KOMPAS.com – Petenis nomor satu dunia, Novak Djokovic, menghadapi persoalan rumit saat hendak tampil dalam pergelaran Australian Open 2022. Australian Open yang menjadi turnamen pembuka musim Grand Slam itu dijadwalkan berlangsung di Melbourne Park pada 17 sampai 30 Januari. Novak Djokovic menyandang status juara bertahan dalam turnamen tersebut. Dia berhasil merengkuh gelar Australian Open dalam tiga edisi terakhir, 2019-2021. Artinya, petenis asal Serbia itu berpeluang memperpenjang rekor menjadi empat kali beruntun jika berhasil menjuarai Australian Open edisi 2022. Selain itu, Novak Djokovic juga berpotensi meraih gelar single Grand Slam ke-21 yang akan membuat dirinya melewati rekor Rafael Nadal dan Roger Federer. Baca juga: Djokovic Jaga Nama Besar The Big 3 Saat Nadal dan Federer Tenggelam Setelah melihat peluang dan potensi lahirnya rekor, tak ada alasan bagi Novak Djokovic untuk tidak ikut serta dalam pergelaran Australian Open 2022. Novak Djokovic yang dikenal sebagai petenis anti-vaksin itu pun memutuskan terbang ke Melbourne setelah mengantongi pengecualian vaksinani Covid-19 dari Tennis Australia (TA) dan Pemerintah Negara Bagian Victoria melalui panel independen. Keriuhan Dimulai Pernyataan Djokovic yang mengaku akan ikut serta pada Australian Open 2022 setelah mengantongi pengecualian vaksinasi Covid-19 langsung membuat geger pemerintah setempat. Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, dengan tegas menyatakan bakal langsung memulangkan Djokovic jika sang petenis gagal menunjukkan bukti atau keabsahan dokumen pribadinya yang berkaitan dengan vaksin Covid-19. Hal senada juga diutarakan oleh Menteri Olahraga Australia, Jaala Pulford. Menurutnya, Pemerintah Australia tidak akan membantu Djokovic jika dokumen sang petenis bermasalah. “Sikap kami selalu jelas kepada dua poin: persetujuan visa adalah tanggung jawab pemerintah federal dan pengecualian medis adalah ranah dokter,” kata Jaala Pulford. “Kami tidak akan memberi bantuan kepada Djokovic jika dia ingin mengajukan visa individu untuk berpartisipasi di Australian Open 2022,” ujar Jaala Pulford menambahkan. Baca juga: Novak Djokovic Ingin Balas Dendam, Mengapa? Benar saja, Djokovic langsung ditahan oleh otoritas setempat setibanya di Bandara Tullamarine, Melbourne, Australia, pada Rabu (5/1/2022) dini hari waktu lokal. Visa Djokovic dipermasalahkan karena sang petenis dinggap gagal menunjukkan cukup bukti terkait izin masuk ke Australia tanpa mendapatkan vaksin. Saat tiba di Melbourne, Djokovic berdalih telah mendapatkan izin masuk dari pemerintah daerah dan undangan langsung Tennis Australia dengan dasar dirinya tak perlu divaksin karena sempat terpapar Covid-19 pada medio Desember. Namun, Petugas Perbatasan Australia (BFA) tetap tak menerima dalih tersebut dan Djokovic pun ditahan sementara di Hotel Park, tempat yang sama untuk mereka yang tak mendapat izin masuk Australia. Baca juga: 3 Hal dari Novak Djokovic Menjadi Sorotan Hal ini menambah keriuhan yang sebelumnya sudah terjadi. Unjuk rasa dari para penggemar Djokovic tak terhindarkan. Mereka meminta sang idola dibebaskan dan diberi izin bertanding di Australian Open. Selain itu, muncul pemberitaan tentang perlakuan tidak sedap yang diterima Djokovic setelah tiba di bandara. Telegraf menyebut Djokovic diperlakukan seperti seorang kriminal oleh petugas perbatasan. Sementara, ibunda Djokovic, Dijana, sempat menyoroti kondisi hotel tempat sang putra ditahan sementara. “Akomodasinya sangat buruk. Itu hanya hotel imigrasi kecil dengan banyak serangga di dalamnya, semuanya kotor, makanannya mengerikan,” ucap Dijana dikutip dari Reuters. Baca juga: Australia Open 2022 Belum Mulai, Novak Djokovic Sudah Tumbang Setelah itu, Djokovic melalui pengacaranya langsung mengajukan banding karena marasa mendapat perlakuan tak adil dari petugas imigrasi di bandara dan dirinya punya cukup bukti untuk bertanding pada Australian Open 2022. Djokovic kemudian memenangi banding dengan Hakim Anthony Kelly menyatakan bahwa keputusan Pemerintah Australia yang mencabut visa Djokovic “sangat tidak masuk akal”. Muncul Harapan Situasi tersebut membuka harapan Djokovic yang ingin bertanding pada Australia Open dan mencetak rekor single Grand Slam. Setelah memenangi banding, Djokovic pun sempat mengunggah pernyataan di akun Twitter pribadinya. Dia mengaku telah berlatih menjelang bergulirnya Australian Open 2022. “Saya senang dan berterima kasih karena hakim telah memutar balik pembatalan visa saya. Terlepas dari semua yang telah terjadi, saya ingin tetap di sini dan berkompetisi di Australian Open,” tulis Djokovic di akun Twitter pribadinya, Senin (10/1/2022). “Saya fokus ke turnamen. Saya terbang ke sini untuk bermain di salah satu event paling penting di depan fans luar biasa,” imbuh Djokovic sambil mengunggah foto ketika dirinya berada di Melbourne Park, venue Australia Open. Baca juga: Klarifikasi Djokovic Usai Menang Banding: Akui 2 Kesalahan Jelang Australian Open Seusai menghirup udara bebas hingga berlatih untuk persiapan Australian Open 2022, Novak Djokovic yang sempat memiliki harapan, kembali terjebak dalam situasi sulit. Menteri Imigrasi Australia, Alex Hawke, menggunakan kekuatan pribadinya untuk kembali membatalkan visa Djokovic pada Jumat (14/1/2022). Alex Hawke dalam pernyataannya menjelaskan bahwa pembatalan visa Djokovic dilakukan atas dasar kepentingan publik terkait kesehatan dan ketertiban di tengah pandemi Covid-19. Keputusan Alex Hawke sejalan dengan pernyataan Perdana Menteri Scott Morrison yang meminta pihak berwenang konsisten dalam menerapkan kebijakan pemerintah terkait aturan vaksinasi untuk masuk ke Australia. Baca juga: Australia Batalkan Visa Novak Djokovic, Ancaman Deportasi Kembali Menguat Pemerintah Australia mengharuskan setiap warga negara non-penduduk untuk divaksin dua kali atau memiliki pengecualian medis yang dapat diterima. Dalam kasus Djokovic, berkas yang menunjukkan pengecualian medis tersebut dianggap belum cukup kuat oleh Pemerintah Australia. Pembatalan visa oleh Menteri Imigrasi Australia membuat Djokovic harus bermalam lagi di Hotel Park, Melbourne, sambil menunggu sidang Pengadilan Federal yang dijadwalkan berlangsung pada Minggu (16/1/2022). Berakhir Kecewa Dalam sidang Pengadilan Federal yang sangat menentukan itu, Djokovic mendapat kesempatan untuk sekali lagi mengajukan banding. Namun, hakim menolak banding tersebut sehingga Novak Djokovic harus dideportasi dan mengubur harapan untuk tampil pada Australian Open 2022. Djokovic kemudian dilaporkan bakal menetap di hotel penahanan di Melbourne hingga dia dideportasi. Biasanya, deportasi ini diikuti dengan larangan memasuki Australia selama tiga tahun, kecuali ada keadaan yang memaksa seperti alasan kepentingan nasional. Baca juga: Banding Ditolak, Novak Djokovic Batal Mentas di Australia Open Setelah bandingnya ditolak, Novak Djokovic mengaku sangat kecewa. Namun, dia menghormati keputusan pengadilan dan akan bersikap kooperatif selama proses deportasi. “Saya sangat kecewa dengan keputusan pengadilan yang menolak banding atas pembatalan visa saya, yang berarti saya tidak bisa tinggal di Australia dan berpartisipasi di Australian Open,” kata Djokovic dikutip dari BBC. “Saya menghormati keputusan pengadilan dan saya akan bekerja sama dengan otoritas di sini untuk meninggalkan Australia,” ujar Djokovic. Sebelum dipastikan tak bisa tampil pada Australian Open 2022, Djokovic sejatinya dijadwalkan bertanding dalam rangkaian hari pertama turnamen, Senin (17/1/2022). Baca juga: Perlakuan terhadap Novak Djokovic Bikin Sang Ibunda Geram Berdasarkan undian yang dirilis pada Jumat (14/1/2022), Djokovic akan bertanding melawan sesama petenis Serbia, Miomir Kecmanovic, pada babak pertama. Namun, setelah dipastikan tak bisa ikut serta, Djokovic digantikan oleh petenis lucky loser alias salah satu petenis yang kalah dalam babak kualifikasi, tetapi masuk babak utama karena menggantikan atlet yang mundur. (Wisnu Aji Dewabrata/Yulia Sapthiani) Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Related Posts
Siap-Siap Cuti, Ini Daftar Tanggal Merah September 2023
Jakarta – Daftar tanggal merah dan cuti bersama September 2023 banyak dicari oleh masyarakat, terutama bagi yang ingin liburan. Dengan mengetahui hari libur dan cuti bersama, maka masyarakat dapat merencanakan waktu untuk pergi atau berlibur bersama keluarga. Hari libur dan cuti bersama September 2023 sudah diatur dalam SKB (Surat Keputusan Bersama) 3 Menteri Nomor 624 Tahun 2023, …
Jualinlaptop Indonesia (Jualinlaptop.id) tempat terpercaya untuk jual dan beli laptop dengan mudah dan cepat.
Hallo sobat jualin, kita adalah tempat terpercaya buat sobat semua untuk yang mau menjual laptopnya. Mulai dari kondisi normal sampai dengan kondisi kerusakan ringan tetapi untuk kondisi mati total kami belum bisa bantu ya sobat. Jualinlaptop.id pun hadir di beberapa kota loh… Seperti di kota-kota di Jabodetabek dan ada juga nih yang di luar Jabodetabek …
Hallo sobat jualin, kita adalah tempat terpercaya buat sobat semua untuk yang mau menjual laptopnya
Hallo sobat jualin, kita adalah tempat terpercaya buat sobat semua untuk yang mau menjual laptopnya. Mulai dari kondisi normal sampai dengan kondisi kerusakan ringan tetapi untuk kondisi mati total kami belum bisa bantu ya sobat.. Jualinlaptop.id pun hadir di beberapa kota loh… Seperti di kota-kota di Jabodetabek dan ada juga nih yang di luar Jabodetabek …
Selalu Kalah dari Ganjar dan Prabowo di Survei, Anies: Kami Terbiasa di Urutan ke-3
Anies Baswedan bertemu petinggi Partai NasDem, Demokrat, dan PKS di Bali pada Minggu, 13 November 2022.Dok: Partai Demokrat –Anies Baswedan tak ambil pusing dengan hasil lembaga survei yang kerap menempatkan dalam urutan ketiga calon presiden 2024 dengan elektabilitas tertinggi. Sebab, menurut Anies, sewaktu maju dalam Pilkada DKI Jakarta tahun 2017 pun, dirinya juga selalu ditempatkan …
KPU Tangsel: 8.665 Orang yang Sudah Meninggal Masuk Daftar DP4 Pemilu 2024
KPU Tangsel: 8.665 Orang yang Sudah Meninggal Masuk Daftar DP4 Pemilu 2024 Warga menunjukkan surat suara ulang saat Pemungutan Suara Ulang (PSU) di Jalan Cempaka Putih, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Rabu, 24 April 2019. Pemilu ulang tersebut dilakukan kembali karena pada pemungutan suara 17 April lalu terdapat pemilih pemegang form A5 yang mencoblos 5 surat …