Gunung Semeru sampai siang ini terpantau alami peningkatan aktivitas vulkanik dengan beberapa kali letusan atau erupsi dibarengi dengan gempa. Kementerian ESDM, menempatkan status gunung ini di level III (siaga).
“22 kali gempa Letusan/Erupsi dengan amplitudo 10-23 mm, dan lama gempa 63-157 detik,” jelas Kementerian ESDM dalam laporannya, Senin (6/2/23)
Untuk beberapa rekomendasi dari kondisi terkini gunung tertinggi di Jawa ini, yaitu:
1. Tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
2. Tidak beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
3. Mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.