Respons Sekjen PDIP Usai Dianggap Keras ke Anies Lembek ke Prabowo

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto buka suara usai dianggap keras kepada Anies Baswedan tetapi lembek ke Prabowo Subianto yang sama-sama telah dideklarasikan sebagai calon presiden oleh partai politik.
Menjawab anggapan itu, Hasto menyebut Prabowo memiliki pandangan yang sama dengan Presiden Jokowi. Berbeda halnya Anies yang menurut Hasto berseberangan dengan Jokowi.

“Kalau kita lihat persoalannya adalah berbagai kebijakan Pak Anies sudah dinyatakan berbeda dengan Presiden Jokowi,” kata Hasto di UGM, Sleman, Senin (10/10).

Salah satu contoh kontradiksi antara Anies dan kebijakan Pemerintah menurut Hasto yakni soal pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur.

Dia mengatakan Jokowi ingin memindahkan ibu kota negara ke Kalimantan didasari perspektif geopolitik. Namun, Anies punya pandangan berbeda.

“Sementara Pak Anies tetap mempertahankan Ibu Kota di Jakarta, itu kan dua hal yang berbeda, ini lah yang menciptakan kontradiksi,” kata Hasto.

Begitu juga dengan penanganan banjir. Hasto menyebut ada perbedaan pandangan antau konsep antara Jokowi dan Anies dalam menangani banjir.

Hasto lantas menyindir partai politik pendukung Presiden Jokowi tapi kini ingin mengusung Anies sebagai calon presiden. Menurutnya, itu adalah sikap yang kontradiktif.

“Ini lah yang menciptakan kontradiksi, ketika ada salah satu partai pendukung pemerintahan Jokowi mengusung Pak Anies yang dari sisi kebijakannya berbeda dengan Presiden Jokowi,” kata Hasto.

Sebelumnya, Hasto menyindir partai politik yang telah mendeklarasikan calon presiden untuk diusung di Pilpres 2024. Menurut dia, deklarasi itu mengganggu konsentrasi ketika pemerintah tengah fokus menghadapi krisis salah satunya ekonomi.

Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya angkat suara. Dia merasa heran lantaran Hasto keras mengkritik Anies, tetapi tidak ke Prabowo yang telah dideklarasikan sebagai capres oleh Gerindra jauh hari sebelumnya.

“Itu klaim tak berdasar namanya. Koalisi itu didasarkan pada apa sih? Pada pencapresan seseorang? Gerindra kenapa tidak disebut lepas juga jika begitu,” kata Willy saat dihubungi, Minggu (9/10).

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menjelaskan alasannya keras mengkritik NasDem dan Anies Baswedan ketimbang Prabowo Subianto soal pencapresan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *