Terima 3 Kartu Merah, Timnas Indonesia Terpancing Situasi yang Diciptakan Thailand

Pesepak bola Timnas Indonesia Fachruddin Aryanto (tengah) dan rekan-rekannya dihibur sejumlah pesepak bola Timnas Thailand usai pertandingan semifinal sepak bola SEA Games 2021 Vietnam di Stadion Thien Truong, Nam Dinh, Vietnam, Kamis (19/5/2022). Indonesia kalah dari Thailand dengan skor 0-1 dan gagal melaju ke final.

MALANG, KOMPAS.com – Pelatih Kiper Arema FC, Jarot Supriadi punya pandangan yang berbeda terkait tiga kartu merah yang didapatkan Timnas Indonesia pada laga semifinal SEA Games 2021 melawan Thailand di Stadion Thien Truong, Kamis (19/5/2022) kemarin.

Tiga pemain yang mendapatkan kartu merah adalah Firza Andika (kartu merah langsung), Ricky Kambuaya, dan Rachmat Irianto (kartu merah tidak langsung). Firza Andika mendapatkan kartu merah karena melakukan pelanggaran keras saat situasi one on one dengan pemain Thailand. Sedangkan Ricky Kambuaya dan Rachmat Irianto mendapatkan kartu kuning kedua karena terlibat kericuhan di akhir pertandingan.

Jarot Supriadi tidak menyalahkan tindakan yang diambil pemain Indonesia. Menurutnya, situasi pertandingan sudah sangat pelik, ditambah dengan sikap lawan yang membuat frustasi.

“Tiga kartu merah itu wajar karena situasi yang normal. Kejadian dalam tempo tinggi, disamping itu juga waktunya sudah tidak mencukupi untuk bisa menyamakan skor. Situasi itulah yang kira-kira menguras emosi itu terjadi,” kata mantan pelatih kiper Timnas Indonesia U19 tersebut kepada Kompas.com.

Ia mengatakan emosional hal yang wajar, tapi dia mengimbau pemain harus bisa bijaksana dalam mengontrol emosi. Khususnya dalam kondisi-kondisi yang tidak menguntungkan, supaya tidak dieksploitasi pihak lawan.

Namun dalam kasus pertandingan lawan Thailand, Jarot Supriadi tetap berpihak kepada pemain Indonesia. Sebab menurutnya Thailand memang sengaja menciptakan situasi yang membuat pertandingan tidak kondusif.

“Dalam situasi seperti itu membuang waktu yang tersisa beberapa menit untuk kita dalam posisi tertinggal itu sangat merugikan. Jadi situasi itu pemain Thailand tenang-tenang saja hanya memancing situasi dan itu tetap berlangsung supaya waktu habis.

Karena waktu itu mereka sudah posisi unggul kok,” ujar mantan pelatih kiper Bali United. “Jadi itu yang dibilang salah satu kedewasaan kita bermain menciptakan situasi bagaimana kita bisa memanfaatkan situasi yang menguntungkan. Tapi situasi saat itu merugikan. Situasinya menghambat permainan disaat waktu mau habis sementara kita tertinggal posisi kita,” paparnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *