Hallo sobat jualin, kita adalah tempat terpercaya buat sobat semua untuk yang mau menjual laptopnya. Mulai dari kondisi normal sampai dengan kondisi kerusakan ringan tetapi untuk kondisi mati total kami belum bisa bantu ya sobat..
Jualinlaptop.id pun hadir di beberapa kota loh… Seperti di kota-kota di Jabodetabek dan ada juga nih yang di luar Jabodetabek sobat yaitu di kota Semarang,Yogyakarta dan juga Bandung nih sobat.
Untuk sobat semua yang ingin menjual laptopnya atau ingin mengedek harga laptop sobat bisa banget nih langsung aja sobat bisa menghubungi kita dengan 2 cara, yaitu :
1. Sobat bisa membuka website kita di jualinlaptop id nah, nanti sobat semua akan diarahkan ke website dengan tampilan seperti ini yaa..
Setelah itu tinggal sobat isi untuk Data Penerima dan tunggu beberapa saat nanti akan segera dihubungi oleh Customer Servis kami.
2. Ada juga nih cara selanjutnya yaitu melalui datang langsung ke lokasi kami sobat.
Berikut adalah lokasi-lokasi yang bisa sobat datangi berdasarkan daerah asal sobat atau daerah yang sobat tempati saat ini, kami buka tiap hari dari jam 11:00 sampai jam 20:00
Bandung : Jl. Sukakarya II No.30, Kel. Sukagalih, Sukajadi, Kota Bandung.
Dianggap Tak Cukup Tangani Kasus Kriminal Oknum TNI
Pengamat milter yang juga Direktur Imparsial Al Araf menyatakan, presiden dan DPR perlu melakukan reformasi peradilan militer dengan revisi terhadap UU No 31/1997 tentang peradilan militer.
Perlunya revisi, kata dia, merujuk pada sejumlah kasus kekerasan dan kriminal yang dilakukan sejumlah oknum anggota TNI, seperti pencurian dan mutilasi di Mimika hingga penganiayaan 3 anak di Keerom Papua.
“Sepanjang belum diubah, maka peradilan militer akan menjadi wadah impunitas bagi oknum anggota TNI yang melanggar. Dengan demikian, tidak akan ada efek jera bagi anggota yang melanggar karena mereka akan mendapatkan hukuman ringan bahkan bebas,” tandas Al Araf, Rabu (2/11/2022).
Dilanjutkannya, di masa datang, militer harus tunduk pada mekanisme peradilan umum jika melakukan kejahatan pidana.
“Mekanisme peradilan umum akan menunjukkan prinsip persamaan di hadapan hukum, yang mana dalam konstitusi mengharuskan semua warga negara tunduk dalam peradilan umum jika melakukan tindak pidana umum,” ujarnya lagi.
“Seperti kasus Ferdy Sambo, polisi saja harus tunduk pada peradilan umum dan disidangkan. Jadi selama di TNI masih ada peradilan militer akan susah,” imbuhnya.
Senada dengan Al Araf, lembaga Komisi Untuk Orang Hilang dan Kekerasan (KontraS) melihat, budaya kekerasan di tubuh institusi militer tak kunjung usai.
Hasil pemantauan KontraS menemukan, ada 61 peristiwa kekerasan yang melibatkan anggota TNI. Dan angka tersebut tak menggambarkan peristiwa kekerasan secara keseluruhan.
“Tak jarang kasus-kasus kekerasan yang melibatkan aparat TNI diselesaikan lewat jalur damai dan tidak terliput media nasional maupun lokal. Angka yang kami catat, tahun ini juga meningkat dari laporan tahunan sebelumnya yang menunjukan terdapat 54 peristiwa,” ungkap Koordinator KontraS, Fatia Maulidiyanti.
Menurutnya, menguatnya peran militer untuk mengokupasi ruang sipil menjadi salah satu penanda Indonesia kembali ke jurang militerisme. Hal ini harus dijadikan sebagai masalah serius institusi, khususnya profesionalitas TNI dalam kerangka negara demokrasi.
“Begitupun dalam konteks militerisasi sipil, berbagai metode yang tak relevan harus dihentikan karena justru kontraproduktif terhadap agenda penguatan pertahanan,” ucapnya.
Jokowi Angkat Bicara soal Wacana Revisi UU Peradilan Militer
Liputan6.com, Jakarta – Presiden Joko Widodo atau Jokowi angkat bicara soal sikap pemerintah terhadap wacana revisi Undang-Undang (UU) Nomor 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer. Jokowi mengatakan bahwa pemerintah belum berencana mendorong revisi UU Peradilan Militer.
“Belum, belum sampai ke sana,” kata Jokowi kepada wartawan di Gedung Sekretariat ASEAN Jakarta Selatan, Selasa (8/8/2023).
Sementara itu, Wakil Presiden Ma’ruf Amin menilai revisi atau penyempurnaan terhadap sebuah undang-undang merupakan hal yang wajar, termasuk Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer.
“Saya kira tentang revisi undang-undang itu, revisi memang menjadi biasa lah. Saya kira Undang-Undang 31 itu akan mengalami hal yang sama, ada hal-hal yang perlu disempurnakan (agar) lebih sesuai dengan tuntutan keadaan,” kata Wapres.
Hal itu disampaikan Wapres usai menghadiri Pengukuhan Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS) Provinsi Kalimantan Timur, di Odah Etam, Kompleks Kantor Gubernur Kalimantan Timur, Samarinda, Kalimantan Timur, Jumat.
Oleh karenanya, Wapres mengatakan, pernyataan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md bahwa pemerintah akan mempertimbangkan revisi UU Peradilan Militer dengan memasukkannya ke dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas) jangka panjang merupakan hal tepat.
Menurutnya, proses revisi tersebut perlu berlanjut karena ketentuan-ketentuan dalam UU memang harus mengakomodasi aspirasi masyarakat dan tuntutan zaman.
“Saya kira silakan terus berjalan (revisi UU Peradilan Militer) dan sesuai dengan aspirasi yang muncul. Dan, tentu undang-undang itu kan lebih baik merespons tuntutan yang terjadi,” kata Wapres.
Tulus memulai debut di industri musik dengan merilis album studio Tulus pada 28 September 2011 yang dirilis bersamaan dengan pertunjukan konser pertamanya, “Tulus: An Introduction”. Cetakan pertamanya berjumlah 1.000 keping CD terjual habis pada saat konser tersebut.[6][7]Rolling Stone Indonesia menobatkan Tulus sebagai Editor’s Choice: Rookie of the Year tahun 2013.[8]
Tulus mendapatkan terobosan karier setelah merilis album studio keduanya, Gajah dirilis pada 19 Februari 2014.[9][10] Dua bulan setelah album dirilis, Gajah terjual sebanyak 60.000 keping CD, menjadikannya sebagai musisi dengan penjualan album tertinggi melalui Demajors.[11] Di pasar album digital, Gajah merupakan satu-satunya album berbahasa Indonesia yang menduduki 10 penjualan album terbaik versi iTunes Asia.[12][13] Dalam kurun setahun, Gajah terjual sebanyak 87 ribu keping.[14]Gajah turut membawa Tulus memenangkan 5 penghargaan dalam Anugerah Musik Indonesia 2015 termasuk sebagai Album Terbaik-Terbaik.[15] Kesuksesan tersebut kembali diraihnya berkat album ketiganya, Monokrom yang juga memenangkan 5 penghargaan Anugerah Musik Indonesia.[16]
Merayakan sepuluh tahun di industri musik Indonesia, Tulus merilis album studio keempatnya, Manusia pada 3 Maret 2022.[17] Album tersebut mendapatkan raihan positif dengan pencapaian sebagai album yang paling sering didengarkan di Spotify Indonesia sepanjang tahun 2022.[18] Lagu “Hati-Hati di Jalan” dalam album Manusia berhasil memecahkan berbagai rekor tangga lagu platform musik digital. “Hati-Hati di Jalan” berhasil masuk ke tiga tangga lagu Billboard yaitu ” Indonesia Songs“, “Billboard Global 200“, dan “Billboard Global Excl. US”. Tulus merupakan musisi Indonesia dengan lagu berlirik bahasa Indonesia pertama yang tembus “Billboard Global 200”.[19] “Hati-Hati di Jalan” juga memuncaki tangga lagu “Indonesia Songs” selama 12 pekan berturut-turut.[20]
Tulus merupakan musisi Indonesia pertama yang berhasil meraih 1 juta pelanggan di Spotify pada tahun 2019.[21] Dalam Wrapped yang diluncurkan oleh Spotify sejak tahun 2016, Tulus telah dinobatkan sebagai Artis Indonesia Terpopuler sebanyak empat kali yakni pada tahun 2016,[22] 2017,[23] 2019,[24] dan 2022.[25] Total streaming Tulus di platform tersebut telah mencapai lebih dari 2 miliar pemutaran, menjadikannya sebagai artis lokal terlaris yang berbasis di Indonesia.[26]
Tulus juga memiliki tradisi dalam berkarier dengan mengadakan konser secara berkala. Ia telah menggelar berbagai pertunjukan langsung termasuk 2 tur konser dan 8 konser tunggal. Baginya konser adalah galeri sebagai sajian visual untuk karyanya.[27]
Muhammad Tulus lahir pada 20 Agustus 1987 di Kota Bukittinggi, Sumatra Barat. Ia merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara. Ayahnya bekerja sebagai kontraktor, sedangkan ibunya berjualan kaset musik.[28] Tulus memiliki seorang kakak perempuan bernama Pinta Rahmadani[29] dan kakak laki-laki bernama Riri Muktamar–yang juga bertindak sebagai produser eksekutifnya.[30] Tulus lahir dari keluarga Minangkabau[31] serta penganut agama Islam.[32]
Tulus diberi nama yang unik yang merupakan doa dari ibunya. Nama depannya, Muhammad merupakan nabi dan rasul dalam Islam yang menjadi panutan dengan akhlak sempurna. Tulus memiliki makna luas dengan konotasinya bersinggungan dengan hal positif supaya ia tumbuh sebagai pribadi yang positif.[2] Semasa kecil Tulus kerap mendapatkan celaan fisik dari teman-temannya yang memanggilnya dengan sebutan “kerbau”, “gapuak” (gemuk), “gajah”, dan “gajah bengkak” karena memiliki ukuran tubuh lebih besar dibanding yang lainnya.[33][34]
Tulus menghabiskan masa TK hingga SMP di Bukittinggi. Tulus telah dikenalkan dengan musik sejak kecil. Sewaktu kecil, setiap sebelum tidur sang ibu rutin bernyanyi lagu-lagu milik Broery Marantika dan Rinto Harahap untuk Tulus. Secara tidak langsung hal itu memengaruhi alam bawah sadarnya.[35]. Usaha toko elektronik yang dimiliki sang ibu juga berperan atas kecintaan Tulus terhadap musik. Ia selalu membuka bungkus kaset dan mendengar tiap kaset yang dijual ibunya.[8] Tulus menyadari bahwa memiliki bakat dalam dunia tarik suara saat duduk di bangku kelas 5 SD. Saat itu, ia dipaksa tampil oleh guru keseniannya, Nur. Tulus menyanyikan lagu “Ayah” dari The Mercy’s ciptaan Rinto Harahap dengan diiringi permainan gitar oleh gurunya.[8] Sang guru menyadari bakat menyanyi Tulus sehingga mendorongnya untuk menjadi penyanyi.[36][37][38] Adapun semasa SD, guru les privat matematikanya ketika mengajar ke rumah seringkali mendengarkan lagu-lagu milik Chrisye yang kemudian membuatnya turut menggemari Chrisye.[11] Berbagai hal tersebut perlahan mulai membentuk citra dasar dari Tulus dalam bermusik. Kecintaan terhadap musik pun membuatnya mengoleksi CD sejak duduk di bangku kelas 2 SMP.[39][40] Pada tahun 2001, semasa duduk di bangku kelas 2 SMP, Tulus menyaksikan konser Chrisye yang diiringi aransemen musik Erwin Gutawa di Padang. Hal tersebut kemudian memotivasinya untuk menjadi penyanyi profesional.[41][42]
Memasuki masa SMA, Tulus bersama orang tuanya pindah ke Kota Bandung. Mereka menyusul kakak-kakak Tulus yang lebih dulu bermukim di sana untuk kuliah. Ia masuk ke SMA PGII 1 Bandung. Saat SMA, Tulus yang juga memiliki bakat menggambar sejak kecil[43] bercita-cita untuk jadi arsitek. Pada saat yang sama, keluarganya ingin Tulus menjadi dokter, tetapi nilai pelajaran kimia Tulus yang kurang baik memutus keinginan keluarganya.[11] Tulus mengenyam pendidikan perguruan tinggi di Universitas Katolik Parahyangan jenjang S-1 program studi Arsitektur. Ia memulai studinya pada tahun 2005.[44]
Tulus tak pernah mendapatkan pendidikan formal dalam bidang musik.[45] Ia pernah mengikuti kursus vokal, tetapi setelah satu pekan ia memutuskan berhenti karena tak merasa nyaman. Ia mempelajari teknik vokal secara otodidak dengan menjalani latihan pernapasan yang ia pelajari lewat situs YouTube.[46] Tulus juga tidak bisa memainkan instrumen musik. Tulus pernah mempelajari instrumen gitar dan piano, tetapi oleh gurunya, Tulus dinilai tak memiliki bakat yang mumpuni untuk menjadi seorang pemain instrumen musik.[47] Talenta musik diperolehnya karena ia sering mendengarkan lagu dari kaset yang dikoleksinya.[45]
Tulus mengaku mulai memahami dan menikmati musik di masa kuliah. Musisi yang ia gemari di antaranya Amy Winehouse, Mark Ronson, Macy Gray, sampai Frank Sinatra. Memasuki tahun ketiga kuliah, Tulus pertama kalinya menulis lagu setelah diajari seorang teman, Ardra Tedja[48] yang memuji suara Tulus kemudian mengajarinya menulis lagu.[11] Karena tidak bisa menggunakan alat musik, Tulus menulis melodi dengan intuisi.[46] Untuk lirik lagu, ia mengambil contoh dari pantun dan perumpamaan yang dipengaruhi bentuk puisi lama di Minangkabau.[49][11] Ketika menjalani masa kuliahnya, Tulus bergabung pada sebuah grup musik bernama Sikuai Band.[45][50] Kemudian di masa akhir kuliah, Tulus bergabung dalam sebuah komunitas musik jazz yang ada di Bandung bernama Klab Jazz. Di klub tersebut, ia bernyanyi dan mendapat apresiasi. Sejak saat itu ia membulatkan tekadnya untuk menjadi penyanyi.[11]
Memasuki masa akhir kuliah ketika menjalani studi akhir arsitektur, Tulus merancang Bandung Art Exchange–pusat perdagangan barang-barang seni Bandung. Sedangkan skripsinya berisi tentang pendataan bangunan tradisional Minangkabau dengan objek skripsinya Rumah Gadang Datuak Bandaro Kuniang, di kota Batu Sangkar, Sumatra Barat.[51] Tulus menyelesaikan studinya pada tahun 2009.[52] Tulus mengaku bahwa lulus kuliah merupakan syarat dari ibunya untuk memasuki dunia musik.[53]
Manchester United Resmi Perkenalkan Rasmus Hojlund Sebagai Pemain MU
Manchester United telah memperkenalkan Rasmus Hojlund sebagai pemain baru sebelum pertandingan persahabatan MU kontra Lens di Old Trafford, Sabtu (5/8/2023) malam WIB.
Manchester United akhirnya mengumumkan bergabungnya Rasmus Hojlund dari Atalanta. Striker asal Denmark itu dikontrak hingga Juni 2028 dengan opsi perpanjangan 12 bulan.
Rasmus Hojlund baru pindah ke Atalanta dari Sturm Graz pada musim panas 2022. Ia tampil dalam 34kesempatan untuk tim Italia tersebut selama musim 2022-2023 dengan mencetak 10 gol dan mencatat empat assist.
Hojlund menjadi rekrutan ketiga Setan Merah pada bursa transfer musim panas. Sebelumnya, MU telah merekrut Mason Mount dari Chelsea dan kiper Inter Milan Andre Onana.
“Bukan rahasia lagi bahwa saya telah menjadi penggemar klub hebat ini sejak saya masih kecil dan saya bermimpi untuk keluar dari Old Trafford sebagai pemain Manchester United,” kata Hojlund kepada situs resmi MU.
“Saya sangat senang dengan kesempatan ini untuk mengubah mimpi itu menjadi kenyataan, dan saya bertekad untuk membalas kepercayaan yang telah ditunjukkan klub kepada saya. Ini masih awal dalam karir saya, tetapi saya tahu bahwa saya siap untuk mewujudkannya. Melangkah dan bermain dengan kelompok pemain kelas dunia ini.”
“Begitu saya berbicara dengan manajer, saya tahu bahwa lingkungan ini akan sempurna untuk perkembangan saya; saya menikmati kesempatan untuk bekerja dengan salah satu pelatih terbaik di dunia. Di bawah bimbingan dan dukungannya, saya tahu bahwa saya mampu melakukannya mencapai hal-hal hebat bersama dengan rekan tim baru saya di klub spesial ini,” ucap Hojlund menambahkan.
Hallo sobat jualin, kita adalah tempat terpercaya buat sobat semua untuk yang mau menjual laptopnya. Mulai dari kondisi normal sampai dengan kondisi kerusakan ringan tetapi untuk kondisi mati total kami belum bisa bantu ya sobat..
Jualinlaptop.id pun hadir di beberapa kota loh… Seperti di kota-kota di Jabodetabek dan ada juga nih yang di luar Jabodetabek sobat yaitu di kota Semarang,Yogyakarta dan juga Bandung nih sobat.
Untuk sobat semua yang ingin menjual laptopnya atau ingin mengedek harga laptop sobat bisa banget nih langsung aja sobat bisa menghubungi kita dengan 2 cara, yaitu :
1. Sobat bisa membuka website kita di jualinlaptop id nah, nanti sobat semua akan diarahkan ke website dengan tampilan seperti ini yaa..
Setelah itu tinggal sobat isi untuk Data Penerima dan tunggu beberapa saat nanti akan segera dihubungi oleh Customer Servis kami.
2. Ada juga nih cara selanjutnya yaitu melalui datang langsung ke lokasi kami sobat.
Berikut adalah lokasi-lokasi yang bisa sobat datangi berdasarkan daerah asal sobat atau daerah yang sobat tempati saat ini, kami buka tiap hari dari jam 11:00 sampai jam 20:00
Bandung : Jl. Sukakarya II No.30, Kel. Sukagalih, Sukajadi, Kota Bandung.
Usai Membunuh, Tersangka Bawa Kabur Barang-barang Berharga Korban
Sebelumnya, Wakasat Reskrim Polres Metro Depok, AKP Nirwan Pohan mengatakan, Polres Metro Depok mendapati pengakuan dari tersangka usai membunuh korban. Tersangka membawa barang berharga milik korban dari kamar kosnya.
“Tersangka ini membawa MacBook, handphone Iphone, dan dompet korban,” ujar Nirwan kepada Liputan6.com, Jumat (4/8/2023).
Nirwan menjelaskan, sebelum kejadian korban sempat pulang kampung (ke rumahnya) dan kembali lagi ke indekos. Korban kembali ke kampus dikarenakan mendapat tugas untuk membimbing mahasiswa baru.
“Korban ini dapat tugas membimbing mahasiswa baru, sebelumnya sempat pulang ke kampungnya,” jelas Nirwan.
Usai pulang kampung, keluarganya sempat menghubungi korban, namun tidak mendapatkan respons. Akhirnya keluarga yang tinggal di daerah dekat kos, mendatangi tempat kos korban di Kukusan.
“Akhirnya keluarganya sempat meminjam kunci penjaga kos, saat pintu terbuka, korban ditemukan di bawah tempat tidur,” ucap Nirwan.
Mahasiswa UI Dibunuh Senior Sempat Melawan, Cincin Tersangka Tersangkut di Tenggorokan Korban
Polres Metro Depok sedang mengungkap pembunuhan yang dilakukan tersangka Altafasalya Ardnika Basya alias AAB (23) terhadap adik tingkatnya di Fakultas Sastra Rusia, Universitas Indonesia
Polres Metro Depok sedang mengungkap pembunuhan yang dilakukan tersangka Altafasalya Ardnika Basya alias AAB (23) terhadap adik tingkatnya di Fakultas Sastra Rusia, Universitas Indonesia, Muhammad Naufal Zidan alias MNZ (19). Saat terjadi aksi pembunuhan, korban sempat melakukan perlawanan dan tertelan cincin pelaku.
Wakasat Reskrim Polres Metro Depok, AKP Nirwan Pohan, membenarkan saat peristiwa pembunuhan yang dilakukan tersangka mendapatkan perlawanan dari korban. Korban sempat menggigit tangan tersangka.
“Iya korban sempat melawan saat akan ditusuk tersangka dari belakang,” ujar Nirwan, Jumat (4/8/2023).
Nirwan menjelaskan, kejadian berawal dari tersangka main ke indekos korban di Kukusan, pada Rabu (2/8/2023). Saat itu, tersangka izin untuk kembali ke tempat kosnya kepada korban. Namun saat korban membuka pintu, tersangka menendang kepala korban.
“Tersangka menendang kepala korban dan setelah itu melakukan penusukan sekitar pukul 18.30 WIB,” jelas Nirwan.
Tidak sampai di situ, lanjut Nirwan, korban sempat melakukan perlawanan dengan menggigit tangan tersangka. Cincin yang dikenakan tersangka tertelan korban dan masuk ke dalam kerongkongan korban.
“Cincin tersangka tertelan dan tertinggal di kerongkongan korban, lalu tersangka menusuk korban dari belakang,” ucap Nirwan.
Nirwan mengungkapkan, setelah tersangka menusuk korban menggunakan pisau lipat, tersangka membungkus mayat korban menggunakan kantong plastik hitam. Setelah terbungkus, mayat korban disimpan di kolong tempat tidur.
“Dari saat itu orang tua korban tidak dapat menghubungi korban,” kata Nirwan.
Dikarenakan korban tidak dapat dihubungi, orang tua mahasiswa UI itu meminta paman korban yang tinggal di Cempaka Putih untuk datang ke kos korban. Sesampainya di sana, kamar korban terkunci dan meminta bantuan penjaga kos.
“Kamar kos terkunci, pamannya meminta penjaga untuk membuka pintu kamar kos korban,” ujar Nirwan.
Setelah dibuka, paman korban melihat bungkusan hitam berada di bawah tempat tidur. Saat bungkusan tersebut ditarik, keluarlah kaki manusia sehingga paman korban kaget dan lari keluar kamar.
“Saat ditarik ternyata kaki manusia sehingga dia kaget lari keluar, langsung lapor,” kata Nirwan.
Mengetahui hal tersebut, Polsek Beji dan Polres Metro Depok mendatangi lokasi dan melakukan olah TKP. Berbekal pengembangan informasi dan petunjuk di TKP, tim gabungan Polres Metro Depok berhasil mengamankan tersangka.
“Sampai saat ini motifnya tersangka ingin menguasai barang milik korban,” kata Nirwan.
Saab 35 Draken merupakan sebuah pesawat tempursupersoniksayap delta yang dikeluarkan oleh Saab antara tahun 1955 hingga 1974. Draken telah dibangun untuk mengantikan pesawat Saab J 29 Tunnan dan kemudian pesawat J 32B. J 35 merupakan sebuah pesawat pejuang kecepatan supersonik era Perang Dingin yang efisien. Pesawat ini juga telah diekspor ke negara-negara lain.
Dorr, Robert F., René J. Francillon and Jay Miller. Saab J35 Draken (Aerofax Minigraph no. 12). Arlington, TX: Aerofax Inc., 1987. ISBN 0-942548-17-5.
Erichs, Rolph et al. The Saab-Scania Story. Stockholm: Streiffert & Co., 1988. ISBN 91-7886-014-8.
Jørgensen, Jan. Saab 35 Draken: Scandinavian “Cold War” Warrior. Shrewsbury, UK: Airlife Publishing Ltd., 1997. ISBN 1-85310-729-8.
Taylor, John W.R. “Saab 35 Draken.” Combat Aircraft of the World from 1909 to the present. New York: G.P. Putnam’s Sons, 1969. ISBN 0-425-03633-2.
This Happens in the Swedish Air Force (brochure). Stockholm: Information Department of the Air Staff, Flygstabens informationsavdelning, Swedish Air Force, 1983.
Widfeldt, Bo. Draken. Inbunden, Sweden: Air Historic Research AB U.B., 1995. ISBN 91-971605-4-7.
Coldplay adalah grup musik rock Inggris yang dibentuk tahun 1997. Saat ini beranggotakan Chris Martin sebagai vokalis, Jonny Buckland sebagai gitaris, Guy Berryman sebagai bassis, Will Champion sebagai drumer dan perkusionis, dan Phil Harvey sebagai pengarah kreatif.[a] Mereka bertemu saat menjalani kuliah di University College London (UCL) dan mulai bermusik sejak 1997 hingga 1998, awalnya bernama Starfish.
Coldplay kemudian mendiversifikasi suaranya selama 5 album studio berikutnya, yang terbaru adalah Music of the Spheres (2021). Setiap album memuat tema yang khas dan menambah gaya-gaya baru ke dalam repertoar aslinya, seperti electronica, ambien, pop, R&B, klasik, dan rock progresif. Mereka dikenal karena penampilan panggungnya yang “euforis”[3] dan “menghanyutkan”,[4] yang dianggap NME sebagai “sangat hidup dan paling masuk akal”.[5] Pada 2018, sebuah film dokumenter yang disutradarai Mat Whitecross dirilis di bioskop untuk memperingati ulang tahunnya yang ke-20.
Dengan 100 juta album terjual, Coldplay menjadi artis musik terlaris.[b] Menurut Fuse, mereka menjadi grup musik keenam yang banyak diberi penghargaan sepanjang sejarah, termasuk yang terbanyak dinominasikan dan menang pada Penghargaan Brit. Mereka juga menjadi band ketujuh yang sukses menyelenggarakan tur konser dengan pendapatan kotor terbesar, ketiga pada 50 album dengan penjualan terbaik di Britania Raya, album pertama di negara tersebut, artis yang mendapatkan posisi pertama dengan semua album studionya,[8] dan menjadi grup Inggris pertama yang debut di posisi pertama pada Billboard Hot 100. Coldplay menjadi band paling berpengaruh pada abad ke-21, dan Forbes menyebutnya sebagai acuan skena alternatif. Rock and Roll Hall of Fame memasukkan album A Rush of Blood to the Head sebagai “200 Album Definitif” dan singel “Yellow” sebagai “Lagu Pembentuk Rock and Roll”, sehingga menjadi salah satu rekaman tersukses dan penting dalam sejarah industri musik. Terlepas dari popularitas dan pengaruhnya, Coldplay telah mendapatkan reputasi sebagai ikon musik yang terpolarisasi.
Perubahan nama terakhir atas persetujuan teman dekat dan sesama mahasiswa UCL, Tim Crompton. Tim sedang mengajak teman sekolah lamanya untuk membentuk band (yakni, Bettina Motive). Sembari menunggu mobil pengangkut yang molor, ia mempertimbangkan nama itu setelah menemukan salinan buku Philip Horky, Child’s Reflections, Cold Play. Tim memiliki daftar nama potensial tetapi Cold Play langsung ditolak; dan temannya juga tidak menyukainya, sehingga mereka membuangnya. Starfish dengan senang hati mengambilnya.
—Life in Technicolor: A Celebration of Coldplay, 2018[9]
Chris Martin dan Jonny Buckland pertama kali bertemu saat menjalani orientasi studi dan pengenalan kampus di UCL, September 1996.[10] Mereka berdua mulai menulis lagu pada 1997 dan latihan setiap malam.[11]Guy Berryman menjadi orang ketiga yang bergabung dan merekam demo tanpa drumer, mereka menamai bandnya sebagai Big Fat Noises pada November.[12] Pada 1998, Will Champion melengkapi keanggotaannya.[13] Ia menjelaskan bahwa Martin, Buckland, dan Berryman datang ke rumahnya karena teman sekamarnya punya drum dan drummer yang bagus, tetapi belum datang, “jadi aku coba-coba saja”.[13]
Champion menjadwalkan tur konser mereka beberapa hari setelah bergabung.[14] Mereka belum menyepakati sebuah nama, dan menamakan diri mereka Starfish. Tur dilaksanakan 16 Januari 1998 di The Laurel Tree, Camden.[14] Mereka menyepakati Coldplay beberapa minggu kemudian.[14] Pada Mei 1998, band tersebut merilis Safety, sebuah EP yang didanai oleh teman dekat mereka, Phil Harvey.[15] Sebanyak 500 kopi dicetak, dan 150 dijual.[16] Harvey menjual kopian pertamanya ke teman sekamarnya seharga £3 dan sisanya diberikan ke label rekaman.[17]
Saat Martin mengeluhkan perilaku promotor Camden, Harvey menyarankan grup tersebut untuk memesan konser mereka sendiri di Dingwalls, dan mereka berhasil menjual 50 eksemplar Safety.[17] Konser tersebut dipertimbangkan ketika Harvey mulai mengelola Coldplay dan ia kemudian mengundurkan diri dari program studi Klasika di Trinity College, Oxford.[15] Akan lebih banyak konser dijadwalkan sepanjang musim panas, termasuk dua konser bersama Keane.[18] Martin mengundang Tim Rice-Oxley sebagai kibordis tambahan Coldplay, tetapi “ketika kami membahasnya lagi beberapa minggu kemudian, dia mengatakan bahwa anggota band lain tidak tertarik untuk menambah anggota”.[18] Pada September 1998, mereka tampil di In the City, Manchester dan bertemu dengan A&R Debs Wild.[19] Setelah merilis Safety, mereka merilis kaset demo “Ode to Deodorant” dan “Brothers & Sisters“.[20]
Wild memberi kabar kepada pegawai BMG Publishing Caroline Elleray dan pengacara musik Gavin Maude tentang adanya band.[20] Elleray berbicara kepada Dan Keeling di Parlophone tetapi ia sudah menyampaikannya.[20] Sementara itu, Maude berbicara kepada Simmon Williams dari Fierce Panda Records, yang kemudian menyampaikannya lagi kepada Steve Lamacq di BBC Radio.[20] Pada 3 Januari 1999, Coldplay menjadi artis pertama tanpa label yang menjadi tamu di acara Lamacq, Evening Session.[21] Beberapa bulan kemudian, mereka membuat kesepakatan jangka pendek dengan Fierce Panda dan merekam ulang “Brothers & Sisters”.[22] Enam label lainnya menawarkan kontrak seiring popularitasnya, tetapi mereka ingin bersama Parlophone, yang membuat Elleray mengontak Keeling sekali lagi.[23] Ia mengubah cara pandangnya dan kesepakatan akhirnya ditandatangani pada APril 1999 di Alun-Alun Trafalgar, bulan yang sama ketika “Brothers & Sisters” dirilis sebagai singel.[23] Selanjutnya mereka fokus belajar untuk mempersiapkan ujian akhir di UCL.[24]
Pada 27 Juni 1999, Coldplay pertama kali tampil di Festival Glastonbury pada panggung New Bands Tent.[25] Mereka kelak merekam The Blue Room, yang terjual 5.000 kopi ke publik.[26] Sesi-sesi tersebut awalnya disiapkan untuk Parachutes (2000) tetapi situasi berubah menjadi kacau,[27] ketika Martin dan Champion berselisih terkait kemampuan Champion sebagai drummer: “Tiga hari berikutnya, kami merasa sengsara, […] kami memintanya untuk kembali. Mereka membuatku banyak minum vodka dan jus cranberry untuk mengenang betapa buruknya pekerjaan yang kulakukan”.[28] Setelah mereka islah, band tersebut mulai mengerjakan materi secara demokratis, dan menetapkan peraturan bahwa setiap anggota yang menggunakan narkoba akan dikeluarkan dari grup, seperti yang ditetapkan R.E.M. dan U2.[29]
Grup musik ini merencanakan untuk merekam album debut mereka, Parachutes, selama dua minggu. Namun, karena kesibukan konser, rekaman dilakukan antara September 1999 dan April–Mei 2000.[30] Album ini direkam di Rockfield Studios, Matrix Studios, dan Wessex Sound Studios dengan produser Ken Nelson, meski sebagian besar lagu Parachutes direkam di Parr Street Studios Liverpool (di mana mereka menggunakan tiga ruang studio). Teknisi audio Amerika Serikat Michael Brauer di New York ditugasi untuk proses mixing.[31] Selama waktu itu mereka bermain di Carling Tour, yang banyak menampilkan artis pendatang baru.[32]
Setelah merilis 2 EP tanpa lagu hits, Coldplay menapaki hit Top 40 dengan merilis singel utama dari Parachutes, “Shiver”, yang dirilis Maret 2000, pekan yang sama ketika Coldplay bermain sebagai penampil pendukung band Terris di The Forum, Tunbridge Wells dalam acara NME Premier Tour.[33] “Shiver” memuncaki posisi ke-35 position pada UK Singles Chart.[34] Juni 2000 menjadi titik balik Coldplay: band tersebut menyelenggarakan tur penampil utama pertamanya, termasuk penampilan di Festival Glastonbury. Band ini juga merilis lagu “Yellow“;[35]sebagai rilis pertama yang mencapai 5 besar dan naik ke posisi keempat UK Singles Chart.[35] Video musik “Yellow”, yang dikenal cukup minimalis, disyuting di Studland Bay, Dorset, dan menampilkan Martin menyanyi lagu tersebut dalam satu kali pengambilan saat ia berjalan di tepi pantai.[36] “Yellow” dan “Shiver” awalnya dirilis sebagai EP pada musim semi 2000.[37] “Yellow” dirlis sebagai singel di Britania Raya pada 26 Juni 2000. Di Amerika Serikat, lagu itu dirilis sebagai singel utama dari album debut yang awalnya tak berjudul. Pada Oktober 2000, trek tersebut dikirim ke radio alternatif dan radio kampus di Amerika Serikat.[38]
Coldplay merilis Parachutes pada 10 Juli 2000 di Britania Raya melalui label rekaman mereka, Parlophone. Album ini debut di posisi pertama pada UK Albums Chart.[39] Di Amerika Utara, album tersebut dirilis 7 November 2000 oleh label rekaman Nettwerk.[40] Album ini juga tersedia dalam berbagai format sejak perilisan awal; baik Parlophone dan Nettwerk merilisnya sebagai CD pada tahun 2000, dan juga dirilis sebagai kaset oleh label Amerika Serikat, Capitol, pada tahun 2001. Tahun berikutnya, Parlophone mengeluarkan album sebagai long-play.[41] Empat single dirilis dari Parachutes, termasuk “Shiver” dan “Yellow”, dan menikmati popularitas di Inggris dan AS.[42] Single ketiga adalah “Trouble”, yang mencapai posisi ke-10 di tangga lagu Inggris.[43] “Trouble” dirilis lebih dari setahun kemudian di AS, dan mencapai posisi ke-28 di tangga Alternative Songs.[44] Pada bulan Desember 2001, band ini merilis CD edisi terbatas, Mince Spies, yang menampilkan remix dari “Yellow” dan lagu Natal “Have Yourself a Merry Little Christmas”. CD tersebut dicetak 1.000 eksemplar, dan hanya diterbitkan untuk penggemar dan jurnalis.[45]
Parachutes dinominasikan di Mercury Music Prize pada September 2000.[46] Setelah sukses di Eropa, band ini mengarahkan pandangan mereka ke Amerika Utara,[47] dengan merilis album di sana pada November 2000, dan memulai US Club Tour pada Februari 2001.[48] Pada Penghargaan Brit Februari 2001 di bulan Februari, Coldplay mendapatkan penghargaan Grup Britania Raya Terbaik, dan Album Britania Raya Terbaik.[49] Meskipun Parachutes sukses dengan lambat di Amerika Serikat, akhirnya mendapat sertifikasi double-platinum.[50] Album ini diterima dengan sangat baik dan mendapatkan penghargaan Album Musik Alternatif Terbaik di Penghargaan Grammy 2002.[51] Chris Martin berkata bahwa dengan dirilisnya Parachutes, ia berusaha untuk mengangkat status band menjadi “band terbaik dan terbesar di dunia”.[52] Setelah mengelola band seorang diri hingga awal 2001, Harvey mengundurkan diri karena stres sehingga ia memerlukan tim untuk mengisi manajemen band. Dia menjadi pengarah kreatif grup dan sering disebut sebagai anggota kelima mereka; dan Dave Holmes menggantikannya sebagai manajer.[53]