Neraca Perdagangan Surplus, Bank Indonesia: Berkontribusi Jaga Ketahanan Eksternal

Neraca Perdagangan Surplus, Bank Indonesia: Berkontribusi Jaga Ketahanan Eksternal

Karyawan melintas di area perkantoran Bank Indonesia, Jakarta, Selasa, 31 Mei 2022. Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan, potensi inflasi yang melebihi perkiraan ini didorong oleh kenaikan harga-harga komoditas global yang kemudian mempengaruhi pergerakan harga di dalam negeri. TEMPO/Tony Hartawan

 – Bank Indonesia memandang bahwa surplus neraca perdagangan pada Juni, telah berkontribusi positif dalam menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia. Bank Indonesia memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah dan otoritas kebijakan terkait untuk meningkatkan ketahanan eksternal.

“Serta mendukung pemulihan ekonomi nasional,” kata Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan tertulis pada Jumat malam, 15 Juli 2022.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan Indonesia pada Juni 2022 kembali mencatat surplus, yakni US$ 5,09 miliar, meningkat dibandingkan dengan surplus bulan sebelumnya sebesar US$ 2,90 miliar.

Kinerja positif tersebut melanjutkan surplus neraca perdagangan Indonesia sejak Mei 2020. Neraca perdagangan Indonesia pada Januari-Juni 2022 secara keseluruhan mencatat surplus US$ 24,89 miliar, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan capaian pada semester pertama 2021 sebesar US$ 11,84 miliar.

Surplus neraca perdagangan Juni 2022 bersumber dari surplus neraca perdagangan nonmigas di tengah peningkatan defisit neraca perdagangan migas. Pada Juni 2022, surplus neraca perdagangan nonmigas tercatat US$ 7,23 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan surplus pada bulan sebelumnya sebesar US$ 4,76 miliar.

Perkembangan tersebut ditopang oleh peningkatan ekspor nonmigas dari US$ 20,01 miliar pada Mei 2022 menjadi US$ 24,56 miliar pada Juni 2022. Peningkatan kinerja ekspor nonmigas terutama bersumber dari ekspor komoditas berbasis sumber daya alam, seperti CPO dan batu bara, serta sejumlah produk manufaktur, seperti kendaraan dan bagiannya dan alas kaki yang tercatat meningkat, didukung oleh harga global yang masih tinggi.

Ditinjau dari negara tujuan, ekspor nonmigas ke Cina, Amerika Serikat, dan India tercatat meningkat. Adapun impor nonmigas meningkat pada seluruh komponen, sejalan dengan terus berlanjutnya perbaikan ekonomi domestik.

Sementara itu, defisit neraca perdagangan migas tercatat meningkat dari US$ 1,86 miliar pada Mei 2022 menjadi US$ 2,14 miliar pada Juni 2022, sejalan dengan kenaikan impor migas yang lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan ekspor migas.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *