tumenggung Kartahudaya.jpgR. Tumenggung Kartahudaya
1949
1950
11
R. Moh. Sabri Kartasomantri.jpgR. Moh. Sabri Kartasomantri
1950
1956
9
12
R. Moh. Noh Kartanegara.jpgR. Moh. Noh Kartanegara
1956
1959
10
13
R. Gahara Widjaya Suria.jpgR. Gahara Widjaja Suria
1959
1966
11
[ket. 5]
14
Akil Ahsyar Mansyur.jpgLetkol Akil Ahyar Mansyur
1966
1967
12
15
Bob Yacob Ishak.jpgR.M. Bob Yacob Ishak
1967
1972
13
[ket. 6]
16
Moh. Syamsudin.jpgDrs. R. Moh. Syamsudin
1972
1973
14
17
Hasan Wirahadikusumah.jpgHasan Wirahadikusumah
1973
1978
15
(1973)
18
Iman Sulaeman.jpgLetkol Iman Sulaeman
1978
1983
16
(1978)
19
Taufik Hidyat.jpgLetkol Kav Taufik Hidayat
1983
1988
17
(1983)
[ket. 7]
20
Momom Gandasasmita.jpgMomon Gandasasmita
1988
1993
18
(1988)
21
Toharudin Gani.jpgToharudin Gani
1993
1998
19
(1993)
22
Dede Satibi.jpgDede Satibi
1999
2004
20
(1999)
23
Agus supriyadi.jpgAgus Supriadi
2004
2007
21
(2004)
[ket. 8]
[ket. 9]
Memo Hermawan
Memo Hermawan
2007
2009
24
Aceng Fikri.jpgAceng Fikri
13 Juni 2009
25 Februari 2013
22
(2009)
[ket. 10]
Diky Candra
(2009—11)
Agus Hamdani
(2011—13)
25
Agus Bupati Garut.jpgAgus Hamdani
25 Februari 2013
23 Januari 2014
[ket. 11]
26
Rudi Gunawan.jpgRudi Gunawan
23 Januari 2014
23 Januari 2019
23
(2014)
Helmi Budiman
23 Januari 2019
petahana
24
(2019)
[13]
Catatan
  1. ^ Bernama kabupaten Limbangan
  2. ^ Berubah nama menjadi Kabupaten Garut pada masa jabatan R.A.A. Wiratanudatar VII pada tahun 1913
  3. ^ Diangkat menjadi Bupati Bandung
  4. ^ Diturunkan dari jabatan oleh pemerintah pusat karena kesangsian gelar kerajaan
  5. ^ Menjayakan Garut sebagai Kota Intan dengan diberi penghargaan oleh presiden.[10]
  6. ^ Berhenti di akhir masa jabatan karena sakit.[11]
  7. ^ Bertukar jabatan dengan Bupati Ciamis, Momon Gandasasmita.[11]
  8. ^ Pada tahun 2007, ia dinonaktifkan karena terlibat kasus korupsi yang divonis pada tahun 2009
  9. ^ Penjabat bupati dipegang Memo Hermawan selaku wakil bupati saat itu[12]
  10. ^ Diberhentikan karena kasus pernikahan kilat dengan Fani Oktora
  11. ^ Sebelumnya menjabat wakil bupati, kemudian diangkat menjadi penjabat bupati setelah Aceng Fikri dimakzulkan. Ia dilantik pada tanggal 4 April 2013

Dewan Perwakilan

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Garut dalam dua periode terakhir.[14]

Partai PolitikJumlah Kursi dalam Periode
2014-20192019-2024
  PKB3Penurunan 6
  Gerindra6Kenaikan 8
  PDI-P7Penurunan 5
  Golkar9Penurunan 8
  NasDem3Penurunan 0
  PKS5Kenaikan 5
  PPP7Penurunan 7
  PAN3Kenaikan 5
  Hanura3Penurunan 1
  Demokrat4Kenaikan 5
Jumlah Anggota50Kenaikan 50
Jumlah Partai10Penurunan 9

Kecamatan

Kabupaten Garut terdiri dari 42 kecamatan, 21 kelurahan, dan 421 desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 2.210.017 jiwa dengan luas wilayah 3.074,07 km² dan sebaran penduduk 719 jiwa/km².[15][16]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Garut, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
KecamatanKelurahanDesaStatusDaftar
Desa/Kelurahan
32.05.23Banjarwangi11Desa
32.05.06Banyuresmi15Desa
32.05.17Bayongbong18Desa
32.05.38Balubur Limbangan14Desa
32.05.31Bungbulang13Desa
32.05.36Caringin6Desa
32.05.29Cibalong11Desa
32.05.12Cibatu11Desa
32.05.40Cibiuk5Desa
32.05.18Cigedug5Desa
32.05.25Cihurip4Desa
32.05.22Cikajang12Desa
32.05.30Cikelet11Desa
32.05.19Cilawu18Desa
32.05.35Cisewu9Desa
32.05.28Cisompet11Desa
32.05.20Cisurupan17Desa
32.05.01Garut Kota11Kelurahan
32.05.10Kadungora14Desa
32.05.02Karangpawitan416Desa
Kelurahan
32.05.16Karangtengah4Desa
32.05.13Kersamanah6Desa
32.05.09Leles12Desa
32.05.11Leuwigoong8Desa
32.05.14Malangbong24Desa
32.05.32Mekarmukti5Desa
32.05.33Pakenjeng13Desa
32.05.27Pameungpeuk8Desa
32.05.34Pamulihan5Desa
32.05.41Pangatikan8Desa
32.05.08Pasirwangi12Desa
32.05.26Peundeuy6Desa
32.05.07Samarang13Desa
32.05.39Selaawi7Desa
32.05.24Singajaya9Desa
32.05.42Sucinaraja7Desa
32.05.21Sukaresmi7Desa
32.05.15Sukawening11Desa
32.05.37Talegong7Desa
32.05.04Tarogong Kaler112Desa
Kelurahan
32.05.05Tarogong Kidul57Desa
Kelurahan
32.05.03Wanaraja9Desa
TOTAL21421

Demografi

Kependudukan

Pada tahun 2021 tercatat penduduk di Kabupaten Garut berada pada jumlah 2.636.637 jiwa dengan kepadatan 857/km². Wilayah yang berada di bagian tengah Kabupaten Garut seperti Garut KotaWanarajaTarogong KalerTarogong Kidul dan Samarang memiliki kepadatan penduduk yang cukup tinggi, hal itu dikarenakan sebagian pusat ekonomi dan pemerintahan berpusat di wilayah-wilayah tersebut. Sementara wilayah Garut bagian selatan seperti kecamatan PakenjengCikeletCisewuBungbulang dan Pameungpeuk memiliki kepadatan penduduk yang relatif rendah karena sebagian besar wilayah disana masih berupa hutan.

Bahasa

Bahasa Sunda digunakan oleh mayoritas warga Garut sebagai bahasa ibu dan sebagai bahasa pergaulan.

Agama

Islam merupakan agama mayoritas penduduk Kabupaten Garut. Namun ada sebagian kecil pemeluk agama Katolik dan Protestan yang umumnya di anut oleh etnis TionghoaBatak, dan sebagian kecil Jawa. Lalu agama Buddha dan Konghucu dianut oleh warga keturunan Tionghoa.

Pendidikan

Kabupaten Garut memiliki Sarana Pendidikan yang dikelola dengan baik, baik yang berstatus Negeri maupun Swasta. Berikut daftar Sarana Pendidikan yang ada di kawasan kota:

SMA/SMK/MA

Beberapa sekolah di Kabupaten Garut meliputi

Perguruan Tinggi

Kesehatan

Catatan BKKBN menyebutkan bahwa Garut, bersama dengan Kabupaten BandungCianjur, dan Kota Cirebon, di tahun 2022, menjadi daerah berstatus darurat stunting. Hal ini disebabkan persentase stunting pada anak berusia di bawah 12 tahun[butuh rujukan] mencapai lebih dari 30%.[17]

Transportasi

Stasiun

Kabupaten Garut memiliki 3 stasiun KA Cikuray, 10 stasiun KA Garut Cibatuan maupun 7 stasiun KA Lokal Bandung Raya yang masih beroperasi, diantaranya:

Selain itu, Kabupaten Garut juga memiliki 21 stasiun yang sudah berhenti beroperasi, yaitu:

Makanan khas

Kabupaten Garut memiliki makanan, minuman, dan buah-buahan Khas. Berikut daftar makanan, minuman, dan buah-buahan khas Garut:

  • Dodol Garut
  • Ladu Malangbong
  • Kerupuk Kulit (Dorokdok Garut)[18]
  • Pindang Ikan
  • Sambal Cibiuk
  • Es Goyobod
  • Jeruk Garut
  • Wajit
  • Burayot
  • Getrek
  • Emplod
  • Chocodot
  • Burayot
  • Kerupuk RO
  • Rangginang
  • Bugis
  • Lagenar
  • Kicimpring
  • Opak
  • Angleng
  • Kolontong
  • Dapros
  • Gogodoh
  • Cuhcur
  • Peuyeum Ketan
  • Peuyeum Sampeu

Produk khas

Dengan tangan ulet masyarakat Garut, Garut memiliki Produk yang Khas. Berikut daftar Produk Khas Garut:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *