Jokowi Angkat Bicara soal Wacana Revisi UU Peradilan Militer

Jokowi Angkat Bicara soal Wacana Revisi UU Peradilan Militer

Liputan6.com, Jakarta – Presiden Joko Widodo atau Jokowi angkat bicara soal sikap pemerintah terhadap wacana revisi Undang-Undang (UU) Nomor 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer. Jokowi mengatakan bahwa pemerintah belum berencana mendorong revisi UU Peradilan Militer.

“Belum, belum sampai ke sana,” kata Jokowi kepada wartawan di Gedung Sekretariat ASEAN Jakarta Selatan, Selasa (8/8/2023).

Sementara itu, Wakil Presiden Ma’ruf Amin menilai revisi atau penyempurnaan terhadap sebuah undang-undang merupakan hal yang wajar, termasuk Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer.

“Saya kira tentang revisi undang-undang itu, revisi memang menjadi biasa lah. Saya kira Undang-Undang 31 itu akan mengalami hal yang sama, ada hal-hal yang perlu disempurnakan (agar) lebih sesuai dengan tuntutan keadaan,” kata Wapres.

Hal itu disampaikan Wapres usai menghadiri Pengukuhan Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS) Provinsi Kalimantan Timur, di Odah Etam, Kompleks Kantor Gubernur Kalimantan Timur, Samarinda, Kalimantan Timur, Jumat.

Oleh karenanya, Wapres mengatakan, pernyataan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md bahwa pemerintah akan mempertimbangkan revisi UU Peradilan Militer dengan memasukkannya ke dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas) jangka panjang merupakan hal tepat.

Menurutnya, proses revisi tersebut perlu berlanjut karena ketentuan-ketentuan dalam UU memang harus mengakomodasi aspirasi masyarakat dan tuntutan zaman.

“Saya kira silakan terus berjalan (revisi UU Peradilan Militer) dan sesuai dengan aspirasi yang muncul. Dan, tentu undang-undang itu kan lebih baik merespons tuntutan yang terjadi,” kata Wapres.

Tulus (penyanyi)

Tulus (penyanyi)

Tulus

Tulus di Java Jazz Festival pada tahun 2020
LahirMuhammad Tulus
20 Agustus 1987 (umur 35)
BukittinggiSumatra Barat, Indonesia
AlmamaterUniversitas Katolik Parahyangan
Pekerjaan
Tahun aktif2011—sekarang
Karya
Tinggi186 cm (6 ft 1 in)[1]
PenghargaanDaftar penghargaan
Karier musik
Genre
InstrumenVokal
LabelTulusCompany
Situs websitustulus.com
Tanda tangan

Muhammad Tulus, S.Ars[2] (lahir 20 Agustus 1987) adalah penyanyi-penulis lagu berkebangsaan Indonesia. Tulus memulai karier profesionalnya sejak tahun 2011 melalui label rekaman independen TulusCompany yang didirikannya.[3] Hampir semua karya musik yang dirilisnya adalah hasil karya ciptanya sendiri.[4] Sepanjang kariernya, Tulus telah menerima berbagai penghargaan musik termasuk 17 Anugerah Musik Indonesia.[5]

Tulus memulai debut di industri musik dengan merilis album studio Tulus pada 28 September 2011 yang dirilis bersamaan dengan pertunjukan konser pertamanya, “Tulus: An Introduction”. Cetakan pertamanya berjumlah 1.000 keping CD terjual habis pada saat konser tersebut.[6][7] Rolling Stone Indonesia menobatkan Tulus sebagai Editor’s Choice: Rookie of the Year tahun 2013.[8]

Tulus mendapatkan terobosan karier setelah merilis album studio keduanya, Gajah dirilis pada 19 Februari 2014.[9][10] Dua bulan setelah album dirilis, Gajah terjual sebanyak 60.000 keping CD, menjadikannya sebagai musisi dengan penjualan album tertinggi melalui Demajors.[11] Di pasar album digital, Gajah merupakan satu-satunya album berbahasa Indonesia yang menduduki 10 penjualan album terbaik versi iTunes Asia.[12][13] Dalam kurun setahun, Gajah terjual sebanyak 87 ribu keping.[14] Gajah turut membawa Tulus memenangkan 5 penghargaan dalam Anugerah Musik Indonesia 2015 termasuk sebagai Album Terbaik-Terbaik.[15] Kesuksesan tersebut kembali diraihnya berkat album ketiganya, Monokrom yang juga memenangkan 5 penghargaan Anugerah Musik Indonesia.[16]

Merayakan sepuluh tahun di industri musik Indonesia, Tulus merilis album studio keempatnya, Manusia pada 3 Maret 2022.[17] Album tersebut mendapatkan raihan positif dengan pencapaian sebagai album yang paling sering didengarkan di Spotify Indonesia sepanjang tahun 2022.[18] Lagu “Hati-Hati di Jalan” dalam album Manusia berhasil memecahkan berbagai rekor tangga lagu platform musik digital. “Hati-Hati di Jalan” berhasil masuk ke tiga tangga lagu Billboard yaitu ” Indonesia Songs“, “Billboard Global 200“, dan “Billboard Global Excl. US”. Tulus merupakan musisi Indonesia dengan lagu berlirik bahasa Indonesia pertama yang tembus “Billboard Global 200”.[19] “Hati-Hati di Jalan” juga memuncaki tangga lagu “Indonesia Songs” selama 12 pekan berturut-turut.[20]

Tulus merupakan musisi Indonesia pertama yang berhasil meraih 1 juta pelanggan di Spotify pada tahun 2019.[21] Dalam Wrapped yang diluncurkan oleh Spotify sejak tahun 2016, Tulus telah dinobatkan sebagai Artis Indonesia Terpopuler sebanyak empat kali yakni pada tahun 2016,[22] 2017,[23] 2019,[24] dan 2022.[25] Total streaming Tulus di platform tersebut telah mencapai lebih dari 2 miliar pemutaran, menjadikannya sebagai artis lokal terlaris yang berbasis di Indonesia.[26]

Tulus juga memiliki tradisi dalam berkarier dengan mengadakan konser secara berkala. Ia telah menggelar berbagai pertunjukan langsung termasuk 2 tur konser dan 8 konser tunggal. Baginya konser adalah galeri sebagai sajian visual untuk karyanya.[27]

Kehidupan awal dan pendidikan[sunting | sunting sumber]

Muhammad Tulus lahir pada 20 Agustus 1987 di Kota BukittinggiSumatra Barat. Ia merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara. Ayahnya bekerja sebagai kontraktor, sedangkan ibunya berjualan kaset musik.[28] Tulus memiliki seorang kakak perempuan bernama Pinta Rahmadani[29] dan kakak laki-laki bernama Riri Muktamar–yang juga bertindak sebagai produser eksekutifnya.[30] Tulus lahir dari keluarga Minangkabau[31] serta penganut agama Islam.[32]

Tulus diberi nama yang unik yang merupakan doa dari ibunya. Nama depannya, Muhammad merupakan nabi dan rasul dalam Islam yang menjadi panutan dengan akhlak sempurna. Tulus memiliki makna luas dengan konotasinya bersinggungan dengan hal positif supaya ia tumbuh sebagai pribadi yang positif.[2] Semasa kecil Tulus kerap mendapatkan celaan fisik dari teman-temannya yang memanggilnya dengan sebutan “kerbau”, “gapuak” (gemuk), “gajah”, dan “gajah bengkak” karena memiliki ukuran tubuh lebih besar dibanding yang lainnya.[33][34]

Tulus menghabiskan masa TK hingga SMP di Bukittinggi. Tulus telah dikenalkan dengan musik sejak kecil. Sewaktu kecil, setiap sebelum tidur sang ibu rutin bernyanyi lagu-lagu milik Broery Marantika dan Rinto Harahap untuk Tulus. Secara tidak langsung hal itu memengaruhi alam bawah sadarnya.[35]. Usaha toko elektronik yang dimiliki sang ibu juga berperan atas kecintaan Tulus terhadap musik. Ia selalu membuka bungkus kaset dan mendengar tiap kaset yang dijual ibunya.[8] Tulus menyadari bahwa memiliki bakat dalam dunia tarik suara saat duduk di bangku kelas 5 SD. Saat itu, ia dipaksa tampil oleh guru keseniannya, Nur. Tulus menyanyikan lagu “Ayah” dari The Mercy’s ciptaan Rinto Harahap dengan diiringi permainan gitar oleh gurunya.[8] Sang guru menyadari bakat menyanyi Tulus sehingga mendorongnya untuk menjadi penyanyi.[36][37][38] Adapun semasa SD, guru les privat matematikanya ketika mengajar ke rumah seringkali mendengarkan lagu-lagu milik Chrisye yang kemudian membuatnya turut menggemari Chrisye.[11] Berbagai hal tersebut perlahan mulai membentuk citra dasar dari Tulus dalam bermusik. Kecintaan terhadap musik pun membuatnya mengoleksi CD sejak duduk di bangku kelas 2 SMP.[39][40] Pada tahun 2001, semasa duduk di bangku kelas 2 SMP, Tulus menyaksikan konser Chrisye yang diiringi aransemen musik Erwin Gutawa di Padang. Hal tersebut kemudian memotivasinya untuk menjadi penyanyi profesional.[41][42]

Memasuki masa SMA, Tulus bersama orang tuanya pindah ke Kota Bandung. Mereka menyusul kakak-kakak Tulus yang lebih dulu bermukim di sana untuk kuliah. Ia masuk ke SMA PGII 1 Bandung. Saat SMA, Tulus yang juga memiliki bakat menggambar sejak kecil[43] bercita-cita untuk jadi arsitek. Pada saat yang sama, keluarganya ingin Tulus menjadi dokter, tetapi nilai pelajaran kimia Tulus yang kurang baik memutus keinginan keluarganya.[11] Tulus mengenyam pendidikan perguruan tinggi di Universitas Katolik Parahyangan jenjang S-1 program studi Arsitektur. Ia memulai studinya pada tahun 2005.[44]

Tulus tak pernah mendapatkan pendidikan formal dalam bidang musik.[45] Ia pernah mengikuti kursus vokal, tetapi setelah satu pekan ia memutuskan berhenti karena tak merasa nyaman. Ia mempelajari teknik vokal secara otodidak dengan menjalani latihan pernapasan yang ia pelajari lewat situs YouTube.[46] Tulus juga tidak bisa memainkan instrumen musik. Tulus pernah mempelajari instrumen gitar dan piano, tetapi oleh gurunya, Tulus dinilai tak memiliki bakat yang mumpuni untuk menjadi seorang pemain instrumen musik.[47] Talenta musik diperolehnya karena ia sering mendengarkan lagu dari kaset yang dikoleksinya.[45]

Tulus mengaku mulai memahami dan menikmati musik di masa kuliah. Musisi yang ia gemari di antaranya Amy WinehouseMark RonsonMacy Gray, sampai Frank Sinatra. Memasuki tahun ketiga kuliah, Tulus pertama kalinya menulis lagu setelah diajari seorang teman, Ardra Tedja[48] yang memuji suara Tulus kemudian mengajarinya menulis lagu.[11] Karena tidak bisa menggunakan alat musik, Tulus menulis melodi dengan intuisi.[46] Untuk lirik lagu, ia mengambil contoh dari pantun dan perumpamaan yang dipengaruhi bentuk puisi lama di Minangkabau.[49][11] Ketika menjalani masa kuliahnya, Tulus bergabung pada sebuah grup musik bernama Sikuai Band.[45][50] Kemudian di masa akhir kuliah, Tulus bergabung dalam sebuah komunitas musik jazz yang ada di Bandung bernama Klab Jazz. Di klub tersebut, ia bernyanyi dan mendapat apresiasi. Sejak saat itu ia membulatkan tekadnya untuk menjadi penyanyi.[11]

Memasuki masa akhir kuliah ketika menjalani studi akhir arsitektur, Tulus merancang Bandung Art Exchange–pusat perdagangan barang-barang seni Bandung. Sedangkan skripsinya berisi tentang pendataan bangunan tradisional Minangkabau dengan objek skripsinya Rumah Gadang Datuak Bandaro Kuniang, di kota Batu Sangkar, Sumatra Barat.[51] Tulus menyelesaikan studinya pada tahun 2009.[52] Tulus mengaku bahwa lulus kuliah merupakan syarat dari ibunya untuk memasuki dunia musik.[53]

Rasmus Hojlund Dinilai Memiliki Bakat Luar Biasa

Rasmus Hojlund Dinilai Memiliki Bakat Luar Biasa

Rasmus Hojlund Dinilai Memiliki Bakat Luar Biasa

Direktur sepak bola Manchester United John Murtough memberikan penilaian tentang Rasmus Hojlund. “Rasmus adalah bakat yang benar-benar luar biasa. Dia memiliki atribut teknis dan fisik yang menempatkannya di antara pemain terbaik di dunia untuk kelompok usianya,” ujarnya.

“Bekerja di bawah Erik ten Hag dan para pelatihnya akan memberi Rasmus platform pengembangan yang sempurna. Semua orang di klub akan memastikan bahwa dia diberi waktu dan semua dukungan yang diperlukan untuk mencapai potensi besarnya.”

“Sepanjang musim panas kami telah bertindak cepat dan tegas untuk mengamankan target utama kami di awal jendela transfer. Ini akan memastikan bahwa Erik dan para pelatihnya memiliki kesempatan terbaik untuk mempersiapkan skuat guna mendorong kesuksesan lebih lanjut dalam kampanye yang menarik di masa depan,” pungkas Murtough.

Manchester United Resmi Perkenalkan Rasmus Hojlund Sebagai Pemain MU

Manchester United Resmi Perkenalkan Rasmus Hojlund Sebagai Pemain MU

Manchester United Resmi Perkenalkan Rasmus Hojlund Sebagai Pemain MU

Manchester United akhirnya mengumumkan bergabungnya Rasmus Hojlund dari Atalanta. Striker asal Denmark itu dikontrak hingga Juni 2028 dengan opsi perpanjangan 12 bulan.

Rasmus Hojlund baru pindah ke Atalanta dari Sturm Graz pada musim panas 2022. Ia tampil dalam 34kesempatan untuk tim Italia tersebut selama musim 2022-2023 dengan mencetak 10 gol dan mencatat empat assist.

Hojlund menjadi rekrutan ketiga Setan Merah pada bursa transfer musim panas. Sebelumnya, MU telah merekrut Mason Mount dari Chelsea dan kiper Inter Milan Andre Onana.

“Bukan rahasia lagi bahwa saya telah menjadi penggemar klub hebat ini sejak saya masih kecil dan saya bermimpi untuk keluar dari Old Trafford sebagai pemain Manchester United,” kata Hojlund kepada situs resmi MU.

“Saya sangat senang dengan kesempatan ini untuk mengubah mimpi itu menjadi kenyataan, dan saya bertekad untuk membalas kepercayaan yang telah ditunjukkan klub kepada saya. Ini masih awal dalam karir saya, tetapi saya tahu bahwa saya siap untuk mewujudkannya. Melangkah dan bermain dengan kelompok pemain kelas dunia ini.”

“Begitu saya berbicara dengan manajer, saya tahu bahwa lingkungan ini akan sempurna untuk perkembangan saya; saya menikmati kesempatan untuk bekerja dengan salah satu pelatih terbaik di dunia. Di bawah bimbingan dan dukungannya, saya tahu bahwa saya mampu melakukannya mencapai hal-hal hebat bersama dengan rekan tim baru saya di klub spesial ini,” ucap Hojlund menambahkan.

 

Usai Membunuh, Tersangka Bawa Kabur Barang-barang Berharga Korban

Usai Membunuh, Tersangka Bawa Kabur Barang-barang Berharga Korban

Usai Membunuh, Tersangka Bawa Kabur Barang-barang Berharga Korban

Sebelumnya, Wakasat Reskrim Polres Metro Depok, AKP Nirwan Pohan mengatakan, Polres Metro Depok mendapati pengakuan dari tersangka usai membunuh korban. Tersangka membawa barang berharga milik korban dari kamar kosnya.

“Tersangka ini membawa MacBook, handphone Iphone, dan dompet korban,” ujar Nirwan kepada Liputan6.com, Jumat (4/8/2023).

Nirwan menjelaskan, sebelum kejadian korban sempat pulang kampung (ke rumahnya) dan kembali lagi ke indekos. Korban kembali ke kampus dikarenakan mendapat tugas untuk membimbing mahasiswa baru.

“Korban ini dapat tugas membimbing mahasiswa baru, sebelumnya sempat pulang ke kampungnya,” jelas Nirwan.

Usai pulang kampung, keluarganya sempat menghubungi korban, namun tidak mendapatkan respons. Akhirnya keluarga yang tinggal di daerah dekat kos, mendatangi tempat kos korban di Kukusan.

“Akhirnya keluarganya sempat meminjam kunci penjaga kos, saat pintu terbuka, korban ditemukan di bawah tempat tidur,” ucap Nirwan.

Mahasiswa UI Dibunuh Senior Sempat Melawan, Cincin Tersangka Tersangkut di Tenggorokan Korban

Mahasiswa UI Dibunuh Senior Sempat Melawan, Cincin Tersangka Tersangkut di Tenggorokan Korban

Mahasiswa UI Dibunuh Senior Sempat Melawan, Cincin Tersangka Tersangkut di Tenggorokan Korban

Polres Metro Depok sedang mengungkap pembunuhan yang dilakukan tersangka Altafasalya Ardnika Basya alias AAB (23) terhadap adik tingkatnya di Fakultas Sastra Rusia, Universitas Indonesia, Muhammad Naufal Zidan alias MNZ (19). Saat terjadi aksi pembunuhan, korban sempat melakukan perlawanan dan tertelan cincin pelaku.

Wakasat Reskrim Polres Metro Depok, AKP Nirwan Pohan, membenarkan saat peristiwa pembunuhan yang dilakukan tersangka mendapatkan perlawanan dari korban. Korban sempat menggigit tangan tersangka.

“Iya korban sempat melawan saat akan ditusuk tersangka dari belakang,” ujar Nirwan, Jumat (4/8/2023).

Nirwan menjelaskan, kejadian berawal dari tersangka main ke indekos korban di Kukusan, pada Rabu (2/8/2023). Saat itu, tersangka izin untuk kembali ke tempat kosnya kepada korban. Namun saat korban membuka pintu, tersangka menendang kepala korban.

“Tersangka menendang kepala korban dan setelah itu melakukan penusukan sekitar pukul 18.30 WIB,” jelas Nirwan.

Tidak sampai di situ, lanjut Nirwan, korban sempat melakukan perlawanan dengan menggigit tangan tersangka. Cincin yang dikenakan tersangka tertelan korban dan masuk ke dalam kerongkongan korban.

“Cincin tersangka tertelan dan tertinggal di kerongkongan korban, lalu tersangka menusuk korban dari belakang,” ucap Nirwan.

Nirwan mengungkapkan, setelah tersangka menusuk korban menggunakan pisau lipat, tersangka membungkus mayat korban menggunakan kantong plastik hitam. Setelah terbungkus, mayat korban disimpan di kolong tempat tidur.

“Dari saat itu orang tua korban tidak dapat menghubungi korban,” kata Nirwan.

Dikarenakan korban tidak dapat dihubungi, orang tua mahasiswa UI itu meminta paman korban yang tinggal di Cempaka Putih untuk datang ke kos korban. Sesampainya di sana, kamar korban terkunci dan meminta bantuan penjaga kos.

“Kamar kos terkunci, pamannya meminta penjaga untuk membuka pintu kamar kos korban,” ujar Nirwan.

Setelah dibuka, paman korban melihat bungkusan hitam berada di bawah tempat tidur. Saat bungkusan tersebut ditarik, keluarlah kaki manusia sehingga paman korban kaget dan lari keluar kamar.

“Saat ditarik ternyata kaki manusia sehingga dia kaget lari keluar, langsung lapor,” kata Nirwan.

Mengetahui hal tersebut, Polsek Beji dan Polres Metro Depok mendatangi lokasi dan melakukan olah TKP. Berbekal pengembangan informasi dan petunjuk di TKP, tim gabungan Polres Metro Depok berhasil mengamankan tersangka.

“Sampai saat ini motifnya tersangka ingin menguasai barang milik korban,” kata Nirwan.

Saab 35 Draken

Saab 35 Draken

Saab 35 Draken
TipePesawat tempur
Terbang perdana25 Oktober 1955
Diperkenalkan8 Mac 1960
Dipensiunkan1993 (Denmark)
1999 (Angkatan Udara Swedia)
2000 (Finland)
2005 (Austria)
StatusDibersarakan dari layanan militer
Pengguna utamaAngkatan Udara Swedia
Pengguna lainAngkatan Udara Austria
Angkatan Udara Finlandia
Angkatan Udara Denmark
Tahun produksi1955-1974
Jumlah produksi644
Acuan dasarSaab 210

Saab 35 Draken merupakan sebuah pesawat tempur supersonik sayap delta yang dikeluarkan oleh Saab antara tahun 1955 hingga 1974. Draken telah dibangun untuk mengantikan pesawat Saab J 29 Tunnan dan kemudian pesawat J 32B. J 35 merupakan sebuah pesawat pejuang kecepatan supersonik era Perang Dingin yang efisien. Pesawat ini juga telah diekspor ke negara-negara lain.

Spesifikasi (J 35F Draken)[sunting | sunting sumber]

Karakteristik umum[sunting | sunting sumber]

  • Kru: 1
  • Panjang: 15.35 m (50 ft 4 in)
  • Lebar sayap: 9,42 m (30 ft 10 in)
  • Tinggi: 3.89 m (12 ft 9 in)
  • Area sayap: 49,22 m² (529,82 ft ²)
  • Berat kosong: 7.865 kg (£ 17.340)
  • Berat Loaded: 11.400 kg (£ 25.132)
  • Max. berat lepas landas: 16.000 kg (£ 35.273)
  • Powerplant: 1 × Volvo Flygmotor RM 6C afterburning turbojet
  • Dorong kering: 56,5 kN (12.787 lbf)
  • Dorongan dengan afterburner: 78,4 kN (17.637 lbf)

Prestasi[sunting | sunting sumber]

  • Kecepatan maksimum: Mach 1.6, [4]
  • Rentang: 3.250 km (2.020 mil) dengan drop tank eksternal
  • Layanan langit-langit: 18.000 m (59.000 kaki)
  • Tingkat panjat: 175 m / s (34.450 ft / min)
  • Loading sayap: 231.6 kg / m² (£ 47,4 / ft ²)
  • Thrust / weight: 0.70
  • Lepas landas gulungan: 800 m (2.623 ft)

Persenjataan[sunting | sunting sumber]

  • Senjata: 1x 30 mm M-55 Aden meriam dengan 100 putaran (meriam Kiri dihilangkan agar sesuai Avionics dibutuhkan untuk Falcon integrasi rudal)
  • Cantelan: untuk tangki bahan bakar atau persenjataan dengan kapasitas 2.900 kg (£ 6393) dan ketentuan untuk membawa kombinasi dari:
  • Rockets: 2x 75 mm udara-ke-udara roket polong bagian perut atau 12x roket 135mm pada enam tiang underwing
  • Rudal: Rb 24, Rb 27 dan Rb 28 rudal udara-ke-udara
  • Bom: 55, 220, 500, dan 1.000 pound bom

Lihat juga[sunting | sunting sumber]

Rujukan[sunting | sunting sumber]

Bibliografi[sunting | sunting sumber]

  • Dorr, Robert F., René J. Francillon and Jay Miller. Saab J35 Draken (Aerofax Minigraph no. 12). Arlington, TX: Aerofax Inc., 1987. ISBN 0-942548-17-5.
  • Erichs, Rolph et al. The Saab-Scania Story. Stockholm: Streiffert & Co., 1988. ISBN 91-7886-014-8.
  • Jørgensen, Jan. Saab 35 Draken: Scandinavian “Cold War” Warrior. Shrewsbury, UK: Airlife Publishing Ltd., 1997. ISBN 1-85310-729-8.
  • Taylor, John W.R. “Saab 35 Draken.” Combat Aircraft of the World from 1909 to the present. New York: G.P. Putnam’s Sons, 1969. ISBN 0-425-03633-2.
  • This Happens in the Swedish Air Force (brochure). Stockholm: Information Department of the Air Staff, Flygstabens informationsavdelning, Swedish Air Force, 1983.
  • Widfeldt, Bo. Draken. Inbunden, Sweden: Air Historic Research AB U.B., 1995. ISBN 91-971605-4-7.

Coldplay

Coldplay

Coldplay
Empat orang laki-laki saling merangkul setelah konser

Coldplay di Broadcasting House, 2021. Kiri ke kanan: Jonny BucklandChris MartinGuy Berryman, dan Will Champion
Informasi latar belakang
Nama lain
  • Big Fat Noises (1997)
  • Starfish (1998)
  • Los Unidades (2018)
AsalLondon, Inggris
Genre
Tahun aktif1997–sekarang
Label
Situs webcoldplay.com
Anggota

Coldplay adalah grup musik rock Inggris yang dibentuk tahun 1997. Saat ini beranggotakan Chris Martin sebagai vokalis, Jonny Buckland sebagai gitaris, Guy Berryman sebagai bassis, Will Champion sebagai drumer dan perkusionis, dan Phil Harvey sebagai pengarah kreatif.[a] Mereka bertemu saat menjalani kuliah di University College London (UCL) dan mulai bermusik sejak 1997 hingga 1998, awalnya bernama Starfish.

Setelah merilis EP pertamanya, Safety (1998), Coldplay mulai menandatangani kontrak dengan Parlophone tahun 1999. Album debutnya, Parachutes (2000), memuat singel perdananya “Yellow” meraih Penghargaan Brit untuk Album Britania Raya Tahun Ini, Penghargaan Grammy untuk Album Alternatif Terbaik, dan nominasi Mercury Prize. Album keduanya, A Rush of Blood to the Head (2002), memenangkan prestasi yang sama, berisi singel “Clocks” yang berhasil memenangkan Penghargaan Grammy untuk Rekaman Terbaik Tahun Ini. Album ketiganya, X&Y (2005), yang melengkapi “trilogi” mereka, serta album keempat, Viva la Vida or Death and All His Friends (2008), kedua-duanya dinominasikan di Penghargaan Grammy untuk Album Rock Terbaik, yang terakhir menang; keduanya menjadi album dengan penjualan terbaik pada masing-masing tahun, memuncaki tangga album di 30 negara. Viva la Vida juga dinominasikan sebagai Album Terbaik Tahun Ini, dan trek judulnya menjadi singel pertama bagi grup musik Britania Raya yang secara simultan menduduki posisi pertama di Britania Raya dan Amerika Serikat sepanjang abad ke-21.

Coldplay kemudian mendiversifikasi suaranya selama 5 album studio berikutnya, yang terbaru adalah Music of the Spheres (2021). Setiap album memuat tema yang khas dan menambah gaya-gaya baru ke dalam repertoar aslinya, seperti electronicaambienpopR&Bklasik, dan rock progresif. Mereka dikenal karena penampilan panggungnya yang “euforis”[3] dan “menghanyutkan”,[4] yang dianggap NME sebagai “sangat hidup dan paling masuk akal”.[5] Pada 2018, sebuah film dokumenter yang disutradarai Mat Whitecross dirilis di bioskop untuk memperingati ulang tahunnya yang ke-20.

Dengan 100 juta album terjual, Coldplay menjadi artis musik terlaris.[b] Menurut Fuse, mereka menjadi grup musik keenam yang banyak diberi penghargaan sepanjang sejarah, termasuk yang terbanyak dinominasikan dan menang pada Penghargaan Brit. Mereka juga menjadi band ketujuh yang sukses menyelenggarakan tur konser dengan pendapatan kotor terbesar, ketiga pada 50 album dengan penjualan terbaik di Britania Raya, album pertama di negara tersebut, artis yang mendapatkan posisi pertama dengan semua album studionya,[8] dan menjadi grup Inggris pertama yang debut di posisi pertama pada Billboard Hot 100. Coldplay menjadi band paling berpengaruh pada abad ke-21, dan Forbes menyebutnya sebagai acuan skena alternatif. Rock and Roll Hall of Fame memasukkan album A Rush of Blood to the Head sebagai “200 Album Definitif” dan singel “Yellow” sebagai “Lagu Pembentuk Rock and Roll”, sehingga menjadi salah satu rekaman tersukses dan penting dalam sejarah industri musik. Terlepas dari popularitas dan pengaruhnya, Coldplay telah mendapatkan reputasi sebagai ikon musik yang terpolarisasi.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

1997–1999: Pembentukan dan tahun pertama[sunting | sunting sumber]

Perubahan nama terakhir atas persetujuan teman dekat dan sesama mahasiswa UCL, Tim Crompton. Tim sedang mengajak teman sekolah lamanya untuk membentuk band (yakni, Bettina Motive). Sembari menunggu mobil pengangkut yang molor, ia mempertimbangkan nama itu setelah menemukan salinan buku Philip Horky, Child’s Reflections, Cold Play. Tim memiliki daftar nama potensial tetapi Cold Play langsung ditolak; dan temannya juga tidak menyukainya, sehingga mereka membuangnya. Starfish dengan senang hati mengambilnya.

Life in Technicolor: A Celebration of Coldplay, 2018[9]

Chris Martin dan Jonny Buckland pertama kali bertemu saat menjalani orientasi studi dan pengenalan kampus di UCL, September 1996.[10] Mereka berdua mulai menulis lagu pada 1997 dan latihan setiap malam.[11] Guy Berryman menjadi orang ketiga yang bergabung dan merekam demo tanpa drumer, mereka menamai bandnya sebagai Big Fat Noises pada November.[12] Pada 1998, Will Champion melengkapi keanggotaannya.[13] Ia menjelaskan bahwa Martin, Buckland, dan Berryman datang ke rumahnya karena teman sekamarnya punya drum dan drummer yang bagus, tetapi belum datang, “jadi aku coba-coba saja”.[13]

Champion menjadwalkan tur konser mereka beberapa hari setelah bergabung.[14] Mereka belum menyepakati sebuah nama, dan menamakan diri mereka Starfish. Tur dilaksanakan 16 Januari 1998 di The Laurel Tree, Camden.[14] Mereka menyepakati Coldplay beberapa minggu kemudian.[14] Pada Mei 1998, band tersebut merilis Safety, sebuah EP yang didanai oleh teman dekat mereka, Phil Harvey.[15] Sebanyak 500 kopi dicetak, dan 150 dijual.[16] Harvey menjual kopian pertamanya ke teman sekamarnya seharga £3 dan sisanya diberikan ke label rekaman.[17]

Saat Martin mengeluhkan perilaku promotor Camden, Harvey menyarankan grup tersebut untuk memesan konser mereka sendiri di Dingwalls, dan mereka berhasil menjual 50 eksemplar Safety.[17] Konser tersebut dipertimbangkan ketika Harvey mulai mengelola Coldplay dan ia kemudian mengundurkan diri dari program studi Klasika di Trinity College, Oxford.[15] Akan lebih banyak konser dijadwalkan sepanjang musim panas, termasuk dua konser bersama Keane.[18] Martin mengundang Tim Rice-Oxley sebagai kibordis tambahan Coldplay, tetapi “ketika kami membahasnya lagi beberapa minggu kemudian, dia mengatakan bahwa anggota band lain tidak tertarik untuk menambah anggota”.[18] Pada September 1998, mereka tampil di In the City, Manchester dan bertemu dengan A&R Debs Wild.[19] Setelah merilis Safety, mereka merilis kaset demo “Ode to Deodorant” dan “Brothers & Sisters“.[20]

Wild memberi kabar kepada pegawai BMG Publishing Caroline Elleray dan pengacara musik Gavin Maude tentang adanya band.[20] Elleray berbicara kepada Dan Keeling di Parlophone tetapi ia sudah menyampaikannya.[20] Sementara itu, Maude berbicara kepada Simmon Williams dari Fierce Panda Records, yang kemudian menyampaikannya lagi kepada Steve Lamacq di BBC Radio.[20] Pada 3 Januari 1999, Coldplay menjadi artis pertama tanpa label yang menjadi tamu di acara Lamacq, Evening Session.[21] Beberapa bulan kemudian, mereka membuat kesepakatan jangka pendek dengan Fierce Panda dan merekam ulang “Brothers & Sisters”.[22] Enam label lainnya menawarkan kontrak seiring popularitasnya, tetapi mereka ingin bersama Parlophone, yang membuat Elleray mengontak Keeling sekali lagi.[23] Ia mengubah cara pandangnya dan kesepakatan akhirnya ditandatangani pada APril 1999 di Alun-Alun Trafalgar, bulan yang sama ketika “Brothers & Sisters” dirilis sebagai singel.[23] Selanjutnya mereka fokus belajar untuk mempersiapkan ujian akhir di UCL.[24]

Pada 27 Juni 1999, Coldplay pertama kali tampil di Festival Glastonbury pada panggung New Bands Tent.[25] Mereka kelak merekam The Blue Room, yang terjual 5.000 kopi ke publik.[26] Sesi-sesi tersebut awalnya disiapkan untuk Parachutes (2000) tetapi situasi berubah menjadi kacau,[27] ketika Martin dan Champion berselisih terkait kemampuan Champion sebagai drummer: “Tiga hari berikutnya, kami merasa sengsara, […] kami memintanya untuk kembali. Mereka membuatku banyak minum vodka dan jus cranberry untuk mengenang betapa buruknya pekerjaan yang kulakukan”.[28] Setelah mereka islah, band tersebut mulai mengerjakan materi secara demokratis, dan menetapkan peraturan bahwa setiap anggota yang menggunakan narkoba akan dikeluarkan dari grup, seperti yang ditetapkan R.E.M. dan U2.[29]

2000–2001: Parachutes[sunting | sunting sumber]

Coldplay performing "Yellow" live in 2005
Coldplay menyanyikan lagu “Yellow“, lagu hit terobosan mereka, dari album debut Parachutes, pada tahun 2005

Grup musik ini merencanakan untuk merekam album debut mereka, Parachutes, selama dua minggu. Namun, karena kesibukan konser, rekaman dilakukan antara September 1999 dan April–Mei 2000.[30] Album ini direkam di Rockfield Studios, Matrix Studios, dan Wessex Sound Studios dengan produser Ken Nelson, meski sebagian besar lagu Parachutes direkam di Parr Street Studios Liverpool (di mana mereka menggunakan tiga ruang studio). Teknisi audio Amerika Serikat Michael Brauer di New York ditugasi untuk proses mixing.[31] Selama waktu itu mereka bermain di Carling Tour, yang banyak menampilkan artis pendatang baru.[32]

Setelah merilis 2 EP tanpa lagu hits, Coldplay menapaki hit Top 40 dengan merilis singel utama dari Parachutes, “Shiver”, yang dirilis Maret 2000, pekan yang sama ketika Coldplay bermain sebagai penampil pendukung band Terris di The Forum, Tunbridge Wells dalam acara NME Premier Tour.[33] “Shiver” memuncaki posisi ke-35 position pada UK Singles Chart.[34] Juni 2000 menjadi titik balik Coldplay: band tersebut menyelenggarakan tur penampil utama pertamanya, termasuk penampilan di Festival Glastonbury. Band ini juga merilis lagu “Yellow“;[35]sebagai rilis pertama yang mencapai 5 besar dan naik ke posisi keempat UK Singles Chart.[35] Video musik “Yellow”, yang dikenal cukup minimalis, disyuting di Studland Bay, Dorset, dan menampilkan Martin menyanyi lagu tersebut dalam satu kali pengambilan saat ia berjalan di tepi pantai.[36] “Yellow” dan “Shiver” awalnya dirilis sebagai EP pada musim semi 2000.[37] “Yellow” dirlis sebagai singel di Britania Raya pada 26 Juni 2000. Di Amerika Serikat, lagu itu dirilis sebagai singel utama dari album debut yang awalnya tak berjudul. Pada Oktober 2000, trek tersebut dikirim ke radio alternatif dan radio kampus di Amerika Serikat.[38]

Coldplay merilis Parachutes pada 10 Juli 2000 di Britania Raya melalui label rekaman mereka, Parlophone. Album ini debut di posisi pertama pada UK Albums Chart.[39] Di Amerika Utara, album tersebut dirilis 7 November 2000 oleh label rekaman Nettwerk.[40] Album ini juga tersedia dalam berbagai format sejak perilisan awal; baik Parlophone dan Nettwerk merilisnya sebagai CD pada tahun 2000, dan juga dirilis sebagai kaset oleh label Amerika Serikat, Capitol, pada tahun 2001. Tahun berikutnya, Parlophone mengeluarkan album sebagai long-play.[41] Empat single dirilis dari Parachutes, termasuk “Shiver” dan “Yellow”, dan menikmati popularitas di Inggris dan AS.[42] Single ketiga adalah “Trouble”, yang mencapai posisi ke-10 di tangga lagu Inggris.[43] “Trouble” dirilis lebih dari setahun kemudian di AS, dan mencapai posisi ke-28 di tangga Alternative Songs.[44] Pada bulan Desember 2001, band ini merilis CD edisi terbatas, Mince Spies, yang menampilkan remix dari “Yellow” dan lagu Natal “Have Yourself a Merry Little Christmas”. CD tersebut dicetak 1.000 eksemplar, dan hanya diterbitkan untuk penggemar dan jurnalis.[45]

Parachutes dinominasikan di Mercury Music Prize pada September 2000.[46] Setelah sukses di Eropa, band ini mengarahkan pandangan mereka ke Amerika Utara,[47] dengan merilis album di sana pada November 2000, dan memulai US Club Tour pada Februari 2001.[48] Pada Penghargaan Brit Februari 2001 di bulan Februari, Coldplay mendapatkan penghargaan Grup Britania Raya Terbaik, dan Album Britania Raya Terbaik.[49] Meskipun Parachutes sukses dengan lambat di Amerika Serikat, akhirnya mendapat sertifikasi double-platinum.[50] Album ini diterima dengan sangat baik dan mendapatkan penghargaan Album Musik Alternatif Terbaik di Penghargaan Grammy 2002.[51] Chris Martin berkata bahwa dengan dirilisnya Parachutes, ia berusaha untuk mengangkat status band menjadi “band terbaik dan terbesar di dunia”.[52] Setelah mengelola band seorang diri hingga awal 2001, Harvey mengundurkan diri karena stres sehingga ia memerlukan tim untuk mengisi manajemen band. Dia menjadi pengarah kreatif grup dan sering disebut sebagai anggota kelima mereka; dan Dave Holmes menggantikannya sebagai manajer.[53]

Bela Anies, Demokrat: Proyek Sodetan Ciliwung Mandek Justru saat Jokowi Jadi Gubernur

Bela Anies, Demokrat: Proyek Sodetan Ciliwung Mandek Justru saat Jokowi Jadi Gubernur

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyinggung bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sempat tidak menyelesaikan permasalahan pembebasan lahan proyek Sodetan Ciliwung, Jakarta Timur.

Akibatnya, proyek Sodetan Ciliwung sempat terhenti pengerjaannya alias mangkrak di era Gubernur Anies Baswedan.

Partai pengusung bakal calon presiden (bacapres) Anies Baswedan angkat suara. Mereka menilai justru mandeknya proyek Sodetan Ciliwung sejak Jokowi menjabat gubernur DKI Jakarta.

Partai Demokrat mengungkapkan bahwa proyek Sodetan Ciliwung dimulai ketika era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ketika itu Jokowi masih menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta.

“Proyek Sodetan Ciliwung ini dimulai di Pemerintahan Pak SBY yang kala itu Pak Jokowi masih menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta. Tahapan untuk pembebasan lahan dimulai sejak masa itu,” ujar Deputi Bappilu Partai Demokrat Kamhar Lakumani kepada wartawan, Selasa (1/8/2023).

Sehingga lambat atau mandeknya pembebasan lahan justru bermula ketika era Jokowi. Bukan di era Anies Baswedan.

“Jadi lamban atau mandeknya pembebasan lahan yang menjadi kendala atau hambatan percepatan proyek ini justru bermula pada masa itu (era Gubernur Jokowi),” kata Kamhar.

Maka, kata Kamhar, bila berjalan sesuai rencana, di era Jokowi yang kemudian dilanjutkan oleh Ahok-Djarot, proyek Sodetan Ciliwung seharusnya sudah selesai.

“Jika pembebasan lahan itu berjalan sesuai rencana, masih di masa Pak Jokowi sebagai gubernur yang kemudian dilanjutkan Ahok-Djarot, proyek ini mestinya sudah kelar,” kata Kamhar.

Jadi Tersangka Penistaan Agama, Panji Gumilang Kembali Diperiksa Rabu Siang

Jadi Tersangka Penistaan Agama, Panji Gumilang Kembali Diperiksa Rabu Siang

Liputan6.com, Jakarta – Bareskrim Polri belum memutuskan untuk menahan tersangka penistaan agama pimpinan pondok pesantren (ponpes) Al-Zaytun, Panji Gumilang. Setelah ditetapkan sebagai tersangka kasus penistaan agama, Selasa (1/8) kemarin.

Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen Djuhandhani Rahardjo Puro menjelaskan, belum dilakukan penahanan. Karena pemeriksaan yang sempat tertunda dan baru akan dilanjutkan Rabu (2/8) siang nanti

“Tadi malam pukul 01.00 PG meminta pemeriksaan dihentikan dulu, dan yang bersangkutan meminta dilanjut pemeriksaan Siang ini,” kata Djuhandhani dalam keterangan tertulis.

Adapun, selama menunggu pemeriksaan yang akan dilakukan nanti siang. Penyidik sementara menitipkan Panji sementara di Rumah Tahanan (Rutan) Bareskrim Polri.

“Selanjutnya yang bersangkutan di titip di Tahanan Bareskrim Polri,” jelasnya.

Namun demikian ketika disinggung soal penahanan, Jenderal Bintang Satu itu masih enggan membeberkan tindakan selanjutnya. Sebab, penyidik masih memiliki waktu untuk melakukan pemeriksaan sampai 21.00 WIB nanti

“Baru penangkapan, di situ penyidik mempunyai kewenangan 1×24 jam, kita lihat nanti jam 21.00 WIB,” imbuhnya.

Jadi Tersangka Penistaan Agama

Sebelumnya, Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang ditetapkan menjadi tersangka setelah menjalani pemeriksaan di Bareskrim Polri. Penetapan tersangka itu setelah penyidik melakukan gelar perkara.

“Dari hasil proses gelar perkara semua sepakat untuk menaikkan PG menjadi tersangka,” kata Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri Brigjen Pol. Djuhandhani Rahardjo Puro, Selasa (1/8/2023).

Djuhandhani mengatakan selanjutnya Panji Gumilang bakal langsung ditangkap. “Surat sudah dikeluarkan untuk penangkapan dan penahanan,” katanya.