Sepi Pengunjung, 5 Mal di Bandung Terancam Dijual

APPBI Bandung menyebut 5 mal terancam dijual karena sepi pengunjung sejak diterapkan kebijakan PPKM.

Jakarta, CNN Indonesia — Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Bandung Raya menyebut lima mal atau pusat perbelanjaan terancam dijual karena sepi pengunjung sejak diterapkannya kebijakan PPKM. Salah satunya, yaitu Mal Ujung Berung Town Square (Ubertos) yang rencana penjualannya sempat viral di media sosial.
“Kalau terdata sih ada beberapa, jadi hidup segan, mati nggak mau gitu. Kira-kira ada lima mal (yang mau dijual), ini yang mesti pemerintah perlu mulai mikirin,” kata Ketua APPBI Bandung Raya Handianto Lie seperti dikutip dari Antara, Selasa (24/8).

Kendati begitu, ia tidak merinci empat mal lain yang terancam dijual. Ia hanya mengatakan alasan penjualan karena sepi, di mana jumlah kunjungan masyarakat hanya sekitar 10 persen sampai 15 persen saja di sejumlah mal.

Padahal, sambung dia, kebijakan PPKM dari pemerintah setempat memperbolehkan mal buka dengan kapasitas maksimal 50 persen. Namun kenyataannya, kunjungan masyarakat tidak pernah mencapai batas tersebut.

Ia menduga hal ini terjadi karena arena bermain dan tempat hiburan, seperti bioskop di dalam mal belum boleh dibuka. Padahal, menurutnya, masyarakat ‘ngemal’ bukan hanya untuk belanja, tapi juga mendapat hiburan.

“Sebetulnya, kita juga sudah berterima kasih telah memberi relaksasi sebesar 50 persen itu, tapi kita minta sekarang juga tidak banyak, kita minta yang tempat hiburan itu juga turut dibuka,” imbuh dia.

“Contohnya di bioskop itu biasanya punya 30 orang pegawai, kalau bioskop tutup itu 30 orang hilang, sekarang di Bandung ada berapa mal, mungkin sekarang ratusan pekerja bioskop itu jobless,” tutur dia.

Lebih lanjut, manajemen mempercepat vaksinasi bagi karyawan. Sebelumnya, ia mencatat ada sekitar 6.000 pekerja yang belum divaksin.

“Mungkin pekan ini di Bandung Raya sih semua pekerja bakal sudah divaksin, kemarin masih ada sisa sekitar enam ribu pekerja (yang belum), tapi akhir-akhir ini mereka banyak yang mandiri, karena ada aturan dari pemerintah mal harus vaksinasi,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *