Tahukah Arti Christmas Carol? Begini Sejarah dan Maknanya

Tahukah Arti Christmas Carol? Begini Sejarah dan Maknanya

 
Kelompok paduan suara lagu natal atau Christmas Carol dari Y2K Choir tampil dalam rangka menyambut Hari Natal di Jalur pedestrian kawasan Bundaran HI, Jakarta, Kamis 22 Desember 2022. Kegiatan yang digelar mulai 19-23 Desember 2022 di sejumlah lokasi seperti Terowongan Kendal, Kota Tua dan Pedestrian Hotel Indonesia tersebut untuk menyambut perayaan Natal 2022. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

 – Christmas carol (lagu atau himne) adalah tradisi menyanyikan lagu-lagu Natal yang mengisahkan tentang kelahiran Yesus Kristus. Kegiatan ini dilakukan oleh sekelompok penyanyi yang berjalan berkeliling dari rumah ke rumah atau berkumpul di jalan sambil memegang lilin ketika Natal atau selama musim liburan Natal.

Biasanya, christmas carol disebut pula dengan lagu Natal yang dapat dianggap sebagai bagian kategori musik Natal lebih luas.

Sejarah Christmas Carol

Himne Natal pertama dapat ditelusuri di Roma pada abad ke-4. Saat itu, Himne latin milik Ambrosius, Uskup Agung Milan hadir dan menjadi pernyataan keras dari doktrin teologi Inkarnasi yang bertentangan dengan Arianisme. 

Lalu, pada abad ke-9 dan ke-10, prosa diperkenalkan di biara-biara Eropa Utara dan berkembang di bawah Bernard dari Clairvaux. Pada abad ke-12, biarawan Paris Adam dari Saint Victor mulai menurunkan musik dari lagu-lagu populer dan memperkenalkan sesuatu yang lebih dekat dengan lagu Natal tradisional. Kemudian, pada abad ke-13, di Prancis, Jerman, dan khususnya, Italia, tradisi kuat lagu-lagu Natal populer dalam bahasa asli daerah berkembang, seperti dikutip Christmas customs and tradition

Lagu-lagu yang sekarang dikenal secara khusus sebagai christmas carol pada awalnya adalah lagu-lagu komunal yang dinyanyikan ketika perayaan, seperti pasang surut panen dan juga Natal. Barulah, lagu-lagu ini mulai dinyanyikan di gereja dan secara khusus dikaitkan dengan Natal.

Semakin lama christmas carol semakin populer setelah Reformasi sehingga para Reformis terkenal seperti Martin Luther pun menulis lagu-lagu Natal untuk meningkatkan ibadahnya. Namun, di Inggris, Puritan terhadap Natal dilarang sehingga layanan keagamaan dilakukan secara semi-rahasia dan orang-orang menyanyikan lagu-lagu Natal secara rahasia.

Kemudian, pada abad ke-19, penerbitan buku-buku musik Natal membantu memperluas daya tarik lagu-lagu Natal yang populer. Komposer seperti Arthur Sullivan pun membantu mempopulerkan kembali lagu Natal tersebut dan periode inilah yang memunculkan lagu favorit, seperti Good King Wenceslas dan It Came Upon the Midnight Clear. Lalu, pada abad ke-20, christmas carol semakin populer yang berawal dari publikasi buku berbahasa Inggris, Carols for Choirs

Kini, christmas carol secara teratur dinyanyikan pada kebaktian Kristen. Meskipun beberapa gubahan memiliki kata-kata yang jelas-jelas bukan bertema religi, tetapi seringkali masih disebut sebagai christmas carol. Studi sosiologis tentang caroling pada awal abad ke-21 di Finlandia pun menanggapi hal ini. Studi tersebut menetapkan bahwa sumber lagu sering disalahpahami dan bahwa sederhana untuk menyarankan caroling sebagian besar terkait dengan kepercayaan Kristen. Sebab, juga memperkuat pelestarian beragam adat nasional dan tradisi keluarga setempat, seperti dilansir Ethnomusicology Forum

Makna Christmas Carol

Melansir gereja.santoambrosius.orgChristmas Carol ini hadir dengan memiliki makna mendalam. Makna tersebut adalah untuk mewartakan kisah kelahiran Tuhan Yesus Kristus ke dunia sehingga jika ingin dilakukan sesuai dengan maksudnya, hendaknya christmas carol bukan sekadar asal menyanyikan lagu-lagu Natal, tetapi juga disertai dengan pembacaan kisah Natal.

Nantinya, kisah Natal dapat dinyanyikan ataupun dibacakan dari ayat-ayat Injil yang diselingi dengan lagu-lagu Natal.

Christmas carol juga menjadi alat untuk pemersatu antar umat dengan latar belakang berbeda yang akan melahirkan kesetaraan, kebersamaan, kedamaian, dan persatuan dalam hidup bermasyarakat.

Dengan begitu, christmas carol pun membawa refleksi bagi diri sendiri mengenai Natal yang berupa kesadaran bahwa keyakinan tentang Natal terus berkembang setiap tahun. Namun, dalam proses perkembangan keyakinan ini, selalu lahir kesadaran harus semakin memupuk rasa keimanan dan menjalani kehidupan secara inklusif. 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *