Tim Identifikasi Tanda-Tanda Mata, Ekstremitas Kulit pada Penderita Kusta (Katamataku) Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) memberdayakan warga eks penderita kusta, keluarga, dan masyarakat sekitar untuk mengikuti aneka program berkelanjutan di Kampung Sitanala, Kelurahan Karangsari, Kota Tangerang, Provinsi Banten.
“Kegiatan kami merupakan program berkelanjutan jangka panjang, hingga setelah diimplementasikan pada para penderita kusta, keluarga dan masyarakat di komunitas tersebut diharapkan siap menjadi kampung yang sehat dan produktif,” kata Ketua Katamataku FKUI, Dr. dr Yunia Irawati, Sp.M (K) dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu.
Baca juga: Akademisi dorong mahasiswa berperan bebaskan Indonesia dari kusta
Yunia menjelaskan rata-rata orang yang pernah menderita kusta (OYPMK) di Kampung Sitanala maupun di Kelurahan Karangsari, Tangerang, Banten, berpendidikan rendah dan 46 persen penderita tidak bekerja.
Oleh karena itu, lanjutnya, untuk membantu meningkatkan kesejahteraan penderita kusta, pihaknya merancang sejumlah program pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan kewirausahaan untuk usia produktif seperti pelatihan budidaya udang lobster dan mengembangkan produksi tanaman pangan hidroponik, termasuk melatih mengemas hasil panen serta pemasarannya.
Koordinator Katamataku UI Astari mengatakan permasalahan bagi penderita kusta, keluarga dan masyarakat sekitar permukiman Sitanala, yaitu belum terakomodir potensi mereka dalam meningkatkan kesejahteraan.
“Karenanya kami menerapkan kegiatan meliputi tiga proses yakni pertama, melatih dan mendampingi masyarakat hingga mahir terampil. Kedua, mendorong keterlibatan masyarakat hingga menjadi kebiasaan dan ketiga, mengawal masyarakat hingga mampu meningkatkan ekonomi secara mandiri,” kata Astari.
Baca juga: Wamenkes ingin kampanye hapus stigma kusta dikemas kekinian dan viral
Sementara itu, bentuk implementasi dari aneka program itu, antara lain, pada Minggu ini, Tim Katamataku memberikan kacamata gratis guna mencegah gangguan penglihatan kepada 14 anak dan tiga orang dewasa yang memiliki gangguan penglihatan.