Penyebab Konflik Rusia dan Ukraina Sebenarnya Apa? Ini Runutannya

Tim detikcom – detikNews
Selasa, 15 Feb 2022 12:15 WIB
3 komentar
SHARE
URL telah disalin
This Sunday, Feb. 13, 2022, satellite image provided by Maxar Technologies shows helicopter unit in Belgorod, Russia, east of the border with Ukraine. (Satellite image ©2022 Maxar Technologies via AP)
Penyebab Konflik Rusia dan Ukraina Terbaru: Ini Runutannya – citra satelit memperlihatkan militer Rusia siaga di perbatasan (Foto: AP)
Jakarta –

Penyebab konflik Rusia dan Ukraina kembali jadi sorotan. Belakangan kedua negara memang dalam tahap krisis tingkat tinggi hingga digadang-gadang invasi bisa dilakukan kapan saja.

Sejumlah negara termasuk Amerika Serikat turun tangan mengancam Rusia jika benar invasi akan dilakukan. Bahkan AS dan sejumlah negara mengirimkan bantuan berupa peralatan militer ke Ukraina jika benar rencana invasi akan dilakukan.

Lalu apa yang menjadi penyebab konflik Rusia dan Ukraina? detikcom merangkum informasinya berikut ini.

ADVERTISEMENT
Image parallax1

SCROLL TO RESUME CONTENT

Baca juga:
Permasalahan Ukraina dan Rusia hingga Ada Ancaman Invasi
Penyebab Konflik Rusia dan Ukraina: Sejarah Singkat

Dilansir Al Jazeera, sekitar 1.200 tahun lalu, Ukraina, Rusia dan Belarusia lahir di tepi Sungai Dnieper di Kievan Rus, Kievan Rus, negara adidaya abad pertengahan yang mencakup sebagian besar Eropa Timur. Meski begitu, Rusia dan Ukraina berbeda jauh secara bahasa, sejarah hingga politiknya.

Presiden Rusia Vladimir Putin berulang kali mengklaim bahwa Rusia dan Ukraina adalah satu bagian dari peradaban Rusia, yang juga mencakup Belarusia. Namun klaim itu dibantah oleh Ukraina. Kemudian Ukraina melakukan revolusi selama dua kali, yakni pada tahun 2005 dan 2014, yang menolak supremasi Rusia. Ukraina juga terus mencari jalan agar dapat bergabung Uni Eropa dan NATO.
VDO.AI

Rusia pun menolak keras langkah tersebut dan meminta Ukraina untuk ‘tak pernah bergabung dengan NATO atau North Atlantic Treaty Organization, yang di awal pendiriannya memang bertujuan melawan ancaman ekspansi Rusia pascaperang di Erop

Putin sangat marah dengan prospek pangkalan NATO di sebelah perbatasannya dan mengatakan bergabungnya Ukraina dengan aliansi transatlantik pimpinan AS akan menandai perlintasan garis merah antar keduanya.

Saat revolusi Ukraina pada 2014, terjadi protes besar-besaran untuk menggulingkan presiden Ukraina yang pro-Rusia bernama Viktor Yanukovych. Kala itu, Viktor menolak perjanjian asosiasi dengan Uni Eropa demi hubungan yang lebih dekat dengan Moskow. Saat penggulingan Viktor, Rusia mencaplok Semenanjung Krimea di Ukraina dan mendorong pecahnya sebuah pemberontakan separatis di timur Ukraina. Saat itu, Ukraina dan Barat menuduh Rusia mengirim pasukan dan senjatanya untuk mendukung pemberontak. Rusia membantahnya dan menuduh orang Rusia yang bergabung dengan separatis adalah sukarelawan.

Pada 2015, dengan penengah Prancis dan Jerman, Rusia dan Ukraina melakukan perjanjian damai untuk mengakhiri pertempuran skala besar. Namun upaya tersebut gagal mencapai penyelesaian politik.

Uni Eropa dan AS telah memberlakukan serangkaian tindakan sebagai tanggapan atas tindakan Rusia di Krimea dan Ukraina timur, termasuk sanksi ekonomi yang menargetkan individu, entitas, dan sektor tertentu dari ekonomi Rusia.

Kremlin menuduh Ukraina memicu ketegangan di timur negara itu dan melanggar perjanjian gencatan senjata Minsk.

Baca artikel detiknews, “Penyebab Konflik Rusia dan Ukraina Sebenarnya Apa? Ini Runutannya” selengkapnya https://news.detik.com/internasional/d-5943005/penyebab-konflik-rusia-dan-ukraina-sebenarnya-apa-ini-runutannya.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *