Kasus Penularan Sifilis Melonjak, Risiko Penularan dari Ibu ke Bayi Tinggi

Diakones Enni Simanjuntak menggendong anak asuhnya, anak dengan HIV/AIDS berusia 3 tahun, di <i>shelter</i> pengasuhan di House of Love Huria Kristen Batak Protestan di Kecamatan Nainggolan, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, Selasa (16/7/2019). Anak-anak tersebut menghadapi diskriminasi di sekolah, lingkungan masyarakat, dan keluarga. Mereka pun ditolak di sekolah publik.

Dalam lima tahun terakhir terjadi peningkatan angka kasus infeksi penyakit sifilis hampir mencapai 70 persen. Hal tersebut patut diwaspadai, terutama jika penularan terjadi pada ibu hamil. Risiko penularan sifilis dari ibu ke bayi amat tinggi.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril menuturkan, risiko penularan sifilis secara vertikal, dari ibu ke bayi yang dikandung, bisa mencapai 69-80 persen. Jika infeksi sifilis pada ibu hamil tidak diobati secara adekuat, hal itu dapat berisiko menyebabkan kejadian lahir mati dan abortus sebesar 40 persen, kematian perinatal sebesar 20 persen, berat badan lahir rendah, serta infeksi neonatus sebesar 20 persen.

”Penularan dari ibu ke anak-anak atau bayi ini bisa terjadi akibat ibu tidak mendapatkan pengobatan yang baik. Saat ini, jumlah ibu hamil dengan sifilis yang diobati masih rendah, yakni baru 41 persen,” tuturnya di Jakarta, Rabu (10/5/2023).

Kementerian Kesehatan mencatat, jumlah ibu hamil dengan sifilis mencapai 5.590 kasus atau 0,5 persen dari total kasus sifilis. Itu artinya, masih ada sekitar 2.000 ibu hamil dengan sifilis tidak mendapatkan pengobatan.

Suasana doa yang dilakukan setiap pagi di asrama Yayasan Vina Smart Era, Tambora, Jakarta Barat, Kamis (1/12/2022). Yayasan Vina Smart Era merupakan, yayasan yang memberikan pendampingan pada Anak dengan HIV/AIDS (ADHA) sejak tahun 2007. HIV dan AIDS masih menjadi salah satu penyakit yang menakutkan di masyarakat. Tak jarang orang atau anak dengan HIV dan AIDS mengalami diskriminasi dan mendapat stigma negatif oleh masyarakat.

Selain itu, tercatat dari 5 juta kehamilan, hanya sekitar 25 persen ibu hamil menjalani pemeriksaan untuk penapisan sifilis. Padahal, merujuk pada Pedoman Tatalaksana Sifilis untuk Pengendalian Sifilis di Layanan Kesehatan Dasar, penapisan atau skrining sifilis harus dilakukan pada semua ibu hamil. Selain sifilis, penapisan dilakukan untuk deteksi HIV dan Hepatitis B. Penapisan tiga penyakit infeksi itu dilakukan sedini mungkin pada kunjungan antenatal (pemeriksaan kehamilan) pertama.

Penularan dari ibu ke anak-anak atau bayi ini bisa terjadi akibat ibu yang tidak mendapatkan pengobatan yang baik. Saat ini jumlah ibu hamil dengan sifilis yang diobati masih rendah, yakni baru 41 persen.

Syahril menyebutkan, upaya pencegahan dan pengendalian infeksi sifilis sangat penting untuk dilakukan. Pada lima tahun terakhir dilaporkan adanya peningkatan angka kasus infeksi sifilis di Indonesia hampir 70 persen. Pada 2018, kasus sifilis yang ditemukan sebanyak 12.484 kasus. Pada 2022, kasus yang ditemukan meningkat menjadi 20.783 kasus.

Penemuan kasus yang semakin meningkat merupakan hal baik karena deteksi dini telah dilakukan. Namun, sayangnya, dari data yang dilaporkan, peningkatan penemuan kasus tidak diiringi dengan peningkatan jumlah pasien yang diobat.

”Rendahnya pengobatan (sifilis) karena adanya stigma dan unsur malu. Setiap tahunnya, dari lima juta kehamilan, hanya sebanyak 25 persen ibu hamil yang di skrining sifilis. Dari 1,2 juta ibu hamil, sebanyak 5.590 ibu hamil positif sifilis. Hal ini perlu jadi perhatian kita bersama,” kata Syahril.

https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/CVodjXQKiDPahnoJIGczF_5u7Nc=/1024x583/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F05%2F10%2Faa3161fb-f44a-49be-8960-0000ce31df8c_png.png

Sifilis merupakan infeksi sistemik yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Salah satu penyakit infeksi menular seksual ini bisa ditularkan secara vertikal dari ibu ke bayi selama masa kehamilan dan persalinan, serta bisa ditularkan melalui hubungan seks, jarum suntik, dan produk darah yang tercemar.

Penularan HIV

Syahril menyampaikan, selain penularan sifilis, penyebaran HIV secara vertikal juga patut diperhatikan. Risiko penularan HIV dari ibu ke bayi mencapai 45 persen. Kondisi deteksi dini dan pengobatan yang belum optimal juga ditemukan pada kasus HIV pada ibu hamil.

Data Kementerian Kesehatan menunjukkan hanya 55 persen ibu hamil yang mendapatkan tes penapisan HIV. Selain itu, baru 24 persen ibu hamil dengan HIV yang menjalani pengobatan antiretroviral. Pengobatan ini diperlukan untuk menekan virus di dalam tubuh sehingga dapat menekan risiko penularan.

Syahril menyebutkan, penularan HIV dari suami ke istri merupakan jalur penularan terbanyak kedua yang dilaporkan setelah penularan dari LSL (laki-laki seks dengan laki-laki).

Mural menghiasi dinding <i>shelter</i> Lentera tempat tinggal anak-anak pengidap HIV/AIDS di Solo, Jawa Tengah, Kamis (14/2/2019). Dinas Pendidikan Solo memastikan anak-anak pengidap HIV/AIDS dapat kembali bersekolah di sekolah dasar di Solo.
KOMPAS/ERWIN EDHI PRASETYA

Mural menghiasi dinding shelter Lentera tempat tinggal anak-anak pengidap HIV/AIDS di Solo, Jawa Tengah, Kamis (14/2/2019). Dinas Pendidikan Solo memastikan anak-anak pengidap HIV/AIDS dapat kembali bersekolah di sekolah dasar di Solo.

Tercatat setidaknya ada 4,9 juta perempuan menikah dengan pria berisiko tinggi HIV. Namun, kesadaran untuk menjalani pemeriksaan masih rendah. Jika tidak terdeteksi, pengobatan tidak bisa diberikan dengan baik. Hal itu yang menyebabkan sekitar 4.000 bayi lahir dengan HIV setiap tahun.

”Upaya untuk melakukan skrining pada setiap individu kini menjadi prioritas pemerintah untuk mencapai eliminasi HIV, termasuk pemutusan mata rantai penularan HIV secara vertikal dari ibu ke bayi. Setiap ibu yang terinfeksi, 100 persen harus mendapatkan tata laksana yang baik sehingga angka anak yang terinfeksi HIV bisa ditekan,” ujar Syahril.

Sebelumnya, anggota Satuan Tugas HIV Ikatan Dokter Anak Indonesia, Debbie Latupeirissa, dalam pertemuan virtual yang diselenggarakan IDAI pada Selasa (28/2/2023) menyampaikan, anak yang lahir dengan HIV perlu mendapatkan perhatian lebih. Anak dengan HIV lebih berisiko mengalami infeksi penyakit, khususnya jika daya tahan tubuhnya menurun. Karena itu, berbagai upaya perlu dilakukan untuk memastikan daya tahan tubuh anak tetap terjaga.

”Dukungan lingkungan sangat penting untuk memastikan pertumbuhan dan perkembangan dari anak dengan HIV tetap berjalan baik. Untuk menjaga daya tahan tubuh agar terhindar dari infeksi perlu dipastikan anak mendapatkan gizi seimbang. Perlindungan dari imunisasi juga tidak boleh terlewat,” ujarnya.

Tempat jual laptop di daerah Johar baru Jakarta Pusat

Bagi Anda yang memiliki laptop tidak terpakai,ingin ganti laptop, laptop Anda bermasalah, laptop Anda terlalu tua / kuno dan ingin dijual dan Anda berada di daerah Johar baru jakarta pusat. Anda dapat membuka  (Panggil / sms / whatsapp) kami menerima berbagai jenis laptop mulai dari merek acer, lenovo, asus, dell, serta MACBOOK. jadi bagi kamu yang berada di daerah Johar baru jakarta pusat segera hubungi kami sekarang juga di  (Telp / sms / whatsapp)

Jualinlaptop Indonesia (Jualinlaptop.id) tempat terpercaya untuk jual dan beli laptop

Foto produk

Hallo sobat jualin, kita adalah tempat terpercaya buat sobat semua untuk yang mau menjual laptopnya. Mulai dari kondisi normal sampai dengan kondisi kerusakan ringan tetapi untuk kondisi mati total kami belum bisa bantu ya sobat..

Jualinlaptop.id pun hadir di beberapa kota loh… Seperti di kota-kota di Jabodetabek dan ada juga nih yang di luar Jabodetabek sobat yaitu di kota Semarang,Yogyakarta dan juga Bandung nih sobat.

Untuk sobat semua yang ingin menjual laptopnya atau ingin mengedek harga laptop sobat bisa banget nih langsung aja sobat bisa menghubungi kita dengan 2 cara, yaitu :

  1. Sobat bisa membuka website kita di jualinlaptop id nah, nanti sobat semua akan diarahkan ke website dengan tampilan seperti ini yaa..

Setelah itu tinggal sobat isi untuk Data Penerima dan tunggu beberapa saat nanti akan segera dihubungi oleh Customer Servis kami.

Foto produk

  1. Ada juga nih cara selanjutnya yaitu melalui Nomor Whatsapp kami sobat.

Berikut adalah nomor-nomor yang bisa sobat hubungi berdasarkan daerah asal sobat atau daerah yang sobat tempati saat ini 😊

Bandung        : 0813-2103-0351

Bekasi            : 0812-1391-0443

Bogor             : 0821-1511-2231

Depok            : 0821-2485-8945

Jakarta           : 0821-2427-7964

Tangerang     : 0821-1494-6046

Semarang     : 0813-9178-7514

Yogyakarta    : 0812-1564-5041

Mudah bukan sobat, jadi sobat semua tidak perlu ragu lagi untuk jual laptopnya dengan mudah,aman dan terpercaya….

Kabupaten Karawang

Kabupaten Karawang

Kabupaten Karawang
Transkripsi bahasa daerah
 • Aksara Sundaᮊᮛᮝᮀ
Dari atas searah jarum jam : Gedung Pemerintahan daerah (Pemda) kabupaten Karawang di kecamatan Karawang Timur, Pintu Jalan Bendungan Walahar di desa Walahar, Klari (dibangun 1918 - selesai 1925), Kompleks Pemakaman Bupati Karawang di desa Manggung Jaya, Cilamaya Kulon, Pantai Tanjung Baru di desa Pasir Jaya, Cilamaya Kulon, Curug Cigentis, di desa Mekar Buana, Tegal Waru, Persawahan Karawang dan Perbukitan di kawasan pegunungan Sanggabuana.

Dari atas searah jarum jam : Gedung Pemerintahan daerah (Pemda) kabupaten Karawang di kecamatan Karawang Timur, Pintu Jalan Bendungan Walahar di desa Walahar, Klari (dibangun 1918 – selesai 1925), Kompleks Pemakaman Bupati Karawang di desa Manggung Jaya, Cilamaya Kulon, Pantai Tanjung Baru di desa Pasir Jaya, Cilamaya Kulon, Curug Cigentis, di desa Mekar Buana, Tegal Waru, Persawahan Karawang dan Perbukitan di kawasan pegunungan Sanggabuana.
Lambang resmi Kabupaten Karawang

Motto:

Pangkal perjuangan
Peta

Peta
Kabupaten Karawang di Jawa Barat

Kabupaten Karawang
Kabupaten Karawang
Peta

Koordinat: 6.3050853°S 107.3002579°E
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Barat
Tanggal berdiri8 Agustus 1950[1]
Dasar hukumUU №14/1950[1]
Hari jadi14 September 1633
Ibu kotaKarawang Barat
Jumlah satuan pemerintahan

Daftar
Pemerintahan

 • BupatiDr. Cellica Nurrachadiana
 • Wakil BupatiH. Aep Syaepuloh, S.E.
Luas

 • Total1.652,00 km2 (637,84 sq mi)
Populasi

 • Total2.406.895
 • Kepadatan1.457/km2 (3,770/sq mi)
Demografi

 • AgamaIslam 98,04%
Kristen 0,0%
Protestan 1,36%
Katolik 0,33%
Buddha 0,24%
Hindu 0,02%
Konghucu 0,01% [2]
 • BahasaIndonesia
Sunda
 • IPMKenaikan 70,94 (2021)
( Tinggi )[3]
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode pos
Kode area telepon0264 dan 0267 (Khusus Wilayah Eks-Kawedanan Cikampek)
Pelat kendaraanxxxx D**/E**/F/G/H/K**/L/M/N/P/R/S
Kode Kemendagri32.15 Edit nilai pada Wikidata
DAURp 1.338.368.057.000,00- (2020)[4]
Semboyan daerahInterasih (Indah, Tertib, Aman, Bersih)
Situs webwww.karawangkab.go.id

Kabupaten Karawang (aksara Sunda: ᮊᮛᮝᮀ) adalah sebuah wilayah kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa BaratIndonesia. Ibu kotanya adalah Kecamatan Karawang Barat, kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Bekasi di Barat, Kabupaten Bogor di Barat daya Dan Selatan, Laut Jawa di Utara, Kabupaten Subang di Timur, Kabupaten Purwakarta di Tenggara Dan Selatan. Karawang memiliki luas wilayah 1.652,00 km2, dengan jumlah penduduk pada tahun 2021 sebanyak 2.406.895 jiwa, dan kepadatan penduduk 1.457 jiwa per km2.[2]

Pada tahun 2012, kabupaten Karawang memiliki pembangunan proyek-proyek besar yaitu Summarecon, Agung Podomoro, Agung Sedayu, Metland dan lain-lain. Sejarah Monumen Gempol Ngadeupa di Karawang Selatan, dalam catatan sejarah Indonesia, pada tanggal 16 Agustus 1945, Sukarno beserta beberapa orang merumuskan Kemerdekaan Republik Indonesia di Rengasdengklok.

Etimologi[sunting | sunting sumber]

Kata karawang” muncul pada Naskah Bujangga Manik dari akhir abad ke-15 atau awal abad ke-16. Bujangga Manik menuliskan sebagai berikut:

Leteng karang ti Karawang,
Leteng susuh ti Malayu,
Pamuat aki puhawang.
Dipinangan pinang tiwi,
Pinang tiwi ngubu cai,

Dalam bahasa Sundakarawang mempunyai arti “penuh dengan lubang”. Bisa jadi pada daerah Karawang zaman dulu banyak ditemui lubang.

Cornelis de Houtman, orang Belanda pertama yang menginjakkan kakinya di pulau Jawa, pada tahun 1596 menuliskan adanya suatu tempat yang bernama Karawang sebagai berikut:

Di tengah jalan antara Pamanukan dan Jayakarta, pada sebuah tanjung terletak Karawang.[5]

R. Tjetjep Soepriadi dalam buku Sejarah Karawang[butuh rujukan] berspekulasi tentang asal-muasal kata karawang, pertama kemungkinan berasal dari kata karawaan yang mengandung arti bahwa daerah ini terdapat “banyak rawa”, dibuktikan dengan banyaknya daerah yang menggunakan kata rawa di depannya seperti, Rawa GabusRawa MonyetRawa Merta dan lain-lain; selain itu berasal dari kata kera dan uang yang mengandung arti bahwa daerah ini dulunya merupakan habitat binatang sejenis monyet yang kemudian berubah menjadi kota yang menghasilkan uang; serta istilah serapan yang berasal dari bahasa Belanda seperti caravan dan lainnya.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Hiasan penanda hajatan pernikahan pada masyarakat wilayah Kabupaten Karawang wilayah selatan, hiasan terbuat dari batang bambu utuh yang disisakan daun bagian atasnya dilengkapi dengan topi caping yang digantung lengkap dengan tali-tali berwarna-warni dibawahnya yang menjuntai (penggunaan tali bisa disubtitusi atau digantikan dengan kertas warna-warni).

Hiasan ini merupakan kearifan lokal masyarakat Kabupaten Karawang bagian selatan yang ditumbuhi banyak pohon bambu.

Pemukiman awal[sunting | sunting sumber]

Wilayah Karawang sudah sejak lama dihuni manusia. Peninggalan Situs Batujaya dan Situs Cibuaya yang luas menunjukkan pemukiman pada awal masa modern yang mungkin mendahului masa Kerajaan Tarumanagara. Penduduk Karawang semula beragama Hindu dan Budha dan wilayah ini berada di bawah kekuasaan Kerajaan Sunda.

Penyebaran Islam[sunting | sunting sumber]

Agama Islam mulai dianut masyarakat setempat pada masa Kerajaan Sunda, setelah seorang patron bernama Syekh Hasanudin bin Yusuf Idofi, konon dari Makkah, yang terkenal dengan sebutan Syekh QuroSyekh Quro merupakan seorang utusan Raja Campa yang mengikuti pelayaran persahabatan ke Majapahit dari Dinasti Ming yang dipimpin oleh Laksamana Cheng Ho (Kapal Laksamana Cheng Ho tercatat mendarat di Pelabuhan Muara Jati, Kerajaan Singapura (cikal bakal Kesultanan Cirebon pada tahun 1415[6].), ketika kapal sudah berada di Pura, Karawang, Syekh Quro beserta pengikutnya turun dan tinggal untuk menyebarkan agama Islam di wilayah Pura dan kemudian menikah dengan Putri Ki Gede Karawang yang bernama Ratna sondari[7] dan meluaskan pengajarannya hingga ke wilayah Pura Dalem (Pedalaman Pura) kemudian mendirikan pesantren di Desa Pulo Kelapa (sekarang masuk kecamatan Lemah Abang, Kabupaten Karawang)

Dari pernikahannya dengan Ratna Sondari, Syekh Quro memiliki seorang anak yang diberi nama Ahmad, Ahmad inilah yang kemudian dikenal dengan nama Syekh Ahmad (Penghulu Pertama di Karawang), Syekh Ahmad pernah diperintahkan oleh ayahnya untuk membantu Syekh Nur Jati atau Syekh Datuk Kahfi di Pesambangan (sekarang masuk wilayah kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon).

Hubungan penyebaran Islam di Karawang dengan Kesultanan Cirebon[sunting | sunting sumber]

Wayang kulit Cirebon gaya Cilamaya karya Ki Ardi, disungging ulang oleh Ki Enang Sutria dan dibrom ulang oleh Arie Nugraha

Puteri Ki Gede Karawang yaitu Ratna sondari memberikan sumbangan hartanya untuk mendirikan sebuah masjid di Gunung Sembung (letaknya berdekatan dengan Gunung Jati) atau dikenal dengan sebutan (Nur Giri Cipta Rengga) yang bernama Masjid Dog Jumeneng atau Masjid Sang Saka Ratu, yang sampai sekarang masih digunakan dan terawat baik.[8]

Syekh Ahmad (Anak Syekh Quro dengan Ratna sondari) kemudian berkeluarga dan memiliki seorang putera bernama Musanudin, Musanudin inilah yang kemudian menjadi Lebai di Kesultanan Cirebon dan memimpim Masjid Agung Sang Cipta Rasa pada masa kepemimpinan Sunan Gunung Jati. Pengangkatan juru kunci di situs makam Syekh Quro dikuatkan oleh pihak Keraton Kanoman, Cirebon. Syekh Quro memberikan ajaran yang kemudian dilanjutkan oleh murid-murid Wali Sanga. Makam Syeikh Quro terletak di Pulobata, Kecamatan Lemahabang.

Pembangunan Pos dan Pedukuhan di Pisangan – Sedari, Karawang[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 1518, Syekh Syarif Hidayatullah mengutus Janapura yang merupakan muridnya yang berasal dari Kudus untuk membuat sebuah pedukuhan di dekat laut di wilayah ujung Karawang yang sekarang berada di sekitar Pisangan–Sedari, Karawang, pedukuhan yang dibangun oleh Janapura kemudian menjadi pos kesultanan Cirebon di wilayah pesisir utara bagian barat[9]

Pedukuhan yang pertama dibuat oleh Janapura adalah pedukuhan Pisangan, setelah 10 tahun menetap di Pisangan, kedua puteri dari Janapura yaitu Dewi Sondari dan Andidari datang berkunjung. Pada tahun 1528 Janapura yang kemudian dikenal sebagai Syekh Janapura mendapatkan misi untuk mengislamkan daerah Tanjung Suwung yang sekarang dikenal dengan nama Sedari. Wilayah Tanjung Suwung pada masa itu banyak dihuni oleh masyarakat pelarian dari kerajaan Telaga, Syekh Janapura kemudian berhasil mengislamkan masyarakat di Tanjung Suwung dan selanjutnya mengembangkan pedukuhan disana,[9] menurut Zakaria Husein (sejarahwan Karawang) berita keberhasilan Syekh Janapura mengislamkan Tanjung Suwung kemudian tersebar hingga ke Kudus, tidak lama kemudian Raden Imanillah (keluarga Sunan Kudus) meminang Dewi Sondari dan membawanya kembali ke Kudus, untuk memperingati pernikahan puterinya yaitu Dewi Sondari dengan Raden Imanillah, Syekh Janapura kemudian memberikan nama pada pedukuhan di Tanjung Suwung tersebut dengan nama pedukuhan Sondari yang kemudian dikenal oleh masyarakat sekarang dengan nama Sedari.

Menurut data yang dihimpun oleh Zakaria Husein, Syekh Janapura tinggal di Tanjung Suwung hingga akhir hayatnya yakni pada tahun 1567, beliau kemudian dimakamkan di dekat pantai.[9]

Masa Kesultanan Cirebon[sunting | sunting sumber]

Setelah Kerajaan Sunda runtuh maka wilayah antara sungai Angke dan sungai Cipunegara terbagi dua. Menurut Carita Sajarah BantenSunan Gunung Jati pada abad ke 15[10] membagi wilayah antara sungai Angke dan sungai Cipunegara menjadi dua bagian dengan sungai Citarum sebagai pembatasnya, sebelah timur sungai Citarum hingga sungai Cipunegara masuk wilayah Kesultanan Cirebon yang sekarang menjadi Kabupaten Karawang, Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dan sebelah barat sungai Citarum hingga sungai Angke menjadi wilayah bawahan Kesultanan Banten dengan nama Jayakarta.[11][12]

Pemerintahan mandiri[sunting | sunting sumber]

Sebagai suatu daerah berpemerintahan sendiri tampaknya dimulai semenjak Karawang diduduki oleh Kesultanan Mataram, di bawah pimpinan Wiraperbangsa dari Sumedang Larang tahun 1632. Kesuksesannya menempatkannya sebagai wedana pertama dengan gelar Adipati Kertabumi III. Semenjak masa ini, sistem pertanian melalui pengairan irigasi mulai dikembangkan di Karawang dan perlahan-lahan daerah ini menjadi daerah pusat penghasil beras utama di Pulau Jawa hingga akhir abad ke-20.

Selanjutnya, Karawang menjadi kabupaten dengan bupati pertama Raden Adipati Singaperbangsa bergelar Kertabumi IV yang dilantik 14 September 1633. Tanggal ini dinobatkan menjapada hari jadi Kabupaten Karawang. Selanjutnya, bupatinya berturut-turut adalah R. Anom Wirasuta 1677-1721, R. Jayanegara (gelar R.A Panatayuda II) 1721-1731, R. Martanegara (R. Singanagara dengan gelar R. A Panatayuda III) 1731-1752, R. Mohamad Soleh (gelar R. A Panatayuda IV) 1752-1786. Pada rentang ini terjadi peralihan penguasa dari Mataram kepada VOC (Belanda).

Menjelang Kemerdekaan Indonesia[sunting | sunting sumber]

Pada masa menjelang Kemerdekaan Indonesia, Kabupaten Karawang menyimpan banyak catatan sejarah. Rengasdengklok merupakan tempat disembunyikannya Soekarno dan Hatta oleh para pemuda Indonesia untuk secepatnya merumuskan naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 16 Agustus 1945.

Kabupaten Karawang menjadi inspirasi sastrawan Chairil Anwar menulis karya Antara Karawang-Bekasi karena peristiwa pertempuran di daerah sewaktu pasukan dari Divisi Siliwangi harus meninggalkan Bekasi menuju Karawang yang masih menjadi daerah kekuasaan Republik.

Kecamatan Rengasdengklok adalah daerah pertama milik Republik Indonesia yang gagah berani mengibarkan bendera Merah Putih sebelum Proklamasi kemerdekaan Indonesia di Gaungkan.[butuh rujukan] Oleh karena itu selain dikenal dengan sebutan Lumbung Padi Karawang juga sering disebut sebagai Kota Pangkal Perjuangan. Di Rengasdengklok didirikan sebuah monumen yang dibangun oleh masyarakat sekitar, kemudian pada masa pemerintahan Megawati didirikan Tugu Kebulatan Tekad atau warga sekitar menyebutnya dengan Tugu Peureup/Tugu Bojong, untuk mengenang sejarah Republik Indonesia.

Setelah Kemerdekaan Indonesia[sunting | sunting sumber]

Pada tanggal 9 Desember 1947, terjadi peristiwa pembantaian penduduk Kampung Rawagede (sekarang terletak di Desa Balongsari, Rawamerta, Karawang), di antara Karawang dan Bekasi, oleh tentara Belanda sewaktu melancarkan agresi militer pertama. Sejumlah 431 penduduk menjadi korban pembantaian ini.

Wilayah Karawang pada masa lalu (hasil pembagian oleh Sunan Gunung Jati pada abad ke 15) dipecah menjadi dua bagian pada masa perang kemerdekaan sekitar tahun 1948 SK melalui Wali Negeri Pasundan Nomor 12 dengan sungai Citarum dan sungai Cilamaya menjadi pembatasnya, wilayah Kabupaten Karawang Barat meliputi wilayah Kabupaten Karawang sekarang ditambah desa-desa di sebelah barat Citarum yaitu desa-desa Sukasari dan Kertamanah dengan ibu kota di kecamatan Karawang, sementara Kabupaten Karawang Timur meliputi wilayah Kabupaten Purwakarta dikurangi desa-desa di kecamatan Sukasari (yang dahulu masih bagian dari Kabupaten Karawang) dan Kabupaten Subang dengan ibu kota di kecamatan Subang.[13]

Pembagiannya waktu itu adalah:

  • Wilayah Barat; menjadi Kabupaten Karawang yang terdiri dari 3 kawedanan (Karawang, Cikampek dan Rengasdengklok) dan 12 kecamatan (Karawang, Telukjambe, Pangkalan, Klari, Cikampek, Jatisari, Telagasari, Cilamaya, Rengasdengklok, Rawamerta, Pedes dan Batujaya) yang beribukota di Karawang.
  • Wilayah Timur; menjadi Kabupaten Purwakarta yang terdiri dari 5 kawedanan (Purwakarta, Subang, Sagalaherang, Pamanukan dan Ciasem) dan 15 kecamatan (Subang, Kalijati, Pagaden, Sagalaherang, Cisalak, Pamanukan, Pusakanagara, Binong, Ciasem, Pabuaran, Purwadadi, Purwakarta, Campaka, Plered dan Wanayasa) yang beribukota di Subang.

Lalu pada tahun 1950 nama Kabupaten Karawang Timur diubah menjadi Kabupaten Purwakarta dengan ibu kota di Kecamatan Subang dan Kabupaten Karawang Barat menjadi Krawang dengan ibu kota di kecamatan Karawang. Selanjutnya, tahun 1958 daerah sekitar Gunung Sanggabuana atau Loji yaitu Kecamatan Pangkalan yang sebelumnya menjadi bagian dari Kawedanan Jonggol, Bogor digabungkan kedalam wilayah Kabupaten Krawang.[14]

Pada tahun 1968 terjadi pemekaran wilayah Kabupaten Purwakarta yang sebelumnya bernama Kabupaten Karawang Timur menjadi dua Kabupaten, yaitu Kabupaten Subang dengan ibu kota di kecamatan Subang dan Kabupaten Purwakarta dengan ibu kota di kecamatan Purwakarta, karena pada tahun yang sama berlangsung proyek besar bendungan Ir. Djuanda atau yang dikenal dengan nama Bendungan Jatiluhur maka pemerintah pusat pada masa itu merasa perlu untuk menyatukan wilayah waduk Jatiluhur ke dalam satu wilayah kerja yang akhirnya diputuskan dimasukan ke dalam wilayah Kabupaten Purwakarta sehingga pada tahun 1968 wilayah Kabupaten Krawang harus melepaskan desa-desa yang berada disebelah barat sungai Citarum yang masuk dalam proyek besar bendungan Ir. Djuanda atau Bendungan Jatiluhur, desa-desa tersebut adalah desa-desa Sukasari dan Kertamanah yang sekarang masuk dalam kecamatan Sukasari, Kabupaten Purwakarta, sehingga dengan diterbitkannya Undang-Undang No. 4 Tahun 1968 maka wilayah Kabupaten Krawang menjadi berkurang dan wilayah inilah yang dikemudian hari disebut sebagai Kabupaten Karawang[15]

Garut

Garut

Garut
Town
Mesjid Agung Garut.jpg
Babancong.jpg
Alun-alun Garut.jpg
Clockwise from the top:
Great Mosque of Garut, Alun-alun Garut, Babancong Pavilion
Nicknames:

Kota Intan (Diamond City)
Zwitserse Van Java (Switzerland of Java)
Motto:

Tata Tengtrem Kerta Raharja
Garut is located in Java

Garut
Garut
Location in Java and Indonesia

Coordinates: 7°13′S 107°54′ECoordinates7°13′S 107°54′E
CountryIndonesia
RegionJava
ProvinceWest Java
RegencyGarut Regency
Area

 • Total27.71 km2 (10.70 sq mi)
Elevation

717 m (2,520 ft)
Population

 (mid 2022 estimate)
 • Total127,980
 • Density4,600/km2 (12,000/sq mi)
[1]
Time zoneUTC+7 (IWST)
Area code(+62) 262

Garut is a district and town in West Java of Indonesia, and the former capital of Garut Regency. It is located about 75 km to the southeast of the major city of Bandung.

History[edit]

The modern history of Garut started on March 2, 1811 when Balubur Limbangan Regency was dissolved by Governor General Herman Willem Daendels, because the area’s production of coffee had decreased and the Regent, Tumenggung Wangsakusumah II had refused a command to plant indigo. Balubur Limbangan Regency then comprised 6 districts: Balubur, Malangbong, Wanaraja, Wanakerta, Cibeureum and Papandak.

The Limbangan Regency, which has now become the Garut Regency, was founded by Lieutenant-Governor Stamford Raffles on 16 February 1813. RAA. Adiwijaya, who governed from the 1813 until 1821, was the first Regent of the Garut Regency. He was well known as Dalem Cipeujueh. The town of Suci was originally the capital of the new Limbangan Regency. However it was thought that Suci did not meet the requirements of a capital because the area was crowded and quite narrow.

Regarding this matter, Regent Limbangan Adipati Adiwijaya formed a committee to find a suitable place for the capital of the Regency. In the beginning, the committee found Cimurah, about 3 km to the East Suci (currently the village is known by the name of Pidayeuheun Village). However, in this place clean water was difficult to obtain so the place not regarded as suitable to become the capital. The committee then decided that a suitable place was about 5 km to west of Suci. In addition to fertile land, the place has a spring that flows to the River Cimanuk and is surrounded by mountains, like Mount Cikuray, Mount PapandayanMount GunturMount Galunggung, Mount Talaga Bodas, Kandangwesi and Mount Karacak.

When the site was first found, there was a spring nearby that was said to have been surrounded by a small pond closed off by thorny scrub. According to local stories, one person in the group had his hands badly scratched by the thorns. A European in the team asked about the bleeding and was told that the problem was “kakarut!” The answer was misheard by the European visitor as “gagarut” rather than “kakarut”. Team members of the committee thus named the thorny plant “Ki Garut” and the pond was named “Ci Garut” (the location of this pond now was occupied by SLTPI, SLTPII, and SLTP IV Garut buildings). The area around the pond was named “Garut”. The name of “Garut” was approved by Regent Limbangan Adipati Adiwijaya to be made the Capital of the Limbangan Regency.

On 15 September 1813 the development of capital facilities and infrastructure, such as residence, the hall, office assistant resident, mosques, and square was started. In front of the hall, between the town square and the hall was gotten by “Babancong” where the Regent as well as the official of the other government gave the speech in front of the public. After the place was completed earlier, the Capital of the Limbangan Regency moved from Suci to Garut around 1821. Based on the Governor General Decree No: 60 dated May 7, 1913, the name of the Limbangan Regency was replaced to the Garut Regency and had a capital the Garut city on July 1, 1913. At that time, the Regent was RAA is Wiratanudatar (1871–1915). Garut city at that time covering the three villages, namely Kota Kulon (West City) village, the Kota Wetan (East City) Village, and Margawati Village. The Garut Regency covered Garut districts, Bayongbong, Cibatu, Tarogong, Leles, Balubur Limbangan, Cikajang, Pakenjeng, Bungbulang and Pameungpeuk. In the year 1915, RAA Wiratanudatar replaced by his nephew of Adipati Suria Karta Legawa (1915–1929). On August 14, 1925, a decision based on the Governor General, Garut Regency government passed a stand-alone (autonomous). [2]

Gallery

Tourism and Incidents[edit]

Garut was of importance even before World War II, being a hill station for the Dutch elite of the region.[3]

The Danish writer Johannes V. Jensen accounted his visit to Garut in the short story Paa Java from 1915.[4] The legendary film star Charlie Chaplin is said to have visited Garut twice. He is reported to have visited in 1927 and 1935, staying at the Grand Hotel Ngamplang in Cilawu region, a hilly resort around 3.4 kilometers from the city center.[citation needed]

More recently, Garut is a centre of tourism in the region south of Bandung for hiking, hot spas, nearby lakes and villages, and so on.[5] Nearby sites include the following:[6]

  • Mount Papandayan, about 15 km to the southwest of Garut.
  • The Kamojang crater, a geothermal field and tourist spot, is located on the slopes of Mount Guntur approximately 25 km to the northwest of Garut.

Cangkuang Hindu temple is located 10 km north of Garut.

  • The Cangkuang Hindu temple, near the village of Leles, is around 10 km towards the north of the town of Garut on the road to Bandung. The temple, said to have been built during the period of the Galuh Sundanese kingdom in the 8th century, is one of the few Hindu sites in West Java. The restored temple is on the edge of Cangkuang lake where there is a campsite and a few bungalows.[7]
  • Curug Orok, a group of waterfalls (curug in Indonesian).
  • Masjid Asy-Syuro is a mosque that has an art-deco architecture. Therefore, this mosque looks like a church because of its architectural style. This is a conserved building in Garut. Built in 1934 and finished in 1936. It consists of a hall, a “mimbar”, and a tower. This building has a thick wall and stone decoration at its lower part. This mosque is located at Kampung Cipari, Desa Sukarasa, Kecamatan Pangatikan (previously Wanaraja). This building had been functioned as a shelter and fortress while a civil and political conflict of Darul Islam or Tentara Islam Indonesia movement. Now this mosque is still used as a normal mosque for praying and a center of Pesantren Cipari, a traditional and modern Islamic boarding school complex.
  • Kawah Talaga Bodas, a with and cyan crater.
  • Kebun Mawar Situhapa, a rose plantation garden at the District of Samarang.
  • Kampung Bali, a gallery of ancient heritage such as Keris, Tombak, Script, Jewelry, etc. This place is located at District of Cibatu.
  • Taman Satwa Cikembulan, a mini zoo and kids play ground at the District of Leles, about 1 kilometer from Situ Cangkuang.
  • Desa Wisata Domba or also known as De Wisdom. This is a tourism spot with Sheep/Lamb theme.
  • Karacak Valley, is a camping site at Mount Karacak.
  • Darajat Pass, a hot spring pools spot at the hill of Kamojang, This place is located at District of Samarang.
  • Cipanas Tarogong is a village with so many hotels and hot spring pools at the District of Tarogong.
  • Sukaregang Leather Home Industry Center, a perfect spot for shopping leather products with affordable price. This place is located At The District of Garut Kota.

To facilitate the tourists who want to explore Garut tourism destination, there are tour operator companies who can be contacted. One of them is Zigra Wisata. This is an experienced tour operator for Garut Regency.

Local Foods[edit]

  • Dorokdok (Skin Crackers). Dorokdok is usually made from dried Water Buffalo‘s skin. The only way to make it is to fry the dried skin. Dorokdok is popular because it is crunchy and salty.
  • Burayot made of Brown Sugar and Chosen rice flour. The ingredients and taste are same as that found in other versions of the regional specialty known as “Ali Agrem” but because burayot is round and wrinkled (or “ngaburayot” in Sundanese) it called burayot. Burayot is produced in the region around the small township of Leles to the north of Garut because the ingredients are easily available in the area.
  • Chocodot is a mixture of Chocolate and Dodol. It is a new emerging brand for souvenir snack from Garut.
  • Rangginang is a kind of chips made from a processed rice called ketan. Its salty and crunchy.
  • Dapros is a kind of colorful chips with a bloom rose shape.
  • Leupeut is another kind of rice. Packed with banana leave. It is often used as a substitution of rice while traveling.

Volcanoes[edit]

Mount Guntur, 10 km from the city of Garut

Garut is in a valley surrounded by various volcanoes. The most well known is Mount Galunggung which experienced a major eruption in 1982. Following the eruption, over 60 people died and much damage was done to the agricultural sector and infrastructure in the region. Other nearby volcanoes are Mount Talagabodas (around 2,200 meters), Mount Guntur (around 2,250 meters), and Mount Cikurai (over 2,900 meters).

Beaches[edit]

At the south of Garut there are more than 10 beaches. The most well known beaches are Santolo Beach at Cikelet district and Sayang Heulang Beach, the others are Cilauteureun, Rancabuaya, Taman Manalusu, Cijayana, Karang Paranje, Sancang, Gunung Geder, Pantai Cijeruk Indah, Karang Tepas or Sodong parat. They are located 94 kilometers from Garut and spread along 72 kilometers of south coast. Franz Wilhelm Junghuhn in the colonial era plotted the beaches. Now, since 2006 Gunung Geder Beach is boosted by the Indonesian government to be a new tourist site. Gunung Geder Beach with 7 kilometers of beach has white sand near the sea and brownish sand far the sea. Some people[who?] said that Gunung Geder beach is more beautiful than Kuta Beach in Bali.[citation needed] Alternative route besides through Garut is through Ciwidey and Rancabali.[8]

Survei: 1 dari 4 Pasien Lupus Tidak Mendapatkan Perawatan Medis

Pada peringatan Hari Lupus Sedunia 2023, survei menyatakan bahwa 1 dari 4 pasien lupus tidak mendapatkan perawatan medis.

Masalah akses pengobatan dan perawatan rupanya masih jadi tantangan terbesar bagi penderita lupus di seluruh dunia. Pada peringatan Hari Lupus Sedunia 2023, survei menyatakan bahwa masih ada pasien lupus yang tidak mendapatkan perawatan medis.
Baru-baru ini, survei global dari Federasi Lupus Dunia (WLF) menemukan 1 dari 4 responden penderita lupus menunda atau tidak mendapatkan perawatan medis yang dibutuhkan dalam satu tahun terakhir. Hambatan soal perawatan itu datang dengan sejumlah alasan; waiting list sebesar 44 persen, kelelahan sebanyak 22 persen, dan alasan biaya sebanyak 22 persen.

Disebutkan bahwa mereka yang menunda atau tidak mendapatkan perawatan dua kali lebih mungkin mengalami beberapa serangan saat gejala lupus memburuk, seperti nyeri dan pembengkakan.

Dilansir dari laman World Lupus Day, lupus merupakan penyakit autoimun kronis yang dapat menyebabkan peradangan dan nyeri di sejumlah bagian tubuh, termasuk jantung, ginjal, paru-paru, darah, persendian, dan kulit. Dengan lupus, sistem kekebalan tubuh yang biasanya melawan infeksi, menyerang jaringan yang sehat.

Penyakit lupus bisa menyerang siapa saja. Namun, 90 persen penderita penyakit ini adalah wanita. Hingga saat ini belum diketahui penyebab lupus, dan penyakit ini belum bisa disembuhkan.

Hari Lupus Sedunia diperingati setiap tanggal 10 Mei. Hari Lupus merupakan peringatan untuk meningkatkan pemahaman dan menggalang dukungan bagi para penyintas lupus. ‘Make Lupus Visible’ dipilih sebagai tema Hari Lupus Sedunia tahun ini.

“Hari Lupus Sedunia adalah kesempatan yang sangat penting untuk meningkatkan kesadaran akan dampak fisik, emosional, dan ekonomi yang dapat ditimbulkan oleh lupus,” kata Profesor Syed Atiqul Haq, Presiden Yayasan Lupus Bangladesh, dan anggota komite pengarah WLF dalam keterangan resminya.

“Bagi banyak orang di Bangladesh dan di seluruh dunia, lupus tidak dipahami, yang dapat menyebabkan keterlambatan diagnosis dan bagi mereka yang hidup dengan penyakit ini merasa disalahpahami dan tidak dapat menerima perawatan yang mereka butuhkan untuk penyakit yang melemahkan ini,” kata Syed.

Pada peringatan Hari Lupus Sedunia tahun ini, WLF mendorong masyarakat global, termasuk mereka yang hidup dengan lupus, teman, dan anggota keluarga mereka untuk meningkatkan kesadaran dan berbagi fakta tentang penyakit ini di media sosial dan di komunitas mereka.

“Setiap suara yang berbagi fakta pada Hari Lupus Sedunia dapat memiliki dampak luar biasa dan membawa perhatian dan sumber daya yang lebih besar untuk upaya mengakhiri lupus.”

Sejarah Hari Lupus Sedunia
Ilustrasi. Hari Lupus Sedunia mulai diperingati pada 2004 oleh komunitas lupus di Kanada. (iStockphoto/Michail_Petrov-96)
Hari Lupus Sedunia mulai diselenggarakan pada 2004 silam oleh komunitas lupus di Kanada. Kala itu, peringatan dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan penyakit autoimun tersebut.

Dari sana, peringatan terus meluas. Sebanyak 13 negara mulai menggelar peringatan World Lupus Day. Hingga saat ini, peringatan berada di bawah Federasi Lupus Sedunia.

Salah satu cara memperingati Hari Lupus Sedunia adalah dengan mengenakan pakaian serba ungu.

Ungu dianggap menenangkan pikiran dan saraf, membangkitkan semangat, dan memberikan keberanian untuk bertarung. Selain itu warna ungu diartikan sebagai simbol perjuangan dalam meretas dampak negatif dari lupus.

Mengulang Sejarah! Pemain Cadangan Lakers Lonnie Walker IV. Ulang Prestasi Kobe Bryant 26 Tahun Lalu di Playoff NBA dengan raihan 15 Poin di Kuarter Keempat

Pertandingan playoff antara Los Angeles  dan Golden State  memang selalu menarik perhatian penggemar bola basket.

Namun, pada pertandingan terbaru yang berlangsung pada 9 Mei 2023 di Crypto.com Arena.

Pemain cadangan Lakers, Lonnie Walker IV, berhasil mencetak sejarah dengan mencetak 15+ poin di kuarter keempat pertandingan playoff , hal yang terakhir terjadi 26 tahun lalu oleh legenda Lakers, Kobe Bryant.

Dalam pertandingan tersebut, Walker IV tampil luar biasa dengan menghasilkan 15 poin dan 3 rebound dalam waktu 27 menit di kuarter keempat.

Performa gemilang tersebut membantu Lakers meraih kemenangan 104-101 atas Warriors.

Ketika ditanya mengenai prestasinya yang memecahkan rekor yang berusia 24 tahun, Walker IV mengatakan.

“Saya merasa senang bisa membantu tim dan memberikan kontribusi terbaik saya di lapangan, tentunya, ini adalah sebuah kehormatan bagi saya dapat mencetak sejarah di playoff NBA, terlebih lagi dengan nama besar Kobe Bryant yang telah melakukannya sebelumnya,” pungkasnya.

Tidak hanya itu, Walker IV juga menjadi pemain cadangan pertama Lakers sejak Jordan Clarkson pada 2018 yang berhasil mencetak 15+ poin di playoff NBA.

Prestasinya ini membuktikan bahwa meski sebagai pemain cadangan, Walker IV mampu memberikan kontribusi yang signifikan bagi timnya.

Kemenangan atas Warriors pada pertandingan tersebut juga membawa Lakers untuk sementara berada di peringkat 7 klasemen wilayah Barat dengan catatan 43 kemenangan dan 39 kekalahan.

Diharapkan, performa Walker IV dan Lakers akan terus meningkat pada pertandingan selanjutnya.

Pertandingan antara Lakers dan Warriors selalu menjadi salah satu pertandingan yang dinanti oleh para penggemar bola basket.

Prestasi Walker IV yang berhasil mencetak 15+ poin di kuarter keempat playoff NBA tentu menjadi catatan sejarah yang patut diapresiasi.

Tempat jual laptop di daerah Johar baru Jakarta Pusat

Bagi Anda yang memiliki laptop tidak terpakai,ingin ganti laptop, laptop Anda bermasalah, laptop Anda terlalu tua / kuno dan ingin dijual dan Anda berada di daerah Johar baru jakarta pusat. Anda dapat membuka  (Panggil / sms / whatsapp) kami menerima berbagai jenis laptop mulai dari merek acer, lenovo, asus, dell, serta MACBOOK. jadi bagi kamu yang berada di daerah Johar baru jakarta pusat segera hubungi kami sekarang juga di  (Telp / sms / whatsapp)

Jualinlaptop Indonesia (Jualinlaptop.id) tempat terpercaya untuk jual dan beli laptop

Foto produk

Hallo sobat jualin, kita adalah tempat terpercaya buat sobat semua untuk yang mau menjual laptopnya. Mulai dari kondisi normal sampai dengan kondisi kerusakan ringan tetapi untuk kondisi mati total kami belum bisa bantu ya sobat..

Jualinlaptop.id pun hadir di beberapa kota loh… Seperti di kota-kota di Jabodetabek dan ada juga nih yang di luar Jabodetabek sobat yaitu di kota Semarang,Yogyakarta dan juga Bandung nih sobat.

Untuk sobat semua yang ingin menjual laptopnya atau ingin mengedek harga laptop sobat bisa banget nih langsung aja sobat bisa menghubungi kita dengan 2 cara, yaitu :

  1. Sobat bisa membuka website kita di jualinlaptop id nah, nanti sobat semua akan diarahkan ke website dengan tampilan seperti ini yaa..

Setelah itu tinggal sobat isi untuk Data Penerima dan tunggu beberapa saat nanti akan segera dihubungi oleh Customer Servis kami.

Foto produk

  1. Ada juga nih cara selanjutnya yaitu melalui Nomor Whatsapp kami sobat.

Berikut adalah nomor-nomor yang bisa sobat hubungi berdasarkan daerah asal sobat atau daerah yang sobat tempati saat ini 😊

Bandung        : 0813-2103-0351

Bekasi            : 0812-1391-0443

Bogor             : 0821-1511-2231

Depok            : 0821-2485-8945

Jakarta           : 0821-2427-7964

Tangerang     : 0821-1494-6046

Semarang     : 0813-9178-7514

Yogyakarta    : 0812-1564-5041

Mudah bukan sobat, jadi sobat semua tidak perlu ragu lagi untuk jual laptopnya dengan mudah,aman dan terpercaya….

Ternyata Ini Adalah Arti Uppercase pada Microsoft Word

Uppercase adalah istilah yang merujuk pada huruf kapital atau besar pada sebuah teks atau kata.

Huruf kapital ditandai dengan bentuk huruf yang lebih besar dari huruf kecil (lowercase), dan biasanya digunakan di awal kalimat, judul, akronim, atau nama orang, tempat, atau perusahaan.

Penggunaan uppercase dapat memberikan penekanan atau membedakan bagian tertentu dari teks, dan juga digunakan sebagai bagian dari aturan penulisan pada beberapa bahasa.

Selain itu, uppercase juga dapat digunakan untuk memperjelas pesan atau memudahkan pembacaan teks yang panjang dan rumit.

Contoh penggunaan uppercase adalah seperti “Hello, my name is JOHN”, di mana huruf kapital digunakan untuk menunjukkan nama seseorang.

Fungsi dan Cara menggunakan Uppercase pada Microsoft Word

Uppercase pada Microsoft Word adalah fungsi atau fitur untuk mengubah semua huruf pada teks menjadi huruf kapital atau besar.

Fungsi ini biasanya digunakan untuk membuat judul, heading, atau akronim yang memerlukan penggunaan huruf kapital. Anda dapat mengubah teks menjadi uppercase dengan beberapa cara berikut:

  1. Menggunakan tombol Shift: Untuk mengubah seluruh teks menjadi uppercase, tekan dan tahan tombol “Shift” pada keyboard Anda, lalu ketikkan teks yang ingin Anda ubah menjadi uppercase.
  2. Menggunakan fungsi “Uppercase” di Microsoft Word: Pilih teks yang ingin Anda ubah menjadi uppercase, lalu pilih opsi “Uppercase” di tab “Home” di menu bar Microsoft Word. Anda juga dapat menggunakan tombol pintas dengan menekan tombol “Ctrl” + “Shift” + “A”.
  3. Menggunakan rumus “UPPER” di Microsoft Excel: Jika Anda ingin mengubah seluruh data pada kolom menjadi uppercase di Microsoft Excel, Anda dapat menggunakan rumus “UPPER”. Caranya adalah dengan mengetikkan “=UPPER(nama_kolom)” di sel kosong di bawah kolom yang ingin Anda ubah. Misalnya, jika kolom Anda bernama “A”, ketikkan “=UPPER(A1)” di sel kosong di bawah kolom “A”.

Dengan menggunakan fitur uppercase di Microsoft Word, Anda dapat menghemat waktu dan usaha saat membuat teks yang memerlukan huruf kapital.