Sinar Mas bantu petani dapat sertifikasi ISPO dan RSPO lewat pelatihan
Sinar Mas Agribusiness and Food menyelenggarakan program sawit terampil yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan para petani sawit dan bisa mendapatkan sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) dan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).
“Nantinya, kami ingin membantu petani yang sudah siap untuk memperoleh sertifikasi ISPO dan RSPO. Kami terus menyambut peluang baru untuk bekerja sama dengan mitra-mitra potensial agar dapat membantu para petani dan sektor pertanian untuk bertumbuh,” kata Head of Traceable & Transparent Production Sinar Mas Agribusiness and Food, Wahyu Wigati Wijayanti dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.
Program sawit terampil yang diberikan kepada lebih dari 4.000 petani swadaya dari area Ekosistem Leuser di Aceh dan Sumatera Utara tersebut dilakukan melalui pelatihan kelompok dan dukungan individual untuk menerapkan praktik pertanian yang baik.
Baca juga: CPOPC tegaskan industri sawit turut berdayakan petani perempuan
Serangkaian pelatihan peningkatan kapasitas dan sesi pendampingan dilakukan untuk mentransfer pengetahuan kepada para petani swadaya sehingga mereka dapat meningkatkan metode budidayanya serta mencapai tahapan siap untuk mendapatkan sertifikasi ISPO dan RSPO yang diharapkan akan membantu meningkatkan pendapatan.
Wahyu menuturkan bahwa Program Sawit Terampil sudah dilaksanakan di 10 kabupaten di Sumatra Utara dan Aceh dan dilangsungkan hingga bulan Desember 2023. Sejak program tersebut dilaksanakan, sekitar 61 persen peserta semakin memahami praktik budidaya kelapa sawit berkelanjutan dibandingkan sebelum mengikuti program.
Untuk mengembangkan sistem pengetahusn petani sawit, Sinar Mas Agribusiness and Food turut didukung oleh beberapa mitra, termasuk perusahaan agroteknik, Koltiva, yang mendukung program dengan ekosistem teknologi yang komprehensif, KoltiTrace dan ahli agronomi dan agen lapangan untuk membantu petani mencapai standar keberlanjutan.
“Dengan menerima saran implementasi praktik pertanian yang telah disusun sesuai berdasarkan data, kami berharap dapat meningkatkan mata pencaharian petani serta membantu melestarikan lingkungan,” kata Chief Operating Officer Koltiva Ainu Rofiq.
Baca juga: BPDPKS siap berikan dana hibah bagi daerah untuk bangun pabrik sawit
Kepala Sekolah Petani Forum Petani Kelapa Sawit Berkelanjutan Rukaiyah Rafik menekankan bahwa kurangnya pengetahuan dan edukasi sering kali menghambat petani.
Tingginya buta huruf di kalangan petani menyulitkan mereka untuk mencatat produksi dan kegiatan pertanian lainnya dengan benar. Namun demikian, tantangan tersebut dapat diatasi dengan bantuan terarah dan transfer pengetahuan, seperti program Sawit Terampil.