Merdeka.com – Merdeka.com – Menteri Sosial, Tri Rismaharini mengatakan, konsep penanggulangan masalah sosial lanjut usia (lansia) tunggal di Indonesia membutuhkan alokasi pembiayaan yang tidak murah.
“Kami akan tangani intensif karena tidak mudah dan murah, karena tidak ada perawatnya. Akan kita tangani secara detail,” katanya saat menyampaikan pidato dalam Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) 2022 di RS Singaparna Medika Citrautama Tasikmalaya, Jawa Barat, Minggu (29/5).
Dia mengungkapkan, salah satu konsep tersebut dengan cara mendorong skema pembiayaan BPJS Ketenagakerjaan untuk menangani persoalan lansia tunggal di Tanah Air.
Alokasi pembiayaan tersebut diharapkan bisa menutup kebutuhan pemeriksaan kesehatan, pendampingan bidan, pembuatan balai lansia hingga mensubsidi kebutuhan hidup sehari-hari para penerima manfaat.
“Tidak semua lansia mau tinggal di balai. Kalau tinggal di rumah, siapa yang masak dan siapa yang beraktivitas. Biasanya kami antar ke balai. Kalau masih bisa, kita bantu makanannya dari balai dengan bantuan RT/RW setempat,” ujarnya.
Untuk itu, Kemensos mendorong diadakannya Program Pos Binaan Terpadu (Posbindu) Lansia yang disebar merata hingga ke seluruh pelosok Indonesia.
“Namun kami harus bicara dengan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kemen PPN/Bappenas) dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) bagaimana menangani ini,” terangnya seperti dilansir dari Antara.
Upaya Kemensos dalam membantu mengatasi persoalan lansia tunggal telah dimulai dengan menggratiskan penggunaan listrik melalui kerja sama dengan PT PLN.
“Kalau listrik, kami kerja sama PLN tarifnya nol,” ungkap Risma.
Selain itu pemerintah juga menyediakan dua paket bantuan bagi lansia di antaranya bantuan langsung tunai serta bantuan sosial berupa sembako.
“Penyebabnya tidak ada yang merawat dan makanannya tergantung pada pemberian tetangga. Kalau punya uangpun, mereka tidak bisa masak dan beli,” katanya.