Karya Arsitek Bandung Juarai Sayembara Stasiun MRT Jakarta Kota Tua

Karya Arsitek Bandung Juarai Sayembara Stasiun MRT Jakarta Kota Tua

Elemen lengkung di desain koridor stasiun bawah tanah MRT Jakarta Kota Tua. Desain karya tim Labo architecture + design Bandung ini dinobatkan sebagai pemenang Sayembara Konsep dan Skematik Desain Stasiun Kota MRT Jakarta. (Dok.Behance)

– Desain buatan Labo baru-baru ini dinobatkan sebagai pemenang Sayembara Konsep dan Skematik Desain Stasiun Kota MRT Jakarta. Tim dari kantor biro desain dan arsitek di Bandung itu meraih juara pertama lewat karya berjudul Dwara Batavia.

Dwara Batavia bermakna gerbang di wilayah Kota Tua Jakarta. Lokasinya stasiun memang dekat Stasiun kereta api Beos atau Jakarta Kota.

Gerbang itu ditandai oleh bentuk-bentuk elemen lengkung, yang tersebar mulai dari pintu masuk (entrance) juga koridor di ruang bawah tanah yang tersusun menjadi tiga lantai basement. Elemen itu terinspirasi dari bentuk lengkungan di bangunan Stasiun Beos–gedung yang diresmikan sejak 8 Oktober 1929 dan telah menjadi cagar budaya tersebut.

Selain itu, bentuk lengkung dalam konsep urban dinamakan sebagai penggal-penggal pengalaman bagi pengunjung. “Sebagai kesan yang kuat bahwa mereka berada di Kota Tua yang suasananya berbeda dari stasiun MRT Jakarta yang lain,” ujar Deddy Wahjudi, salah seorang pendiri sekaligus ketua tim Labo kepada Tempo.co, Jumat, 22 April 2022.

Sebagai pintu utamanya, tim Labo membuat akses di plaza seberang Stasiun Beos menuju basement lantai satu. Jalannya dibuat berundak atau beranak tangga yang jembar untuk membuat kesan besar (grand). Lokasi itu dinamakan Dwara Sunken Plaza.

Sementara akses lainnya tersebar pada 6-8 pintu di sepanjang Jalan Pintu Besar Selatan. Elemen lengkung pada bentuk bangunan menandakan tempat itu sebagai akses masuk ke stasiun MRT. Jalan itu akan ditutup dari kendaraan pribadi dan hanya bisa dilintasi busway.

“Jalur poros utamanya juga menjadi pedestrian untuk mendorong orang berjalan kaki atau bersepeda,” kata Deddy sambil menambahkan didesain pula beberapa area drop off atau menurunkan orang untuk mencapai Stasiun Beos, MRT, atau busway.

Desain akses di plaza seberang Stasiun Beos. Desain karya tim Labo architecture + design Bandung ini dinobatkan sebagai pemenang Sayembara Konsep dan Skematik Desain Stasiun MRT Jakarta Kota Tua. (Dok.Behance)

Menurut Deddy, sayembara desain masterplan Medan Merdeka yang mereka menangkan pada 2019 juga memuat exit Stasiun MRT Jakarta Monas. Pengalaman lainnya yaitu ikut sayembara stasiun kereta api di Jepang. “Di wilayah Kota Tua, tantangan desain stasiun MRT terkait dengan kawasan cagar budaya,” katanya.

Video ilustrasi

Dalam karyanya yang terbaru, tim Labo menggambarkan lewat video ilustrasi kalau penumpang turun dari MRT di basement lantai tiga. Dengan berjalan kaki, mereka menuju lantai dua sambil menapaki anak tangga yang bersebelahan dengan eskalator atau tangga jalan.

Setelah melewati gerbang tiket, mereka naik ke basement lantai satu. Pilihannya juga ada anak tangga dan eskalator. Di lantai ini, pengunjung bisa singgah di kafetaria atau melihat galeri foto dan sejarah Kota Tua Jakarta.

Selanjutnya, perjalanan menuju ke lokasi yang dinamakan Dwara Sunken Plaza. Ke luar dari bawah tanah, pengunjung naik ke Plaza Beos.

Deddy berharap desain mereka bisa diwujudkan sepenuhnya. “Respon positif publik cukup banyak di media sosial dan mereka menunggu kapan direalisasikan seperti konsepnya,” kata dia.

PT MRT Jakarta dan Ikatan Arsitek Indonesia mengadakan Sayembara Konsep dan Skematik Desain Stasiun Kota MRT Jakarta pada Februari 2022. Setelah semua karya sayembara terbaik terkumpul pada 14 Maret, selanjutnya pada 27 Maret dilakukan tahap penjurian untuk memilih tiga finalis.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *