Pertamina Ganti Pertalite dengan Pertamax Green 92 Mulai Tahun Depan

Executive General Manager Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel Zibali Hisbul Masih (tengah) melayani konsumen yang membeli bahan bakar minyak (BBM) non subsidi di SPBU Coco Plaju, Palembang, Sumatera Selatan, Kamis 1 Juni 2023. Dalam rangka memperingati hari Lahir Pancasila sekaligus memberikan apresiasi kepada pelanggan, Pertamina Patra Niaga meluncurkan Program MyPertamina Tebar Hadiah 2023 dengan cara membeli BBM non subsidi melalui aplikasi MyPertamina dan memiliki kesempatan untuk memenangkan berbagai macam hadiah. ANTARA FOTO/Nova WahyudiExecutive General Manager Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel Zibali Hisbul Masih (tengah) melayani konsumen yang membeli bahan bakar minyak (BBM) non subsidi di SPBU Coco Plaju, Palembang, Sumatera Selatan, Kamis 1 Juni 2023. Dalam rangka memperingati hari Lahir Pancasila sekaligus memberikan apresiasi kepada pelanggan, Pertamina Patra Niaga meluncurkan Program MyPertamina Tebar Hadiah 2023 dengan cara membeli BBM non subsidi melalui aplikasi MyPertamina dan memiliki kesempatan untuk memenangkan berbagai macam hadiah.
Jakarta – PT Pertamina (Persero) bakal mengganti bahan bakar minyak jenis Pertalite dengan Pertamax Green 92 mulai 2024.  Pertamax Green 92 merupakan produk campuran Pertalite dengan etanol 7 persen. Hal ini seiring komitmen Pertamina untuk mengembangkan bioenergi sebagai upaya mencapai net zero emission (NZE) pada 2060.

“Jadi ada 3 produk pada 2024. Pertamax Green 92, Pertamax Green 95 dan Pertamax Turbo,” ujar Dirut Pertamina Nicke Widyawati dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VII DPR RI pada Rabu, 30 Agustus 2023.

Adapun Pertamax Green 95 merupakan campuran Pertamax ron 92 dengan etanol. “Jadi ada green gasoline, green energy low carbon yang akan menjadi produk Pertamina,” tutur Nicke.

Penggantian Pertalite menjadi Pertamax 92, kata Nicke, menjadi bagian dari program Langit Biru yang digarap Pertamina. Langkah ini merupakan kelanjutan Langit Biru tahap pertama yang sebelumnya dilakukan dengan menaikkan bahan bakar RON 80 menjadi RON 90.

“Kami lanjutkan program Langit Biru tahap 2. BBM subsidi kami naikkan dari RON 90 menjadi 92,” ucap Nicke.

Menurut Nicke, kebijakan tersebut sejalan dengan mandat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bahwa nilai oktan BBM minimal di angka 91. Penggunaan bioetanol ini pun akan sesuai dari aspek lingkungan untuk menurunkan emisi karbon dan memenuhi penggunaan bioenergi.

“Dan ini akan menurunkan porsi impor gasoline,” kata Nicke.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *