Lampung

Lampung

Lampung
Transkripsi bahasa Lampung
 • Aksara LampungLampung-hadlampung.png
Dari atas, kiri ke kanan; Tugu Siger, Rumah Nuwo SesatPulau PahawangGunung Anak KrakatauHarimau sumatra di Bukit Barisan, Penari Bedana, Pantai Gigi Hiu Tanggamus, dan Pelabuhan Bakauheni.
Bendera Lampung

Motto:

Sang bumi ruwa jurai
(Lampung) Satu wilayah yang ditinggali oleh dua masyarakat adat Lampung yaitu Saibatin dan Pepadun
Peta

Peta
Negara Indonesia
Dasar hukum pendirianUU No. 14 Tahun 1964
Hari jadi18 Maret 1964 (umur 59)
Ibu kotaLOGO KOTA BANDAR LAMPUNG BARU.png Kota Bandar Lampung
Kota besar lainnyaLOGO KOTA METRO.png Kota Metro
Jumlah satuan pemerintahan

Daftar
Pemerintahan

 • GubernurArinal Djunaidi[1]
 • Wakil GubernurChusnunia Chalim[1]
 • Sekretaris DaerahFahrizal Darminto[1]
 • Ketua DPRDMingrum Gumay
Luas

 • Total33.553,55 km2 (12,955,10 sq mi)
Populasi

 • Total9.007.848
 • Peringkat15
 • Kepadatan268/km2 (690/sq mi)
Demografi

 • AgamaIslam 55,48%
Kristen 30,42%
– Protestan 18,51%
– Katolik 12,91%
Hindu 9,49%
Buddha 1,32%
Konghucu 0,01%
Lainnya 0,01%
Tidak diketahui 0,27%[3]
 • Bahasa

Daftar
 • IPMKenaikan 70,45 (2022)
tinggi[4]
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode pos
34xxx-35xxx
Kode area telepon

Daftar
Kode ISO 3166ID – LA
Pelat kendaraanBE
Kode Kemendagri18 Edit nilai pada Wikidata
APBDRp 784.582.000.000.-[5] (2020)
PADRp 329.843.000.000.- (2020)[5]
DAURp 1.922.699.775.000,- (2020)[6]
Slogan pariwisataThe Treasure of Sumatra[7]
Lagu daerah
  • Sang Bumi Ruwa Jurai
  • “Bumi Sekala Brak”
  • “Pang Lipang Dang”
  • “Tepui Tepui”
  • “Cangget Agung”
Rumah adat
Senjata tradisional
Flora resmiCempaka telur[8]
Fauna resmiGajah sumatra[8]
Situs weblampungprov.go.id

Peta Administrasi provinsi Lampung

Lampung (aksara Lampung), adalah sebuah provinsi di bagian ujung selatan Pulau SumatraIndonesia. Ibu kota dan pusat pemerintahannya berada di Kota Bandar Lampung.[9] Provinsi ini memiliki dua kota, yaitu Bandar Lampung dan Metro, serta 13 kabupaten. Posisi provinsi Lampung secara geografis di sebelah barat berbatasan dengan Samudra Hindia, di sebelah timur dengan Laut Jawa, di sebelah utara berbatasan dengan provinsi Sumatra Selatan dan Bengkulu, serta di sebelah selatan berbatasan dengan Selat Sunda.

Provinsi Lampung memiliki pelabuhan utama bernama Pelabuhan Panjang dan Pelabuhan Penyebrangan Bakauheni, bandar udara utama yakni Bandara Internasional Radin Inten II terletak 28 km dari ibu kota provinsi, serta stasiun kereta api besar Tanjung Karang yang terletak di pusat ibu kota provinsi. Pada 2020, penduduk provinsi Lampung berjumlah 9.007.848 jiwa, dengan kepadatan 268 jiwa/km2.[2]

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Peta Pembagian Administratif yang menunjukkan wilayah daripada Kepaksian dan Marga Lampung marga indeling residentie Lampung 1 Saat Drukkerij 1930 yang diperkuat oleh Dewan Perwatin LMAL Provinsi Lampung tahun 2005.

Pada abad ke- 7 tahun 671 Masehi zaman pra-sejarah Lampung di Sumatra, Sriwijaya menguasai sebagian besar Asia Tenggara hingga abad ke-11 Masehi, di adad ke-13 tahun 1289 Masehi penyebaran Islam awal bermula dari Batu Brak di tengkuk gunung pesagi daerah hanibung yang ditandai dengan adanya peninggalan pra-sejarah hingga zaman sejarah yakni Dolmen dan Megalitikum tertua di tanah Lampung, lokasi ini secara administrative berada di wilayah Kabupaten Lampung Barat yang beribu kota di Liwa, penyebaran ini menjadi tanda tonggak berdirinya Kerajaan di wilayah tersebut. Pada abad ke-16 Masehi Penyebaran Islam juga masuk dari Banten ke Tolang Pohwang, secara administrative berada di daerah Kabupaten Tulang Bawang Provinsi Lampung.

Provinsi Lampung lahir pada tanggal 18 Maret 1964 dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 3/1964 yang kemudian menjadi Undang-undang Nomor 14 tahun 1964. Sebelum itu Provinsi Lampung merupakan keresidenan yang tergabung dengan Provinsi Sumatra Selatan.

Kendatipun Provinsi Lampung sebelum tanggal 18 Maret 1964 tersebut secara administratif masih merupakan bagian dari Provinsi Sumatra Selatan, namun daerah ini jauh sebelum Indonesia merdeka memang telah menunjukkan potensi yang sangat besar serta corak warna kebudayaan tersendiri yang dapat menambah khazanah adat budaya di Nusantara. Oleh karenanya, pada zaman VOC di dapat dari berbagai sumber bawasanya Vereenigde Oostindische Compagnie (Persatuan Perusahaan Hindia Timur) yang berada di bawah pemerintahan Belanda pada tahun 1800 selama abad ke-19 hingga abad ke-20, Hindia Belanda adalah salah satu koloni Eropa yang paling berharga di bawah kekuasaan Imperium Belanda. Tatanan sosial kolonial didasarkan pada struktur rasial dan sosial yang kaku dengan para elit Belanda yang tinggi terpisah akan tetapi tetap berhubungan dengan penduduk pribumi yang dijajah oleh mereka, sedangkan istilah Indonesia digunakan untuk lokasi geografis setelah tahun 1880 Masehi, nama Hindia Belanda tercatat dalam dokumen VOC pada awal tahun 1620 Masehi. Daerah Lampung sendiri tidak terlepas dari incaran penjajahan Belanda.

Lampung Tolang Pohwang kemungkinan besar pernah menjadi wilayah kekuasaan Kerajaan Sunda, setidaknya sampai abad ke-16. Sebelum akhirnya Kesultanan Banten menghancurkan Pajajaran, ibu kota Kerajaan Sunda. Sultan Banten yakni Sultan Ageng Tirtayasa, lalu tidak mengambil alih kekuasaan atas Lampung. Hal ini dijelaskan dalam buku The Sultanate of Banten karya Claude Guillot pada halaman 19 sebagai berikut:

“From the beginning it was abviously Hasanuddin’s intention to revive the fortunes of the ancient kingdom of Pajajaran for his own benefit. One of his earliest decisions was to travel to southern Sumatra, which in all likelihood already belonged to Pajajaran, and from which came bulk of the pepper sold in the Sundanese region”.[10]

Di bawah pimpinan Sultan Ageng Tirtayasa (1651–1683) Banten berhasil menjadi pusat perdagangan yang dapat menyaingi VOC di perairan Jawa, Sumatra dan Maluku. Dalam masa pemerintahannya, Sultan Ageng berupaya meluaskan wilayah kekuasaan Banten yang terus mendapat hambatan karena dihalangi VOC yang bercokol di Batavia. VOC yang tidak suka dengan perkembangan Kesultanan Banten mencoba berbagai cara untuk menguasainya termasuk mencoba membujuk Sultan Abu Nashar Abdul Qahar, Putra Sultan Ageng untuk melawan Ayahnya sendiri.

Dalam perlawanan menghadapi ayahnya sendiri, Sultan Abu Nashar Abdul Qahar meminta bantuan VOC dan sebagai imbalannya ia menjanjikan akan menyerahkan penguasaan atas daerah Lampung kepada VOC. Akhirnya pada tanggal 7 April 1682 Sultan Ageng Tirtayasa disingkirkan dan Sultan Haji dinobatkan menjadi Sultan Banten.

Dari perundingan-perundingan antara VOC dengan Sultan Abu Nashar Abdul Qahar menghasilkan sebuah piagam dari Sultan Abu Nashar Abdul Qahar tertanggal 27 Agustus 1682 yang isinya antara lain menyebutkan bahwa sejak saat itu pengawasan perdagangan rempah-rempah atas daerah Lampung diserahkan oleh Sultan Banten kepada VOC yang sekaligus memperoleh monopoli perdagangan di daerah Lampung.

Pada tanggal 29 Agustus 1682 iring-iringan armada VOC dan Banten membuang sauh di Tanjung Tiram. Armada ini dipimpin oleh Vander Schuur dengan membawa surat mandat dari Sultan Abu Nashar Abdul Qahar yang mewakili Sultan Banten. Ekspedisi Vander Schuur yang pertama ini tidak berhasil dan ia tidak mendapatkan lada yang dicarinya. Perdagangan langsung antara VOC dengan Lampung mengalami kegagalan disebabkan karena tidak semua penguasa di Lampung langsung tunduk begitu saja kepada kekuasaan Sultan Abu Nashar Abdul Qahar yang bersekutu dengan kompeni, sebagian mereka masih tidak mengakui Sultan Ageng Tirtayasa sebagai Sultan Kerajaan Banten dan menganggap kompeni tetap sebagai musuh.[11] Sementara itu timbul keraguan dari VOC mengenai status penguasaan Lampung di bawah Kekuasaan Kesultanan Banten, yang kemudian baru diketahui bahwa penguasaan Banten atas Lampung tidaklah mutlak.

Logo Distrik Keresidenan (Oosthaven) saat penjajahan Belanda

Penempatan wakil-wakil Sultan Banten di Lampung yang disebut “jenangan” atau kadang-kadang disebut gubernur hanyalah dalam mengurus kepentingan perdagangan hasil bumi (lada). Sedangkan para penguasa hasil bumi Lampung asli yang terpencar pada tiap-tiap desa atau kota yang disebut “adipati” secara hierarki tidak berada di bawah koordinasi penguasaan jenangan/gubernur. Disimpulkan penguasaan Sultan Banten atas Lampung hanya dalam hal garis pantai Banten saja dalam rangka menguasai monopoli arus keluarnya hasil bumi terutama lada. Dengan demikian jelas hubungan Banten-Lampung adalah dalam hubungan saling membutuhkan satu dengan lainnya.

Selanjutnya pada masa Raffles berkuasa pada tahun 1811 ia tidak menduduki daerah Semangka dan tidak mau melepaskan daerah Lampung kepada Belanda karena Raffles beranggapan bahwa Lampung bukanlah jajahan Belanda. Namun setelah Raffles meninggalkan Lampung baru kemudian tahun 1829 ditunjuk Residen Belanda untuk Lampung. Kebesaran seorang Raffles terendus sejak dirinya berusia 14. Di masa remaja itu Raffles harus menggantikan peran ayahnya sebagai tulang punggung keluarga. Sir Thomas Stamford Bingley Raffles (lahir di Jamaica, 6 Juli 1781 – meninggal di London, Inggris, 5 Juli 1826 pada umur 44 tahun) adalah seorang Gubernur-Letnan Hindia Belanda yang terbesar. Ia adalah seorang warga negara Inggris. Ia dikatakan juga pendiri kota dan negara kota Singapura.[12]

Geografi[sunting | sunting sumber]

Topografi[sunting | sunting sumber]

Provinsi Lampung memiliki luas 35.376,50 km² dan terletak di antara 105°45′-103°48′ BT dan 3°45′-6°45′ LS. Daerah ini berada di sebelah barat berbatasan dengan Samudra Hindia, di sebelah timur dengan Laut Jawa, di sebelah utara berbatasan dengan provinsi Sumatra Selatan dan Bengkulu, dan di sebelah selatan berbatasan dengan Selat Sunda. Beberapa pulau termasuk dalam wilayah Provinsi Lampung, yang sebagian besar terletak di Teluk Lampung, di antaranya: Pulau Darot, Pulau Legundi, Pulau Tegal, Pulau Sebuku, Pulau Kelagian, Pulau Sebesi, Pulau Pahawang, Pulau Krakatau, Pulau Putus dan Pulau Tabuan. Ada juga Pulau Tampang dan Pulau Pisang di yang masuk ke wilayah Kabupaten Pesisir Barat.

Keadaan alam Lampung, di sebelah barat dan selatan, di sepanjang pantai merupakan daerah yang berbukit-bukit sebagai sambungan dari jalur Bukit Barisan di Pulau Sumatra. Di tengah-tengah merupakan dataran rendah. Sedangkan ke dekat pantai di sebelah timur, di sepanjang tepi Laut Jawa terus ke utara, merupakan perairan yang luas.

Gunung[sunting | sunting sumber]

5 (Lima) Gunung-gunung yang puncaknya cukup tinggi, antara lain:[13]

Sungai[sunting | sunting sumber]

Sungai-sungai yang mengalir di Lampung menurut panjang dan daerah tangkapan airnya adalah sebagai berikut:

Way Seputih mengalir di daerah Kabupaten Lampung Tengah dengan anak-anak sungai yang panjangnya lebih dari 50 km adalah:

  • Way Terusan, panjang 175 km, c.a. 1.500 km2
  • Way Pengubuan, panjang 165 km, c.a. 1.143,78 km2
  • Way Pegadungan, panjang 80 km, c.a. 975 km2
  • Way Raman, panjang 55 km, c.a. 200 km2

Way Tulangbawang mengalir di kabupaten Tulangbawang dengan anak-anak sungai yang lebih dari 50 km panjangnya, di antaranya:

  • Way Kanan, panjang 51 km, c.a. 1.197 km2
  • Way Rarem, panjang 53,50 km, c.a. 870 km2
  • Way Umpu, panjang 100 km, c.a. 1.179 km2
  • Way Tahmy, panjang 60 km, c.a. 550 km2
  • Way Besay, panjang 113 km, c.a. 879 km2
  • Way Giham, panjang 80 km, c.a. 506,25 km2

Way Mesuji yang mengalir di perbatasan provinsi Lampung dan Sumatra Selatan di sebelah utara mempunyai anak sungai bernama Sungai Buaya, sepanjang 70 km dengan c.a. 347,5 km2. Sedangkan Way Sekampung mengalir di daerah kabupaten Tanggamus, Pringsewu, Pesawaran dan Lampung Selatan. Anak sungainya banyak, tetapi tidak ada yang panjangnya sampai 100 km. Hanya ada satu sungai yang panjangnya 51 km dengan c.a. 106,97 km2 ialah Way Ketibung di Kalianda. Beberapa kota di daerah provinsi Lampung yang tingginya 50 m lebih dari permukaan laut adalah: Tanjungkarang (96 m), Kedaton (100 m), Metro (53), Gisting (480 m), Negeri sakti (100 m), Pringsewu (50 m), Pekalongan (50 m), Batanghari (65 m), Punggur (50 m), Padang ratu (56 m), Wonosobo (50 m), Kedondong (80 m), Sidomulyo (75 m), Kasui (200 m), Sri Menanti (320 m) dan Kota Liwa (850 m).

Politik & Pemerintahan[sunting | sunting sumber]

Kabupaten dan Kota[sunting | sunting sumber]

No.Kabupaten/kotaIbu kota[15]Bupati/wali kotaLuas wilayah (km2)[16]Jumlah penduduk (2020)[16]KecamatanKelurahan/desaLambang

sembunyiPeta lokasi
1Kabupaten Lampung BaratLiwaNukman (Pj.)2.142,78302.139155/131
2Kabupaten Lampung SelatanKaliandaNanang Ermanto2.219,011.064.301174/256
Logo Lampung Selatan Baru.jpg
3Kabupaten Lampung TengahGunung SugihMusa Ahmad4.544,681.460.0452810/301
Lambang Kabupaten Lampung Tengah.png
4Kabupaten Lampung TimurSukadanaM. Dawam Rahardjo3.864,691.110.34024-/264
5Kabupaten Lampung UtaraKotabumiBudi Utomo2.529,54633 0992315/232
Lambang Kabupaten Lampung Utara.png
6Kabupaten MesujiWiralaga MulyaSulpakar (Pj.)2.205,57227 5187-/105
LOGO KABUPATEN MESUJI.png
7Kabupaten PesawaranGedong TataanDendi Ramadhona1.278,21477.46811-/144
8Kabupaten Pesisir BaratKruiAgus Istiqlal2.988,07162.697112/116
9Kabupaten PringsewuPringsewuAdi Erlansyah (Pj.)614,48405.46695/126
10Kabupaten TanggamusKota AgungDewi Handajani2.900,29640.275203/299
11Kabupaten Tulang BawangMenggalaQodratul Ikhwan (Pj.)3.091,08430.021154/147
LOGO KABUPATEN TULANG BAWANG.png
12Kabupaten Tulang Bawang BaratPanaragan JayaZaidirina Wardoyo (Pj.)1.285,74286.16293/93
13Kabupaten Way KananBlambangan UmpuRaden Adipati Surya3.657,49473.575146/221
14Kota Bandar LampungEva Dwiana183,311.166.06620126/-
LOGO KOTA BANDAR LAMPUNG BARU.png
15Kota MetroWahdi73,15168.676522/-
LOGO KOTA METRO.png

Daftar gubernur[sunting | sunting sumber]

NoFotoGubenurMulai JabatanAkhir JabatanPrd.Ket.Wakil Gubenur
1Lampung Governor, Kusno Danupojo.jpgKusno Danupoyo196419661[17]Nadirsyah Zaini
(1966)
2Lampung Governor, Zainal Abidin PA.jpgZainal Abidin Pagaralam196619732[18]
3Lampung Governor, R. Sutiyoso.jpgR. Sutiyoso19735 Mei 19783[ket. 1]
4Lampung Governor, Yasir Hadibroto.jpgYasir Hadibroto197819834Subki E. Harun
(1980–90)
198319885
5Lampung Governor, Poedjono Pranyoto.jpgPoedjono Pranyoto198819936
Man Hasan
(1990–95)
Suwardi Ramli
(1994–98)
Oemarsono
(1995–98)
199319977
Acting Lampung Governor, Oman Sachroni.jpgOman Sachroni1 Oktober 1997Januari 1998
6Lampung Governor, Oemarsono.jpgOemarsono5 Februari 19985 Februari 20038
Acting Lampung Governor Tursandi Alwi.jpgTursandi Alwi
(Penjabat)
5 Februari 20032 Juni 2004
7Sjachroedin Zainal Pagaralam, Gubernur Lampung (Periode II).JPGSjachroedin Z. Pagaralam2 Juni 200428 Mei 20089[19]Syamsurya Ryacudu
Lampung Vice Governor, Syamsurya Ryacudu.jpgSyamsurya Ryacudu28 Mei 20082 Juli 2008Plt.
8Lampung Governor, Syamsurya Ryacudu.jpg2 Juli 20082 Juni 2009[ket. 2]
(7)Sjachroedin Zainal Pagaralam, Gubernur Lampung (Periode II).JPGSjachroedin Z. Pagaralam2 Juni 20092 Juni 201410Joko Umar Said
9M Ridho Ficardo Lampung Governor.jpgMuhammad Ridho Ficardo2 Juni 20142 Juni 201911(2014)[ket. 3]Bachtiar Basri
Pj. Gubernur Lampung.jpgDidik Suprayitno
(Pejabat Sementara)
13 Februari 201823 Juni 2018[ket. 4]
Boytenjuri
(Penjabat)
2 Juni 201912 Juni 2019[ket. 5]
10Gubernur Lampung Arinal Djunaidi.jpgArinal Djunaidi12 Juni 2019Petahana12Chusnunia Chalim
Catatan
  1. ^ Meninggal pada saat menjabat
  2. ^ Sjachroedin mundur dari jabatan Gubernur Lampung karena kembali mencalonkan diri dalam Pilgub Lampung 2008[20]
  3. ^ Ridho Ficardo dan Bachtiar Basri cuti sementara sebagai gubernur karena menjadi peserta pilgub Lampung 2018[21]
  4. ^ Didik Suprayitno sebagai Pjs. (Pejabat Sementara) sebab Ridho Ficardo dan Bachtiar Basri cuti sementara sebagai gubernur-wakil gubernur[22]
  5. ^ Boytenjuri sebagai Pj. (Penjabat) sebab Ridho Ficardo dan Bachtiar Basri habis masa jabatan[23]

Dewan Perwakilan[sunting | sunting sumber]

DPRD Lampung beranggotakan 85 orang yang dipilih melalui pemilihan umum setiap lima tahun sekali. Pimpinan DPRD Lampung terdiri dari 1 Ketua dan 4 Wakil Ketua yang berasal dari partai politik pemilik jumlah kursi dan suara terbanyak. Anggota DPRD Lampung yang sedang menjabat saat ini adalah hasil Pemilu 2019 yang dilantik pada 2 September 2019 oleh Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Tanjung Karang di Gedung DPRD Provinsi Lampung.[24] Komposisi anggota DPRD Lampung periode 2019-2024 terdiri dari 9 partai politik dimana PDI Perjuangan adalah partai politik pemilik kursi terbanyak yaitu 19 kursi, kemudian disusul oleh Partai Gerindra yang meraih 11 kursi serta Partai Golkar dan Partai Demokrat yang masing-masing meraih 10 kursi. Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Lampung dalam dua periode terakhir.[25][26][27]

Partai PolitikJumlah Kursi dalam Periode
2009-20142014-20192019-2024
PKPB4
PDK2
PKB5Kenaikan 7Kenaikan 9
Gerindra6Kenaikan 10Kenaikan 11
PDI-P11Kenaikan 17Kenaikan 19
Golkar10Steady 10Steady 10
PKS7Kenaikan 8Kenaikan 9
PPP3Kenaikan 4Penurunan 1
PAN7Kenaikan 8Penurunan 7
Hanura6Penurunan 2Penurunan 0
Demokrat14Penurunan 11Penurunan 10
NasDem(baru) 8Kenaikan 9
Jumlah Anggota75Kenaikan 85Steady 85
Jumlah Partai11Penurunan 10Penurunan 9

Demografi[sunting | sunting sumber]

Suku bangsa[sunting | sunting sumber]

Siger adalah mahkota wanita pengantin Lampung yang terdiri atas masyarakat Saibatin dan Pepadun.

Provinsi Lampung menjadi salah satu provinsi di Indonesia di luar Pulau Jawa, tempat mayoritas penduduknya adalah suku Jawa, dengan total populasi tahun 2010 sebanyak 64,17% yang kebanyakkan berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, dan sebagian kecil Jawa Barat. Sementara penduduk asli yakni suku Lampung berjumlah 13,56%. Diposisi ketiga ada suku Sunda berjumlah 11,88% (sudah gabungan suku Sunda asal Jawa Barat dan juga Sunda asal Banten) banyaknya etnis pendatang dari pulau Jawa ke provinsi Lampung disebabkan pulau Jawa yang tidak begitu besar tetapi penduduknya cukup ramai dan padat maka diadakan transmigrasi besar-besaran ke pulau lain khususnya pulau Sumatra di provinsi Lampung. Diposisi keempat dan kelima ada suku Melayu dengan persentase 5,64% dan juga Bali 1,38%. Suku Melayu sudah termasuk semua sub-suku Melayu asal Sumatra Selatan yang ada di provinsi Lampung seperti: OganSemendo, Mesuji, dan Palembang. Suku Bali dari pulau Bali juga turut didatangkan ke provinsi Lampung secara besar-besaran karena adanya program transmigrasi. Masyarakat Melayu asal Sumatra Selatan seperti Ogan, Semendo, Mesuji, dan Palembang dapat ditemukan signifikan karena wilayah Sumatra Selatan dan Lampung berdekatan bahkan berbatasan langsung, mereka juga sudah lama bermigrasi ke provinsi Lampung. Berdasarkan data dari Sensus Penduduk Indonesia 2010, berikut ini komposisi etnis atau suku bangsa di provinsi Lampung:[28][29]

NoSukuJumlah 2010%
1Jawa4.865.33064,17%
2Lampung1.028.19013,56%
3Sunda901.08711,88%
4Melayu427.3265,64%
5Bali104.8101,38%
6Minangkabau69.6520,92%
7Batak52.3110,69%
8Tionghoa39.9790,53%
9Bugis21.0540,28%
10Lainnya72.2090,95%
Provinsi Lampung7.581.948100%

Catatan: suku lainnya sudah termasuk beberapa suku seperti (MaduraBetawiKomeringsuku asal BengkuluArabsuku asal Sumatera lainnyaTamil India, dan lain-lain)

Bahasa[sunting | sunting sumber]

Masyarakat Lampung yang plural menggunakan berbagai bahasa, antara lain: Bahasa IndonesiaBahasa JawaBahasa SundaBahasa Melayu SemendoBahasa Melayu Ogan, Bahasa Melayu Mesuji, Bahasa Melayu PalembangBahasa BatakBahasa MinangkabauBahasa Mandarin & Bahasa TionghoaBahasa Madura dan bahasa setempat yang disebut Bahasa Lampung.[30]

Agama[sunting | sunting sumber]

Agama di Lampung (2010)

  Islam Sunni (95.48%)
  Kristen Protestan (1.51%)
  Hindu (1.49%)
  Kristen Katolik (0.91%)
  Buddhisme (0.32%)
  Konfusianisme (0.01%)
  Lainnya (0.01%)
  Tidak diketahui (0.27%)

Agama di provinsi Lampung beragam. Agama Islam menjadi agama terbesar/terbanyak jumlahnya yang kebanyakkan dipeluk oleh suku JawaLampungSundaMelayuMinangBugis, serta sebagian kecil suku Batak dan lainnya. Kekristenan (Protestanisme & Katolik Roma) menjadi agama kedua terbesar yang dipeluk oleh masyarakat Lampung setelah Islam dengan persentase sebanyak 2,42%. Untuk denominasi Protestan sebagian besar dianut oleh suku BatakJawa, serta sebagian Tionghoa dan lainnya. Sedangkan untuk denominasi Katolik kebanyakkan dianut oleh masyarakat keturunan TionghoaJawa, serta sebagian suku Batak dan lainnya. Agama Hindu mayoritas dianut oleh masyarakat dari suku Bali. Selain itu, agama Hindu juga dianut oleh masyarakat keturunan India (Tamil) serta juga dianut oleh sebagian kecil suku Jawa. Agama Buddha kebanyakkan dianut oleh masyarakat keturunan Tionghoa serta sebagian kecil suku Jawa. Agama Konghucu umumnya hanya dianut oleh komunitas masyarakat Tionghoa lalu ada agama lainnya/kepercayaan, sisanya tidak terdata/tidak diketahui.

Pendidikan[sunting | sunting sumber]

Sekolah-sekolah di Lampung terdiri dari TK, SD, SMP, dan SMA/SMK dan juga Perguruan tinggi baik negeri maupun swasta. Namun di artikel ini hanya akan menampilkan daftar perguruan tinggi saja, karena jumlah sekolah sangat banyak.

Perguruan Tinggi[sunting | sunting sumber]

Ekonomi[sunting | sunting sumber]

Masyarakat pesisir Lampung kebanyakan bekerja sebagai nelayan dan bercocok tanam. Dibeberapa daerah pesisir, komoditas perikanan seperti tambak udang lebih menonjol, bahkan untuk tingkat nasional dan internasional. Sedangkan masyarakat yang tinggal bukan di pesisir kebanyakan bertanam padi dan berkebun lada, kopi, cengkih, kayu manis dan lain-lain. Lampung fokus pada pengembangan lahan bagi perkebunan besar seperti kelapa sawit, karet, padi, singkong, kakao, lada hitam, kopi, jagung, tebu, dan lain-lain. Selain hasil bumi Lampung juga merupakan kota pelabuhan karena Lampung adalah pintu gerbang untuk masuk ke pulau Sumatra. Dari hasil bumi tumbuhlah banyak industri-industri seperti di daerah Panjang, Natar, Tanjung Bintang, dan Bandar Jaya.

Industri[sunting | sunting sumber]

Industri penambakan udang termasuk salah satu tambak yang terbesar di dunia setelah adanya penggabungan usaha antara Bratasena, Dipasena, dan Wachyuni Mandira. Pabrik gula dapat menghasilkan produksi per tahun mencapai 600.000 ton oleh dua pabrik yaitu Gunung Madu Plantation dan Sugar Group. Pada tahun 2007 kembali diresmikan pembangunan satu pabrik gula di bawah PT Pemuka Sakti Manis Indah (PSMI). Industri agrobisnis lainnya: nanas, ketela (ubi), kelapa sawit, kopi robusta, lada, coklat, kakao, nata de coco dan lain-lain.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *