Menjelang leg kedua perempat-final Liga Champions melawan Real Madrid, Alexia Putellas mengatakan bahwa ia berharap pertandingan bersejarah di Camp Nou dengan tiket yang ludes terjual akan menandakan “awal dari era baru” untuk sepakbola wanita.
“Saya yakin banyak, banyak gadis akan bermimpi menjadi wanita di lapangan itu dalam waktu 20 tahun,” ucap Putellas sehari sebelum laga yang memecahkan rekor kehadiran 91.553 suporter.
Tapi, Putellas telah menjadi sumber inspirasi bagi mereka yang berharap untuk bermain di level tertinggi, sebuah anutan cemerlang tentang apa yang bisa dicapai ketika bakat alami dilengkapi dengan mentalitas pemenang.
Lihat saja kisah bek Real Betis, Andrea Medina, yang menempati ranking delapan dalam daftar NXGN tahun ini.
Pemain berusia 18 tahun itu besar dengan mengidolakan Roberto Carlos dan Ronaldo. Kini, Medina menegaskan bahwa Puttelar adalah “titik referensi untuk semua orang”.
“Kala saya masih kecil, masih belum ada anutan pesepakbola wanita. Tapi kini setiap gadis kecil akan memilikinya,” tutur Medina kepada GOAL.
Ya, tidak ada yang lebih hebat dari Putellas, wajah baru FC Barcelona.
Ketika Lionel Messi mengucapkan selamat tinggal dengan penuh air mata pada Agustus lalu, sang megabintang meninggalkan kekosongan besar di Camp Nou.
Putellas telah mengisinya. Ia mengambil jubah Messi sebagai pahlawan klub yang rendah hati. Kini, Barcelona adalah Putellas.
Taman dan lapangan penuh dengan anak laki-laki dan perempuan yang mengenakan kaus bertuliskan ‘Alexia 11’. Wajahnya dengan mudah ditemukan di papan reklame dan kios di sekitar Camp Nou.
Akun media sosial klub bahkan mulai menyebut pemain berusia 27 tahun itu dengan panggilan “Yang Mulia”.
Mudah untuk memahami alasannya. Putellas adalah kebanggaan Katalunya, gadis lokal yang ‘berbuat baik’.
Tidak seperti Messi, Putellas tidak selalu menjadi pemain terbaik di dunia. Ia tidak ditakdirkan menjadi megabintang sejak usia muda. Ia harus berjuang untuk mencapai puncak.
Putellas menjalani satu musim di Barcelona dalam karier mudanya, tapi ia justru meneken kontrak profesional di rival sekota Espanyol. Sempat semusim di Levante sebelum ia akhirnya kembali ke Barca pada 2012.
Bahkan sempat ada keraguan. Bakatnya memang terlihat jelas, tapi apakah Putellas memiliki hasrat, keuletan, untuk menjadi salah satu gelandang terbaik dunia?
“Saya pernah bermain melawan Alexia ketika dia masih sangat muda,” kata mantan kiper Arsenal, Emma Byrne, yang kini bekerja untuk Barca TV, kepada GOAL.
“Secara teknis, dia selalu bagus, tapi dia tidak memiliki kecepatan dan kekuatan fisik. Pada pertandingan Liga Champions, dia nyaris tidak terlihat.”
“Namun, selama dua tahun terakhir, dia baru seperti naik ke level lain. Dia bekerja sangat keras di sisi kebugaran.”
“Dia lebih cepat, dia lebih kuat, dia lebih berpengalaman, dan dia sangat kompetitif.”
“Dia menjadi pemimpin sejati di Barca dan itulah mengapa dia layak menjadi pemenang Ballon d’Or [Feminin] tahun lalu,” tambahnya.
Memang, tidak ada yang berani membantah bahwa Putellas sekarang adalah pemain terbaik di dunia. Statistik berbicara dengan sendirinya.
Musim lalu, sang gelandang mencetak 37 gol dan 27 assist! Ia mengantar Barcelona meraih trigelar, yakni: Primera Iberdrola, Copa de la Reina, dan Liga Champions Wanita.
Hebatnya lagi, Putellas dan Barcelona lebih dari siap untuk mengulangi pencapaian mengesankan tersebut pada musim ini.
Gelar dobel di level domestik terlihat pasti, dengan titel liga telah diamankan dengan raupan poin sempurna! Lebih spesial lagi, Blaugranes sukses menyegel tempat mereka di final Liga Champions untuk kali kedua secara berentet dengan menyingkirkan Wolfsburg 5-3 secara agregat di semi-final.
Laga final melawan Lyon di Turin, Minggu (22/5) diharapkan bakal menarik minat yang lebih besar dari sebelumnya. Artinya, duel ini benar-benar akan terasa seperti awal dari era baru untuk sepakbola wanita.
Namun, era baru telah dimulai di Barcelona. Masa kejayaan Messi berakhir pada musim panas lalu. Alexia Putellas kini telah menjelma sebagai Ratu Camp Nou.