Tahura Mangrove Ngurah Rai, Kawasan Konservasi yang Akan Disinggahi Delegasi KTT G20

Tahura Mangrove Ngurah Rai, Kawasan Konservasi yang Akan Disinggahi Delegasi KTT G20

Warga mengunjungi kawasan hutan Mangrove di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai, Bali, Selasa 2 November 2021. Kawasan hutan Mangrove Tahura Ngurah Rai rencananya akan menjadi salah satu lokasi yang akan ditampilkan kepada para pemimpin negara saat pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada tahun 2022 mendatang. 

– Taman Hutan Raya I Gusti Ngurah Rai, Bali menjadi salah satu kawasan yang mengalami penataan ulang untuk kepentingan KTT G20 yang berlangsung pada 15-16 November 2022. Sebab, kawasan konservasi dan wisata edukasi mangrove tersebut akan menjadi salah satu tujuan kunjungan para delegasi G20.

Tahura Ngurah Rai Bali itu akan menjadi showcase konservasi mangrove bagi delegasi yang hadir. Salah satu agenda pembahasan dalam KTT G20 memang terkait dengan lingkungan.

Selama ini, Tahura Ngurah Rai Bali sering dikunjungi wisatawan yang ingin melihat hutan mangrove beserta keragaman hayati di dalamnya. Flora dan fauna yang menjadi koleksi keanekaragaman hayati di area seluas 1.300 hektare itu terdiri dari hutan mangrove, aneka jenis burung dan hewan air.

Menurut indonesia.go.id, ada 33 jenis bakau atau mangrove di sana, namun paling banyak adalah pidada putih (Soneratia alba) atau prapat dalam bahasa setempat. Jenis lainnya, yaitu bakau putih (Rhizophora apiculata) dan tancang (Bruguiera gymnorhyza). Ribuan pohon bakau di sini tumbuh subur menghijau dan menjadi benteng pertahanan terbaik bagi kawasan pesisir selatan Bali.

Pengunjung yang datang bisa menyusuri sebuah jalan kayu sepanjang 1,8 kilometer dan lebar 2 meter serta berada di ketinggian 2-3 meter di atas permukaan air dibangun membelah kawasan tahura. Jalan kayu ini berujung di sebuah menara pandang (viewing deck) setinggi 20 meter.

Saat berada di menara pandang ini, tampak hijaunya pohon bakau mengepung perairan dangkal pesisir selatan Teluk Benoa. Menara pandang dapat pula berfungsi sebagai tempat pengamatan aneka burung (bird watching) untuk para pecinta fauna.

Cara lain menikmati tahura adalah dengan naik perahu. Dengan menyusuri kawasan perairan dangkal tahura, perahu-perahu itu bisa membuat pengunjung melihat lebih dekat kehidupan flora dan faunanya.

Letak Tahura Ngurah Rai sendiri ada di tengah kawasan wisata utama, yakni Nusa Dua, Sanur dan Kuta. Secara administratif, tahura yang punya beberapa pintu masuk itu berada di Kecamatan Kuta dan Kuta Selatan, Kabupaten Badung seluas 627 hektare dan di Kota Denpasar yaitu Kecamatan Denpasar Selatan dan Pulau Serangan dengan luas 746,5 hektare.

Pusat konservasi pesisir ini dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis Tahura Ngurah Rai dan sejak 2010 terbuka untuk umum. Lokasi itu dapat dikunjungi setiap hari pukul 8.00 WITA sampai 17.00 WITA dan membayar retribusi sebesar Rp 10 ribu per orang.

Melihat posisi pentingnya sebagai konservasi pesisir dan pariwisata berkelanjutan di Bali, Presiden Joko Widodo meminta para menteri terkait untuk membantu penataan ulang kawasan tempat bertelur dan berkembangbiaknya aneka jenis ikan dan burung tersebut.

Adapun penataan Tahura Ngurah Ria Bali untuk KTT G20 mencakup pembangunan gerbang masuk, area drop off, wantilan, tracking mangrove dan area pembibitan dan persemaian yang mampu menampung 6 juta bibit bakau. Kemudian membangun area penerima (lobby, ticketing, kantor penerima), menambah menara pandang khususnya ke arah Teluk Benoa, dan penataan area parkir VVIP khusus kepala negara di atas lahan seluas 2,6 ha di sekitar Waduk Muara.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *