Panduan bagi Petugas Kesehatan yang Mengawal Jemaah Haji

Panduan bagi Petugas Kesehatan yang Mengawal Jemaah Haji

Ilustrasi Ibadah Haji. Getty Images

 – Musim haji akan berlangsung pada Juli 2022. Pada tahun ini, Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi menetapkan kuota haji sebanyak 1 juta jemaah. Indonesia mendapatkan jatah 100.051 jemaah haji.

Pelaksanaan ibadah haji di masa pandemi membutuhkan penanganan ekstra dibanding sebelumnya, terutama dalam pelayanan kesehatan. Sebab itu, Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI, Tjandra Yoga Aditama menyampaikan beberapa hal yang mesti diperhatikan oleh petugas kesehatan pendamping jemaah haji.

Pencegahan, deteksi, penanganan

Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO belum mencabut status pandemi Covid-19. Artinya, siapapun harus tetap waspada terhadap infeksi virus tersebut karena dapat mengakibatkan kematian. Dalam pelaksanaan ibadah haji, Tjandra Yoga Aditama berpesan agar petugas kesehatan mewaspadai potensi penularan Covid-19 kepada jemaah haji Indonesia.

“Sebab sekitar 1 juta jamaah haji tahun ini, termasuk dari negara-negara yang tingkat vaksinasinya masih amat rendah, seperti Afrika,” kata Tjandra Yoga. Untuk mengantisipasi penularan, petugas kesehatan pendamping jemaah haji sebaiknya punya skema dalam mencegah, mendeteksi, dan menangani jemaah yang positif Covid-19.

“Masalahnya tentu menjadi lebih kompleks karena harus berkoordinasi ketat dengan otoritas kesehatan di Arab Saudi,” ucap Tjandra Yoga. Namun demikian, petugas juga dapat bercermin dari banyaknya jemaah umrah selama Ramadan tahun ini dan tidak menimbulkan dampak kesehatan berarti.

Potensi penyakit menular lainnya

Selain Covid-19, masih ada potensi penularan penyakit lainnya. Sebab apabila terjadi kerumunan, maka selalu ada celah penularan penyakit, terutama infeksi pada saluran pernapasan. “Harus diingat juga bahwa masih ada kasus Middle East Respiratory Syndrom atau MERS CoV, meski tidak banyak,” kata Tjandra Yoga Aditama.

Suhu panas

Panasnya suhu udara pada musim haji tahun ini harus menjadi perhatian para petugas haji. Perlu skema pencegahan dan penanganan heat stroke dan implikasinya. Peristiwa tragis di masa lalu, seperti tragedi Terowongan Mina dan sebagainya, biasanya terjadi saat cuaca amat panas. Secara ilmiah, temperatur panas cenderung meningkatkan perilaku agresif.

Perhatikan kesiapan calon jemaah haji

Petugas kesehatan harus memperhatikan kesiapan calon jemaah haji dari sebelum berangkat, selama di Tanah Suci, dan saat pulang. Tjandra Yoga Aditama mengatakan, ada tujuh tahapan yang mesti diawasi oleh petugas kesehatan haji.

  • Persiapan di tanah air sebelum jamaah berangkat
  • Selama penerbangan dan mendarat di Arab Saudi
  • Pengaturan tempat tinggal di Mekkah dan Madinah
  • Kegiatan sebelum puncak ibadah haji. Pada masa ini, selalu ingatkan jemaah agar menjaga kondisi kesehatannya.
  • Penanganan kesehatan di Arafah, Musdalifah, dan Mina
  • Keadaan jemaah setelah menjalani proses ibadah haji. Dalam periode ini, umumnya jemaah haji sudah cukup lelah.
  • Proses pemulangan ke Tanah Air.

Tjandra Yoga Aditama menambahkan, dia telah menyampaikan poin-poin penting bagi petugas kesehatan haji tadi saat berjumpa daring bersama Asosiasi Kesehatan Haji Indonesia di Jakarta. “Pesertanya adalah para petugas kesehatan yang akan mengawal jemaah haji dan juga pemerhati lainnya,” kata Tjandra Yoga yang saat itu berada di New York, Amerika Serikat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *