Recep Tayyip Erdogan : Aturan Taliban yang Larang Perempuan Sekolah Tidak Islami
“Itu (melarang perempuan sekolah) adalah tindakan yang tidak manusiawi dan tidak islami. Tidak ada hal seperti itu dalam agama kami,” kata Erdogan dalam pidatonya di sebuah konferensi internasional di Ibu Kota Ankara.
Gadis-gadis Afghanistan ikuti belajar di sekolah di kota Herat, Afghanistan, 18 Agustus 2021. Tetapi, kini diketahui bahwa Taliban menjanjikan tetap membolehkan kaum perempuan di Afghanistan menempuh pendidikan hingga universitas setelah kembali berkuasa di negara itu. Courtesy Shamshadnews/via REUTERS
Menurut Erdogan, aturan Taliban itu jangan dikaitkan dengan hukum Islam. Sebab di Islam saja tidak menerima hal-hal seperti itu.
“Sebaliknya, umat Muslim itu dianjurkan mencari ilmu ari buaian sampai liang lahat,” kata Erdogan.
Turki menjadi tuan rumah pertemuan luar biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), di mana dalam kesempatan itu Turki menyerukan pada pemerintah sementara Afghanistan yang dipegang Taliban agar mengevaluasi aturan yang melarang perempuan bersekolah dan bekerja disektor pendidikan serta LSM.
Selama KTT, OKI memutuskan untuk mengimrikan seorang delegasi keagamaan agar bisa menekankan bahwa perempuan berhak medapat akses ke berbagai level pendidikan, di mana ini hak-hak dasar manusia.
Enam belas bulan setelah mengambil alih kekuasaan Pemerintah Afghanistan, Taliban mengingkari janji mereka. Perempuan dan anak perempuan menghadapi larangan menyeluruh atas pendidikan setelah serangkaian keputusan terus-menerus mengikis hak-hak mereka di hampir semua aspek kehidupan dan menjungkirbalikkan pencapaian yang telah mereka perjuangkan tanpa lelah selama dua dekade terakhir.
Pada Desember 2022, Taliban mengebiri sejumlah hak penting perempuan. Mereka melarang perempuan Afghanistan menempuh pendidikan tinggi dan juga melarang bekerja di lembaga swadaya masyarakat baik lokal maupun internasional