Kabupaten Sidoarjo
Kabupaten Sidoarjo | |
---|---|
Transkripsi bahasa daerah | |
• Hanacaraka | ꦱꦶꦢꦲꦂꦗ |
• Abjad Pegon | سيداهرجا |
• Péghu | سيدووارجْاْ |
• Alfabét Bhâsa Madhurâ | Siduwarjhâ |
Julukan:
| |
Koordinat: 7.45303°S 112.71733°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jawa Timur |
Tanggal berdiri | 31 Januari 1859 |
Ibu kota | Kota Sidoarjo |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar |
Pemerintahan | |
• Bupati | Ahmad Muhdlor Ali |
• Wakil Bupati | Subandi |
• Sekretaris Daerah | Achmad Zaini |
Luas | |
• Total | 714,24 km2 (275,77 sq mi) |
Populasi | |
• Total | 2.033.764 |
• Kepadatan | 2.847/km2 (7,370/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | Islam 94,07% Kristen 5,34% – Protestan 3,73% – Katolik 1,61% Buddha 0,31% Hindu 0,23% Konghucu 0,03% Kepercayaan 0,02%[2] |
• Bahasa | Bahasa Nasional: Indonesia (resmi) Bahasa Pengantar: Inggris (utama) Arab Mandarin Bahasa Daerah: Jawa (Dominan) –Jawa Arekan Madura Lainnya |
• IPM | 80,65 (2021) sangat tinggi[3] |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode pos | |
Kode area telepon | +6231 |
Pelat kendaraan | W – N**/O*/P*/Q*/R*/S* /T*/U*/V*/W*/X*/Y*/Z* |
Kode Kemendagri | 35.15 |
DAU | Rp 1.104.580.340.000,00(2013)[4] |
Semboyan daerah | Permai Bersih Hatinya (Pertanian maju, andalan industri, bersih, rapi, serasi, hijau, sehat, indah, dan nyaman) |
Flora resmi | Ketapang |
Fauna resmi | Trenggiling |
Situs web | www |
Sidoarjo (Jawa: Sidaharja; Madura: Siduwarjhâ) adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibu kotanya adalah Kecamatan Sidoarjo Kota. Kabupaten ini berbatasan dengan Kota Surabaya dan Kabupaten Gresik di utara, Selat Madura di timur, Kabupaten Pasuruan di selatan, serta Kabupaten Mojokerto di barat. Bersama dengan Gresik, Sidoarjo merupakan salah satu penyangga utama Kota Surabaya, dan termasuk dalam kawasan Gerbangkertosusila. Penduduk kabupaten ini berjumlah 2.033.764 jiwa pada tahun 2021.[1]
Sejarah[sunting | sunting sumber]
Sidoarjo dulu dikenal sebagai pusat Kerajaan Janggala. Pada masa kolonialisme Hindia Belanda, daerah Sidoarjo bernama Sidokare, yang merupakan bagian dari Kabupaten Surabaya. Daerah Sidokare dipimpin oleh seorang patih bernama R. Ng. Djojohardjo, bertempat tinggal di kampung Pucang Anom yang dibantu oleh seorang wedana yaitu Bagus Ranuwiryo yang berdiam di kampung Pangabahan. Pada 1859, berdasarkan Keputusan Pemerintah Hindia Belanda No. 9/1859 tanggal 31 Januari 1859 Staatsblad No. 6, daerah Kabupaten Surabaya dibagi menjadi dua bagian yaitu Kabupaten Surabaya dan Kabupaten Sidokare. Sidokare dipimpin R. Notopuro (kemudian bergelar R.T.P. Tjokronegoro) yang berasal dari Kasepuhan. Ia adalah putra dari R.A.P. Tjokronegoro, Bupati Surabaya. Pada tanggal 28 Mei 1859, nama Kabupaten Sidokare yang memiliki konotasi kurang bagus diubah namanya menjadi Kabupaten Sidoarjo.[butuh rujukan]
Setelah R. Notopuro wafat tahun 1862, maka kakak almarhum pada tahun 1863 diangkat sebagai bupati, yaitu Bupati R.T.A.A. Tjokronegoro II yang merupakan pindahan dari Lamongan. Pada tahun 1883 Bupati Tjokronegoro pensiun, sebagai gantinya diangkat R.P. Sumodiredjo pindahan dari Tulungagung tetapi hanya 3 bulan saja menjabat sebagai Bupati karena wafat pada tahun itu juga, dan R.A.A.T. Tjondronegoro I diangkat sebagai gantinya.
Pada masa Pedudukan Jepang (8 Maret 1942–15 Agustus 1945), daerah delta Sungai Brantas termasuk Sidoarjo juga berada di bawah kekuasaan Pemerintahan Militer Jepang (yaitu oleh Kaigun, tentara Laut Jepang). Pada tanggal 15 Agustus 1945, Jepang menyerah pada Sekutu. Permulaan bulan Maret 1946, Belanda mulai aktif dalam usaha-usahanya untuk menduduki kembali daerah ini. Ketika Belanda menduduki Gedangan, pemerintah Indonesia memindahkan pusat pemerintahan Sidoarjo ke Porong. Daerah Dungus (Kecamatan Sukodono) menjadi daerah rebutan dengan Belanda. Tanggal 24 Desember 1946, Belanda mulai menyerang kota Sidoarjo dengan serangan dari jurusan Tulangan. Sidoarjo jatuh ke tangan Belanda hari itu juga. Pusat pemerintahan Sidoarjo lalu dipindahkan lagi ke daerah Jombang.
Pemerintahan pendudukan Belanda (dikenal dengan nama Recomba) berusaha membentuk kembali pemerintahan seperti pada masa kolonial dulu. Pada November 1948, dibentuklah Negara Jawa Timur salah satu negara bagian dalam Republik Indonesia Serikat. Sidoarjo berada di bawah pemerintahan Recomba hingga tahun 1949.
Pada 27 Desember 1949, sebagai hasil kesepakatan Konferensi Meja Bundar, Belanda menyerahkan kembali Negara Jawa Timur kepada Republik Indonesia Serikat, sehingga daerah delta Brantas dengan sendirinya menjadi daerah Republik Indonesia.
Geografi[sunting | sunting sumber]
Kabupaten Sidoarjo terletak antara 112°5’ dan 112°9’ Bujur Timur dan antara 7°3’ dan 7°5’ Lintang Selatan.[1]
Batas Wilayah[sunting | sunting sumber]
Utara | Kota Surabaya dan Kabupaten Gresik |
Timur | Selat Madura |
Selatan | Kabupaten Pasuruan |
Barat | Kabupaten Mojokerto |
Topografi[sunting | sunting sumber]
Dataran Delta dengan ketinggian antara 0 s/d 25 meter, ketinggian 0-3 meter dengan luas 19.006 Ha, meliputi 29,99%, merupakan daerah pertambakkan yang berada di wilayah bagian timur. Wilayah bagian tengah yang berair tawar dengan ketinggian 3-10 meter dari permukaan laut merupakan daerah pemukiman, perdagangan dan pemerintahan. Meliputi 40,81 %. Wilayah Bagian Barat dengan ketinggian 10-25 meter dari permukaan laut merupakan daerah pertanian. Meliputi 29,20%