Kabupaten Nganjuk
~ KABUPATEN NGANJUK ~
| |
---|---|
Transkripsi bahasa daerah | |
• Hanacaraka | ꦔꦚ꧀ꦗꦸꦏ꧀ |
• Pegon | ڠانجوك |
Julukan: Kota Angin • Bhumi Anjuk Ladang | |
Motto: Baswara Yudhia Karana (Jawa Kuno) Cemerlang Karena Perjuangan | |
Koordinat: 7.6°S 111.9333°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jawa Timur |
Dasar hukum | UU RI No. 13 tahun 1950 UU RI No. 31 tahun 1988 |
Hari jadi | 4 September 937 |
Ibu kota | Kota Nganjuk |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar |
Pemerintahan | |
• Bupati | Marhaen Djumadi |
• Wakil Bupati | – |
• Sekretaris Daerah | Drs. Mokhamad Yasin |
Luas | |
• Total | 1,224,33 km2 (472,72 sq mi) |
Populasi | |
• Total | 1,178,972 |
• Kepadatan | 1,630/km2 (4,200/sq mi) |
Demonim | – Wong Nganjuk – Cah Nganjuk |
Demografi | |
• Agama | Islam 99,10% Kristen 0,83% – Protestan 0,60% – Katolik 0,23% Hindu 0,03% Buddha 0,02% Kepercayaan 0,02%[1] |
• Bahasa | Indonesia, Jawa Mataraman, Nganjuk |
• IPM | 71,97 (2021) tinggi[2] |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode pos | |
Kode area telepon | +62 358 |
Pelat kendaraan | AG NGANJUK – U*/V*/W*/X* |
Kode Kemendagri | 35.18 |
Kode SNI 7657-2010 | NJK |
DAU | Rp 1.120.545.177.000,- (2020)[3] |
Slogan pariwisata | • NGANJUK NYAWIJI • |
Flora resmi | Nangka Genjah |
Fauna resmi | Ayam hutan hijau |
Situs web | www |
Nganjuk (Jawa: Hanacaraka: ꦔꦚ꧀ꦗꦸꦏ꧀, Pegon: ڠانجوك) adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibu kotanya adalah Kecamatan Nganjuk. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Bojonegoro di utara, Kabupaten Jombang dan Kabupaten Kediri di timur, Kabupaten Kediri dan Kabupaten Ponorogo di selatan, serta Kabupaten Madiun di barat. Pada zaman Kerajaan Medang, Nganjuk dikenal dengan nama Bhumi Anjuk Ladang yaitu Tanah Kemenangan. Nganjuk juga dikenal dengan julukan Kota Angin.
Geografi[sunting | sunting sumber]
Kabupaten Nganjuk terletak antara 111o5′ sampai dengan 112o13′ BT dan 7o20′ sampai dengan 7o59′ LS. Luas Kabupaten Nganjuk adalah sekitar 122.433 km2 atau setara dengan 122.433 Ha terdiri dari atas:
- Tanah sawah 43.052 Ha
- Tanah kering 32.373 Ha
- Tanah hutan 47.007 Ha
Topografi[sunting | sunting sumber]
Secara topografi wilayah kabupaten ini terletak di dataran rendah dan pegunungan, Kabupaten Nganjuk memiliki kondisi dan struktur tanah yang cukup produktif untuk berbagai jenis tanaman, baik tanaman pangan maupun tanaman perkebunan sehingga sangat menunjang pertumbuhan ekonomi di bidang pertanian. Kondisi dan struktur tanah yang produktif ini sekaligus ditunjang adanya sungai Widas yang mengalir sepanjang 69,332 km dan mengairi daerah seluas 3.236 Ha, dan sungai Brantas yang mampu mengairi sawah seluas 12.705 Ha.
Kabupaten Nganjuk identik dengan keberadaan Gunung Wilis sebab 2 puncak tertinggi pegunungan Wilis berada di Nganjuk tepatnya Puncak Liman di Desa Ngliman, Sawahan dan Puncak Limas di Desa Bajulan, Loceret. Terdapat 3 Kecamatan yang berada di lereng gunung wilis yakni Loceret, Ngetos dan Sawahan.
Menurut Kementerian Pertanian (Kementan), Kabupaten Nganjuk menjadi salah satu daerah fokus pemerintah untuk menyerap bawang merah dan menjadi stok pemerintah tiap tahunnya. Daerah-daerah di Indonesia yang menjadi fokus penyerapan bawang merah adalah, Nganjuk, Brebes, Bima dan Solok.
Sebagai sentra penghasil bawang merah terbesar di Jawa Timur dan salah satu fokus penyerapan bawang merah oleh pemerintah, bukan hal yang mengherankan bila di sebagian besar wilayah Nganjuk terutama Kecamatan Sukomoro ke Barat meliputi Kecamatan Gondang, Kecamatan Rejoso, Kecamatan Bagor, dan Kecamatan Wilangan banyak dijumpai orang menanam, memanen, menjemur, atau memperjualbelikan bawang merah.
Bila mengunjungi Nganjuk atau bermaksud membeli bawang merah, pasar Sukomoro dapat menjadi pilihan utama, selain tentunya dengan berinteraksi langsung dengan petani lokal. Pasar Sukomoro yang terletak di Jalan Surabaya–Madiun, Kecamatan Sukomoro ini dikenal sebagai pasar yang fokus pada transaksi jual-beli bawang merah. Beberapa kecamatan yang menjadi penyuplai stok bawang merah di Pasar Sukomoro diantaranya adalah Kecamatan Rejoso, Kecamatan Gondang, Kecamatan Bagor, dan Kecamatan Wilangan.
Iklim[sunting | sunting sumber]
Wilayah Kabupaten Nganjuk beriklim tropis basah dan kering (Aw) yang dipengaruhi oleh pergerakan angin muson. Oleh karena iklimnya yang dipengaruhi angin muson, wilayah kabupaten ini mempunyai dua musim, yaitu musim penghujan yang dipengaruhi oleh angin muson barat–barat laut dan musim kemarau yang dipengaruhi angin muson timur–tenggara. Periode musim kemarau di wilayah Nganjuk biasanya berlangsung pada bulan-bulan Juni–September yang ditandai dengan rata-rata curah hujan di bawah 100 mm per bulannya. Sementara itu, periode musim penghujan di daerah Nganjuk biasanya berlangsung pada bulan-bulan Desember–Maret dengan rata-rata curah hujan lebih dari 200 mm per bulan. Jumlah curah hujan di wilayah Kabupaten Nganjuk berada pada angka 1400–1900 mm per tahun dengan hari hujan ≥90 hari hujan per tahun. Suhu udara rata-rata di wilayah Nganjuk berada pada angka 21 °C–32 °C. Tingkat kelembapan nisbi di wilayah ini pun cukup tinggi yakni berkisar antara 67–84% per tahunnya.
Data iklim Nganjuk, Jawa Timur, Indonesia | |||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bulan | Jan | Feb | Mar | Apr | Mei | Jun | Jul | Agt | Sep | Okt | Nov | Des | Tahun |
Rata-rata tertinggi °C (°F) | 29.5 (85.1) | 29.9 (85.8) | 30.2 (86.4) | 30.7 (87.3) | 31 (88) | 31.1 (88) | 31.2 (88.2) | 31.8 (89.2) | 32.8 (91) | 32.8 (91) | 32 (90) | 30.2 (86.4) | 31.1 (88.03) |
Rata-rata harian °C (°F) | 25.6 (78.1) | 25.7 (78.3) | 26.4 (79.5) | 27 (81) | 26.3 (79.3) | 25.9 (78.6) | 25.6 (78.1) | 25.9 (78.6) | 26.8 (80.2) | 27.1 (80.8) | 27 (81) | 26.5 (79.7) | 26.32 (79.43) |
Rata-rata terendah °C (°F) | 21.7 (71.1) | 21.8 (71.2) | 22.8 (73) | 23 (73) | 21.9 (71.4) | 20.8 (69.4) | 20.1 (68.2) | 21.1 (70) | 21.9 (71.4) | 22.7 (72.9) | 23 (73) | 21.9 (71.4) | 21.89 (71.33) |
Presipitasi mm (inci) | 306 (12.05) | 270 (10.63) | 243 (9.57) | 154 (6.06) | 112 (4.41) | 43 (1.69) | 36 (1.42) | 31 (1.22) | 35 (1.38) | 106 (4.17) | 142 (5.59) | 264 (10.39) | 1.742 (68,58) |
Rata-rata hari hujan | 18 | 16 | 14 | 12 | 7 | 4 | 3 | 3 | 3 | 7 | 12 | 15 | 114 |
% kelembapan | 84 | 83 | 82 | 80 | 79 | 73 | 69 | 67 | 68 | 71 | 75 | 81 | 76 |
Rata-rata sinar matahari bulanan | 173 | 149 | 185 | 223 | 236 | 243 | 279 | 284 | 268 | 265 | 221 | 186 | 2.712 |
Sumber #1: Climate-Data.org [4] | |||||||||||||
Sumber #2: Weatherbase [5] |
Sejarah[sunting | sunting sumber]
Nganjuk berdasarkan Prasasti Anjuk Ladang dahulunya bernama Anjuk Ladang yang dalam bahasa Jawa Kuno berarti Tanah Kemenangan. Dibangun pada tahun 859 Caka atau 937 Masehi.[6]
Berdasarkan peta Jawa Tengah dan Jawa Timur pada permulaan tahun 1811 yang terdapat dalam buku tulisan Peter Carey yang berjudul: ”Orang Jawa dan masyarakat Cina (1755-1825)”, penerbit Pustaka Azet, Jakarta, 1986; diperoleh gambaran yang agak jelas tentang daerah Nganjuk. Apabila dicermati peta tersebut ternyata daerah Nganjuk terbagi dalam 4 daerah yaitu Berbek, Godean, Nganjuk dan Kertosono merupakan daerah yang dikuasai Belanda dan kasultanan Yogyakarta kecuali Nganjuk yang merupakan mancanegara kasunanan Surakarta.
Sejak adanya Perjanjian Sepreh 1830, atau tepatnya tanggal 4 Juli 1830, maka semua kabupaten di Nganjuk (Berbek, Kertosono dan Nganjuk ) tunduk di bawah kekuasaan dan pengawasan Nederlandsch Gouverment. Alur sejarah Kabupaten Nganjuk adalah berangkat dari keberadaan kabupaten Berbek di bawah kepemimpinan Raden Toemenggoeng Sosrokoesoemo 1. Di mana tahun 1880 adalah tahun suatu kejadian yang diperingati yaitu mulainya kedudukan ibu kota Kabupaten Berbek pindah ke Kabupaten Nganjuk.
Dalam Statsblad van Nederlansch Indie No.107, dikeluarkan tanggal 4 Juni 1885, memuat SK Gubernur Jendral dari Nederlandsch Indie tanggal 30 Mei 1885 No 4/C tentang batas-batas Ibu kota Toeloeng Ahoeng, Trenggalek, Ngandjoek dan Kertosono, antara lain disebutkan: III tot hoafdplaats Ngandjoek, afdeling Berbek, de navalgende Wijken en kampongs: de Chineeshe Wijk de kampong Mangoendikaran de kampong Pajaman de kampong Kaoeman. Dengan ditetapkannya Kota Nganjuk yang meliputi kampung dan desa tersebut di atas menjadi ibu kota Kabupaten Nganjuk, maka secara resmi pusat pemerintahan Kabupaten Berbek berkedudukan di Nganjuk.