PGRI Investigasi Persoalan Dugaan Pungli Guru Muda ASN Pangandaran
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indoensia (PB PGRI) memilih untuk melihat persoalan dugaan pungutan liar (pungli) yang dialami guru aparatur sipil negara (ASN) di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, secara menyeluruh terlebih dahulu. PB PGRI masih menunggu hasil cek fakta yang dilakukan oleh PGRI Kabupaten Pangandaran.
“Sedang kita investigasi bahwa itu benar terjadi atau tidak. Saya juga sudah menghubungi teman-teman PGRI Pangandaran, coba dicek apakah memang terjadi pungli kepada Pak Husein atau yang sebenarnya terjadi seperti apa. Ini masih simpang siur,” ujar Wakil Sekretaris Jenderal PB PGRI, Dudung Abdul Qodir, kepada Republika, Kamis (11/5/2023).
Dudung menyampaikan, dia menerima banyak informasi terkait persoalan tersebut, baik dari sisi guru bernama Husein Ali Rafsanjani itu maupun dari pihak pemerintah daerah Kabupaten Pangandaran. Selain melakukan pengecekan kejadian sebenarnya seperti apa ke pemerintah daerah Kabupaten Pangandaran, PGRI juga akan menghubungi Husein secara langsung.
“Nanti juga saya akan klarifikasi dengan husein langsung. Mudah-mudahan saya dapat nomor teleponnya segera. Karena ini masalah sangat-sangat sensitif,” jelas dia.
Ridwan Kamil Temui Guru Muda ASN Pangandaran yang Mundur karena Pungli, Tawarkan Pindah Mengajar di SMA
Liputan6.com, Jakarta – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil atau Emil menemui Husein Ali Rafsanjani, guru muda aparatur sipil negara (ASN) Pangandaran yang mengundurkan diri karena tidak mau mencabut laporan dugaan praktik pungutan liar (pungli).
Emil bicara langsung untuk mendapatkan informasi langsung dari yang bersangkutan, sambil meminta laporan berimbang dari pihak insitusi pendidikan terkait di Kabupaten Pangandaran.
Dia menyatakan, Husein Ali yang guru musik lulusan UPI ini, berhasil menjadi guru berstatus PNS.
“Dia mengalahkan belasan ribu pendaftar, sehingga disayangkan jika mundur begitu saja,” ujar Emil dikutip dari akun Instagram resminya, Kamis (11/5/2023).
Setelah mendengarkan kronologisnya, Emil menyatakan, tim Pemprov akan mendampingi kasus ini untuk dicari solusinya yang baik untuk bersama dan sesuai peraturan perundang-undangan.
“Saya juga meminta Bupati Pangandaran dimana level SMP adalah kewenangan Bupati untuk segera menindaklanjuti arahan ini agar mendapatkan solusi yang terbaik bagi semua pihak. Dan semoga kasus ini tidak terulang lagi di masa mendatang,” ujarnya.
Emi juga membuka opsi solusi untuk pindah mengajar di SMA yang menjadi kewenangan Gubernur.
Hallo sobat jualin, kita adalah tempat terpercaya buat sobat semua untuk yang mau menjual lapopnyta. Mulai dari kondisi normal sampai dengan kondisi kerusakan ringan tetapi untuk kondisi mati total kami belum bisa bantu ya sobat. Jualinlaptop.id pun hadir di beberapa kota loh… Seperti di kota-kota di Jabodetabek dan ada juga nih yang di luar Jabodetabek sobat yaitu di kota Semarang,Yogyakarta dan juga Bandung nih sobat.Untuk sobat semua yang ingin menjual laptopnya atau ingin mengedek harga laptop sobat bisa banget nih langsung aja sobat bisa menghubungi kita dengan 2 cara, yaitu : 1. Sobat bisa membuka website kita di jualinlaptop id nah, nanti sobat semua akan diarahkan ke website dengan tampilan seperti ini yaa.. Setelah itu tinggal sobat isi untuk Data Penerima dan tunggu beberapa saat nanti akan segera dihubungi oleh Customer Servis kami. 2. Ada juga nih cara selanjutnya yaitu melalui datang langsung ke lokasi kami sobat. Berikut adalah lokasi-lokasi yang bisa sobat datangi berdasarkan daerah asal sobat atau daerah yang sobat tempati saat ini, kami buka tiap hari dari jam 11:00 sampai jam 20:00 Bandung : Jl. Sukakarya II No.30, Kel. Sukagalih, Sukajadi, Kota Bandung. Bekasi : Perum Duta Kranji Jl Sambisari RT 01/010 No.26 Kranji, Bekasi. Bogor : Jl. Soka V no. 5 Rt 06/08 Tanah Baru, Bogor. Depok : Jl. HJ Kodja Raya Griya Noorwan Asri No.5C Kukusan, Beji Jakarta : Ruko Jl. Mardani Raya Nomor 4b Cempaka Putih Barat,Jakarta. Tangerang : Jl. Shinta IV, Vila Pamulang, Pamulang,Tangsel. Semarang : Jl bumi bangetayu baru 2 Blok A7 RT 10 RW 06 Bangetayu Kulon Yogyakarta : Jl. Sutopadan Rt 03, Kasihan, Bantul Mudah bukan sobat, jadi sobat semua tidak perlu ragu lagi untuk jual laptopnya dengan mudah,aman dan terpercaya. Mungkin gambar satu orang atau lebih dan teks yang menyatakan ‘4 Langkah Mudah Jual Laptop Dalam Waktu 1 Jam Cukup dengan langkah Mudah Anda sudah bisa menjual laptop dengan harga tinggit Pendaftaran Cek Laptop Lengkapi informasi laptop dan atur jodwal Listing Laptop TimJualinLaptop mengunjungi lokasi sesuai) jadwal yang ditentukan timJualinLaptop.id menghubungi anda Laptop Terjual Tim JuolinLaptop melakukon pengecekanunit dan memberi penawaran dari dari
。 Cukup 30 Menit Loptop anda terjual Jualintaptop.id mudah dan menyenangkan Cukup 30 Menit rekanan. Cukup 30 Menit’ RP 2.000.000 · BEKASI KOTA Hallo sobat jualin, kita adalah tempat terpercaya buat sobat semua untuk yang mau menjual laptopnya
Pada tahun 2012, kabupaten Karawang memiliki pembangunan proyek-proyek besar yaitu Summarecon, Agung Podomoro, Agung Sedayu, Metland dan lain-lain. Sejarah Monumen Gempol Ngadeupa di Karawang Selatan, dalam catatan sejarah Indonesia, pada tanggal 16 Agustus 1945, Sukarno beserta beberapa orang merumuskan Kemerdekaan Republik Indonesia di Rengasdengklok.
Kata “karawang” muncul pada Naskah Bujangga Manik dari akhir abad ke-15 atau awal abad ke-16. Bujangga Manik menuliskan sebagai berikut:
Leteng karang ti Karawang,
Leteng susuh ti Malayu,
Pamuat aki puhawang.
Dipinangan pinang tiwi,
Pinang tiwi ngubu cai,
Dalam bahasa Sunda, karawang mempunyai arti “penuh dengan lubang”. Bisa jadi pada daerah Karawang zaman dulu banyak ditemui lubang.
Cornelis de Houtman, orang Belanda pertama yang menginjakkan kakinya di pulau Jawa, pada tahun 1596 menuliskan adanya suatu tempat yang bernama Karawang sebagai berikut:
Di tengah jalan antara Pamanukan dan Jayakarta, pada sebuah tanjung terletak Karawang.[5]
R. Tjetjep Soepriadi dalam buku Sejarah Karawang[butuh rujukan] berspekulasi tentang asal-muasal kata karawang, pertama kemungkinan berasal dari kata karawaan yang mengandung arti bahwa daerah ini terdapat “banyak rawa”, dibuktikan dengan banyaknya daerah yang menggunakan kata rawa di depannya seperti, Rawa Gabus, Rawa Monyet, Rawa Merta dan lain-lain; selain itu berasal dari kata kera dan uang yang mengandung arti bahwa daerah ini dulunya merupakan habitat binatang sejenis monyet yang kemudian berubah menjadi kota yang menghasilkan uang; serta istilah serapan yang berasal dari bahasa Belanda seperti caravan dan lainnya.
Hiasan penanda hajatan pernikahan pada masyarakat wilayah Kabupaten Karawang wilayah selatan, hiasan terbuat dari batang bambu utuh yang disisakan daun bagian atasnya dilengkapi dengan topi caping yang digantung lengkap dengan tali-tali berwarna-warni dibawahnya yang menjuntai (penggunaan tali bisa disubtitusi atau digantikan dengan kertas warna-warni).
Hiasan ini merupakan kearifan lokal masyarakat Kabupaten Karawang bagian selatan yang ditumbuhi banyak pohon bambu.
Wilayah Karawang sudah sejak lama dihuni manusia. Peninggalan Situs Batujaya dan Situs Cibuaya yang luas menunjukkan pemukiman pada awal masa modern yang mungkin mendahului masa Kerajaan Tarumanagara. Penduduk Karawang semula beragama Hindu dan Budha dan wilayah ini berada di bawah kekuasaan Kerajaan Sunda.
Agama Islam mulai dianut masyarakat setempat pada masa Kerajaan Sunda, setelah seorang patron bernama Syekh Hasanudin bin Yusuf Idofi, konon dari Makkah, yang terkenal dengan sebutan “Syekh Quro“, Syekh Quro merupakan seorang utusan Raja Campa yang mengikuti pelayaran persahabatan ke Majapahit dari Dinasti Ming yang dipimpin oleh Laksamana Cheng Ho(Kapal Laksamana Cheng Ho tercatat mendarat di Pelabuhan Muara Jati, Kerajaan Singapura (cikal bakal Kesultanan Cirebon pada tahun 1415[6].), ketika kapal sudah berada di Pura, Karawang, Syekh Quro beserta pengikutnya turun dan tinggal untuk menyebarkan agama Islam di wilayah Pura dan kemudian menikah dengan Putri Ki Gede Karawang yang bernama Ratna sondari[7] dan meluaskan pengajarannya hingga ke wilayah Pura Dalem (Pedalaman Pura) kemudian mendirikan pesantren di Desa Pulo Kelapa (sekarang masuk kecamatan Lemah Abang, Kabupaten Karawang)
Dari pernikahannya dengan Ratna Sondari, Syekh Quro memiliki seorang anak yang diberi nama Ahmad, Ahmad inilah yang kemudian dikenal dengan nama Syekh Ahmad (Penghulu Pertama di Karawang), Syekh Ahmad pernah diperintahkan oleh ayahnya untuk membantu Syekh Nur Jati atau Syekh Datuk Kahfi di Pesambangan (sekarang masuk wilayah kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon).
Hubungan penyebaran Islam di Karawang dengan Kesultanan Cirebon[sunting | sunting sumber]
Wayang kulit Cirebon gaya Cilamaya karya Ki Ardi, disungging ulang oleh Ki Enang Sutria dan dibrom ulang oleh Arie Nugraha
Puteri Ki Gede Karawang yaitu Ratna sondari memberikan sumbangan hartanya untuk mendirikan sebuah masjid di Gunung Sembung (letaknya berdekatan dengan Gunung Jati) atau dikenal dengan sebutan (Nur Giri Cipta Rengga) yang bernama Masjid Dog Jumeneng atau Masjid Sang Saka Ratu, yang sampai sekarang masih digunakan dan terawat baik.[8]
Syekh Ahmad (Anak Syekh Quro dengan Ratna sondari) kemudian berkeluarga dan memiliki seorang putera bernama Musanudin, Musanudin inilah yang kemudian menjadi Lebai di Kesultanan Cirebon dan memimpim Masjid Agung Sang Cipta Rasa pada masa kepemimpinan Sunan Gunung Jati. Pengangkatan juru kunci di situs makam Syekh Quro dikuatkan oleh pihak Keraton Kanoman, Cirebon. Syekh Quro memberikan ajaran yang kemudian dilanjutkan oleh murid-murid Wali Sanga. Makam Syeikh Quro terletak di Pulobata, Kecamatan Lemahabang.
Pada tahun 1518, Syekh Syarif Hidayatullah mengutus Janapura yang merupakan muridnya yang berasal dari Kudus untuk membuat sebuah pedukuhan di dekat laut di wilayah ujung Karawang yang sekarang berada di sekitar Pisangan–Sedari, Karawang, pedukuhan yang dibangun oleh Janapura kemudian menjadi pos kesultanan Cirebon di wilayah pesisir utara bagian barat[9]
Pedukuhan yang pertama dibuat oleh Janapura adalah pedukuhan Pisangan, setelah 10 tahun menetap di Pisangan, kedua puteri dari Janapura yaitu Dewi Sondari dan Andidari datang berkunjung. Pada tahun 1528 Janapura yang kemudian dikenal sebagai Syekh Janapura mendapatkan misi untuk mengislamkan daerah Tanjung Suwung yang sekarang dikenal dengan nama Sedari. Wilayah Tanjung Suwung pada masa itu banyak dihuni oleh masyarakat pelarian dari kerajaan Telaga, Syekh Janapura kemudian berhasil mengislamkan masyarakat di Tanjung Suwung dan selanjutnya mengembangkan pedukuhan disana,[9] menurut Zakaria Husein (sejarahwan Karawang) berita keberhasilan Syekh Janapura mengislamkan Tanjung Suwung kemudian tersebar hingga ke Kudus, tidak lama kemudian Raden Imanillah (keluarga Sunan Kudus) meminang Dewi Sondari dan membawanya kembali ke Kudus, untuk memperingati pernikahan puterinya yaitu Dewi Sondari dengan Raden Imanillah, Syekh Janapura kemudian memberikan nama pada pedukuhan di Tanjung Suwung tersebut dengan nama pedukuhan Sondari yang kemudian dikenal oleh masyarakat sekarang dengan nama Sedari.
Menurut data yang dihimpun oleh Zakaria Husein, Syekh Janapura tinggal di Tanjung Suwung hingga akhir hayatnya yakni pada tahun 1567, beliau kemudian dimakamkan di dekat pantai.[9]
Setelah Kerajaan Sunda runtuh maka wilayah antara sungai Angke dan sungai Cipunegara terbagi dua. Menurut Carita Sajarah Banten, Sunan Gunung Jati pada abad ke 15[10] membagi wilayah antara sungai Angke dan sungai Cipunegara menjadi dua bagian dengan sungai Citarum sebagai pembatasnya, sebelah timur sungai Citarum hingga sungai Cipunegara masuk wilayah Kesultanan Cirebon yang sekarang menjadi Kabupaten Karawang, Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dan sebelah barat sungai Citarum hingga sungai Angke menjadi wilayah bawahan Kesultanan Banten dengan nama Jayakarta.[11][12]
Sebagai suatu daerah berpemerintahan sendiri tampaknya dimulai semenjak Karawang diduduki oleh Kesultanan Mataram, di bawah pimpinan Wiraperbangsa dari Sumedang Larang tahun 1632. Kesuksesannya menempatkannya sebagai wedana pertama dengan gelar Adipati Kertabumi III. Semenjak masa ini, sistem pertanian melalui pengairan irigasi mulai dikembangkan di Karawang dan perlahan-lahan daerah ini menjadi daerah pusat penghasil beras utama di Pulau Jawa hingga akhir abad ke-20.
Selanjutnya, Karawang menjadi kabupaten dengan bupati pertama Raden Adipati Singaperbangsa bergelar Kertabumi IV yang dilantik 14 September 1633. Tanggal ini dinobatkan menjapada hari jadi Kabupaten Karawang. Selanjutnya, bupatinya berturut-turut adalah R. Anom Wirasuta 1677-1721, R. Jayanegara (gelar R.A Panatayuda II) 1721-1731, R. Martanegara (R. Singanagara dengan gelar R. A Panatayuda III) 1731-1752, R. Mohamad Soleh (gelar R. A Panatayuda IV) 1752-1786. Pada rentang ini terjadi peralihan penguasa dari Mataram kepada VOC (Belanda).
Kabupaten Karawang menjadi inspirasi sastrawan Chairil Anwar menulis karya Antara Karawang-Bekasi karena peristiwa pertempuran di daerah sewaktu pasukan dari Divisi Siliwangi harus meninggalkan Bekasi menuju Karawang yang masih menjadi daerah kekuasaan Republik.
Kecamatan Rengasdengklok adalah daerah pertama milik Republik Indonesia yang gagah berani mengibarkan bendera Merah Putih sebelum Proklamasi kemerdekaan Indonesia di Gaungkan.[butuh rujukan] Oleh karena itu selain dikenal dengan sebutan Lumbung Padi Karawang juga sering disebut sebagai Kota Pangkal Perjuangan. Di Rengasdengklok didirikan sebuah monumen yang dibangun oleh masyarakat sekitar, kemudian pada masa pemerintahan Megawati didirikan Tugu Kebulatan Tekad atau warga sekitar menyebutnya dengan Tugu Peureup/Tugu Bojong, untuk mengenang sejarah Republik Indonesia.
Wilayah Karawang pada masa lalu (hasil pembagian oleh Sunan Gunung Jati pada abad ke 15) dipecah menjadi dua bagian pada masa perang kemerdekaan sekitar tahun 1948 SK melalui Wali Negeri Pasundan Nomor 12 dengan sungai Citarum dan sungai Cilamaya menjadi pembatasnya, wilayah Kabupaten Karawang Barat meliputi wilayah Kabupaten Karawang sekarang ditambah desa-desa di sebelah barat Citarum yaitu desa-desa Sukasari dan Kertamanah dengan ibu kota di kecamatan Karawang, sementara Kabupaten Karawang Timur meliputi wilayah Kabupaten Purwakarta dikurangi desa-desa di kecamatan Sukasari (yang dahulu masih bagian dari Kabupaten Karawang) dan Kabupaten Subang dengan ibu kota di kecamatan Subang.[13]
Pembagiannya waktu itu adalah:
Wilayah Barat; menjadi Kabupaten Karawang yang terdiri dari 3 kawedanan (Karawang, Cikampek dan Rengasdengklok) dan 12 kecamatan (Karawang, Telukjambe, Pangkalan, Klari, Cikampek, Jatisari, Telagasari, Cilamaya, Rengasdengklok, Rawamerta, Pedes dan Batujaya) yang beribukota di Karawang.
Wilayah Timur; menjadi Kabupaten Purwakarta yang terdiri dari 5 kawedanan (Purwakarta, Subang, Sagalaherang, Pamanukan dan Ciasem) dan 15 kecamatan (Subang, Kalijati, Pagaden, Sagalaherang, Cisalak, Pamanukan, Pusakanagara, Binong, Ciasem, Pabuaran, Purwadadi, Purwakarta, Campaka, Plered dan Wanayasa) yang beribukota di Subang.
Lalu pada tahun 1950 nama Kabupaten Karawang Timur diubah menjadi Kabupaten Purwakarta dengan ibu kota di Kecamatan Subang dan Kabupaten Karawang Barat menjadi Krawang dengan ibu kota di kecamatan Karawang. Selanjutnya, tahun 1958 daerah sekitar Gunung Sanggabuana atau Loji yaitu Kecamatan Pangkalan yang sebelumnya menjadi bagian dari Kawedanan Jonggol, Bogor digabungkan kedalam wilayah Kabupaten Krawang.[14]
Pada tahun 1968 terjadi pemekaran wilayah Kabupaten Purwakarta yang sebelumnya bernama Kabupaten Karawang Timur menjadi dua Kabupaten, yaitu Kabupaten Subang dengan ibu kota di kecamatan Subang dan Kabupaten Purwakarta dengan ibu kota di kecamatan Purwakarta, karena pada tahun yang sama berlangsung proyek besar bendungan Ir. Djuanda atau yang dikenal dengan nama Bendungan Jatiluhur maka pemerintah pusat pada masa itu merasa perlu untuk menyatukan wilayah waduk Jatiluhur ke dalam satu wilayah kerja yang akhirnya diputuskan dimasukan ke dalam wilayah Kabupaten Purwakarta sehingga pada tahun 1968 wilayah Kabupaten Krawang harus melepaskan desa-desa yang berada disebelah barat sungai Citarum yang masuk dalam proyek besar bendungan Ir. Djuanda atau Bendungan Jatiluhur, desa-desa tersebut adalah desa-desa Sukasari dan Kertamanah yang sekarang masuk dalam kecamatan Sukasari, Kabupaten Purwakarta, sehingga dengan diterbitkannya Undang-Undang No. 4 Tahun 1968 maka wilayah Kabupaten Krawang menjadi berkurang dan wilayah inilah yang dikemudian hari disebut sebagai Kabupaten Karawang[15]
“Gelombang 52 udah dibuka sob!,” tulis caption dalam unggahan Instagram Kartu Prakerja.
Bagi calon peserta yang berminat dan telah memiliki Akun Prakerja, hanya perlu klik “Gabung Gelombang” di laman resmi Prakerja dan mengikuti langkah pendaftaran selanjutnya, seperti mengerjakan tes.
Sementara bagi yang belum mempunyai akun Prakerja, terlebih dahulu melakukan pendaftaran.
“Udah pada klik “Gabung Gelombang” belum di dashboard Kartu Prakerja kamu?” jelasnya.
“Udah daftar belum? Kalau belum, daftar dulu secara mandiri di www. prakerja.go.id supaya kamu #JadiBisa ikut gelombang seleksi Sob!”
Seperti diketahui, program Kartu Prakerja adalah bantuan biaya pelatihan untuk mengembangkan kompetensi, produktivitas, daya saing dan kewirausahaan angkatan kerja Indonesia.
Garut is a district and town in West Java of Indonesia, and the former capital of Garut Regency. It is located about 75 km to the southeast of the major city of Bandung.
The modern history of Garut started on March 2, 1811 when Balubur Limbangan Regency was dissolved by Governor GeneralHerman Willem Daendels, because the area’s production of coffee had decreased and the Regent, Tumenggung Wangsakusumah II had refused a command to plant indigo. Balubur Limbangan Regency then comprised 6 districts: Balubur, Malangbong, Wanaraja, Wanakerta, Cibeureum and Papandak.
The Limbangan Regency, which has now become the Garut Regency, was founded by Lieutenant-Governor Stamford Raffles on 16 February 1813. RAA. Adiwijaya, who governed from the 1813 until 1821, was the first Regent of the Garut Regency. He was well known as Dalem Cipeujueh. The town of Suci was originally the capital of the new Limbangan Regency. However it was thought that Suci did not meet the requirements of a capital because the area was crowded and quite narrow.
Regarding this matter, Regent Limbangan Adipati Adiwijaya formed a committee to find a suitable place for the capital of the Regency. In the beginning, the committee found Cimurah, about 3 km to the East Suci (currently the village is known by the name of Pidayeuheun Village). However, in this place clean water was difficult to obtain so the place not regarded as suitable to become the capital. The committee then decided that a suitable place was about 5 km to west of Suci. In addition to fertile land, the place has a spring that flows to the River Cimanuk and is surrounded by mountains, like Mount Cikuray, Mount Papandayan, Mount Guntur, Mount Galunggung, Mount Talaga Bodas, Kandangwesi and Mount Karacak.
When the site was first found, there was a spring nearby that was said to have been surrounded by a small pond closed off by thorny scrub. According to local stories, one person in the group had his hands badly scratched by the thorns. A European in the team asked about the bleeding and was told that the problem was “kakarut!” The answer was misheard by the European visitor as “gagarut” rather than “kakarut”. Team members of the committee thus named the thorny plant “Ki Garut” and the pond was named “Ci Garut” (the location of this pond now was occupied by SLTPI, SLTPII, and SLTP IV Garut buildings). The area around the pond was named “Garut”. The name of “Garut” was approved by Regent Limbangan Adipati Adiwijaya to be made the Capital of the Limbangan Regency.
On 15 September 1813 the development of capital facilities and infrastructure, such as residence, the hall, office assistant resident, mosques, and square was started. In front of the hall, between the town square and the hall was gotten by “Babancong” where the Regent as well as the official of the other government gave the speech in front of the public. After the place was completed earlier, the Capital of the Limbangan Regency moved from Suci to Garut around 1821. Based on the Governor General Decree No: 60 dated May 7, 1913, the name of the Limbangan Regency was replaced to the Garut Regency and had a capital the Garut city on July 1, 1913. At that time, the Regent was RAA is Wiratanudatar (1871–1915). Garut city at that time covering the three villages, namely Kota Kulon (West City) village, the Kota Wetan (East City) Village, and Margawati Village. The Garut Regency covered Garut districts, Bayongbong, Cibatu, Tarogong, Leles, Balubur Limbangan, Cikajang, Pakenjeng, Bungbulang and Pameungpeuk. In the year 1915, RAA Wiratanudatar replaced by his nephew of Adipati Suria Karta Legawa (1915–1929). On August 14, 1925, a decision based on the Governor General, Garut Regency government passed a stand-alone (autonomous). [2]
Gallery
The sanatorium of Garut in the 1920s
The Regent of Garut, Raden Adipati Aria Wiratanudatar VII, with his wife RA Lasminingrat (sitting) and his family.
Garut was of importance even before World War II, being a hill station for the Dutch elite of the region.[3]
The Danish writer Johannes V. Jensen accounted his visit to Garut in the short story Paa Java from 1915.[4] The legendary film star Charlie Chaplin is said to have visited Garut twice. He is reported to have visited in 1927 and 1935, staying at the Grand Hotel Ngamplang in Cilawu region, a hilly resort around 3.4 kilometers from the city center.[citation needed]
More recently, Garut is a centre of tourism in the region south of Bandung for hiking, hot spas, nearby lakes and villages, and so on.[5] Nearby sites include the following:[6]
The Kamojang crater, a geothermal field and tourist spot, is located on the slopes of Mount Guntur approximately 25 km to the northwest of Garut.
Cangkuang Hindu temple is located 10 km north of Garut.
The Cangkuang Hindu temple, near the village of Leles, is around 10 km towards the north of the town of Garut on the road to Bandung. The temple, said to have been built during the period of the Galuh Sundanese kingdom in the 8th century, is one of the few Hindu sites in West Java. The restored temple is on the edge of Cangkuang lake where there is a campsite and a few bungalows.[7]
Curug Orok, a group of waterfalls (curug in Indonesian).
Masjid Asy-Syuro is a mosque that has an art-deco architecture. Therefore, this mosque looks like a church because of its architectural style. This is a conserved building in Garut. Built in 1934 and finished in 1936. It consists of a hall, a “mimbar”, and a tower. This building has a thick wall and stone decoration at its lower part. This mosque is located at Kampung Cipari, Desa Sukarasa, Kecamatan Pangatikan (previously Wanaraja). This building had been functioned as a shelter and fortress while a civil and political conflict of Darul Islam or Tentara Islam Indonesia movement. Now this mosque is still used as a normal mosque for praying and a center of Pesantren Cipari, a traditional and modern Islamic boarding school complex.
Kawah Talaga Bodas, a with and cyan crater.
Kebun Mawar Situhapa, a rose plantation garden at the District of Samarang.
Kampung Bali, a gallery of ancient heritage such as Keris, Tombak, Script, Jewelry, etc. This place is located at District of Cibatu.
Taman Satwa Cikembulan, a mini zoo and kids play ground at the District of Leles, about 1 kilometer from Situ Cangkuang.
Desa Wisata Domba or also known as De Wisdom. This is a tourism spot with Sheep/Lamb theme.
Karacak Valley, is a camping site at Mount Karacak.
Darajat Pass, a hot spring pools spot at the hill of Kamojang, This place is located at District of Samarang.
Cipanas Tarogong is a village with so many hotels and hot spring pools at the District of Tarogong.
Sukaregang Leather Home Industry Center, a perfect spot for shopping leather products with affordable price. This place is located At The District of Garut Kota.
To facilitate the tourists who want to explore Garut tourism destination, there are tour operator companies who can be contacted. One of them is Zigra Wisata. This is an experienced tour operator for Garut Regency.
Dodol is among the famous local cuisines from Garut. Dodol is made from rice flour, glutinous rice flour, brown sugar, and coconut milk. Dodol, which is popular because it is sweet and sticky, is prepared with many different fruit flavours.
Dorokdok (Skin Crackers). Dorokdok is usually made from dried Water Buffalo‘s skin. The only way to make it is to fry the dried skin. Dorokdok is popular because it is crunchy and salty.
Burayot made of Brown Sugar and Chosen rice flour. The ingredients and taste are same as that found in other versions of the regional specialty known as “Ali Agrem” but because burayot is round and wrinkled (or “ngaburayot” in Sundanese) it called burayot. Burayot is produced in the region around the small township of Leles to the north of Garut because the ingredients are easily available in the area.
Chocodot is a mixture of Chocolate and Dodol. It is a new emerging brand for souvenir snack from Garut.
Rangginang is a kind of chips made from a processed rice called ketan. Its salty and crunchy.
Dapros is a kind of colorful chips with a bloom rose shape.
Leupeut is another kind of rice. Packed with banana leave. It is often used as a substitution of rice while traveling.
Garut is in a valley surrounded by various volcanoes. The most well known is Mount Galunggung which experienced a major eruption in 1982. Following the eruption, over 60 people died and much damage was done to the agricultural sector and infrastructure in the region. Other nearby volcanoes are Mount Talagabodas (around 2,200 meters), Mount Guntur (around 2,250 meters), and Mount Cikurai (over 2,900 meters).
At the south of Garut there are more than 10 beaches. The most well known beaches are Santolo Beach at Cikelet district and Sayang Heulang Beach, the others are Cilauteureun, Rancabuaya, Taman Manalusu, Cijayana, Karang Paranje, Sancang, Gunung Geder, Pantai Cijeruk Indah, Karang Tepas or Sodong parat. They are located 94 kilometers from Garut and spread along 72 kilometers of south coast. Franz Wilhelm Junghuhn in the colonial era plotted the beaches. Now, since 2006 Gunung Geder Beach is boosted by the Indonesian government to be a new tourist site. Gunung Geder Beach with 7 kilometers of beach has white sand near the sea and brownish sand far the sea. Some people[who?] said that Gunung Geder beach is more beautiful than Kuta Beach in Bali.[citation needed] Alternative route besides through Garut is through Ciwidey and Rancabali.[8]
С Днём Победы комсомольчан поздравляют глава города и председатель Думы
Глава Комсомольска-на-Амуре Александр Жорник и председатель городской Думы Владимир Гинзбург поздравляют горожан с Днём Победы: «Дорогие ветераны! Уважаемые комсомольчане! 9 мая мы отмечаем самый дорогой наш праздник – День Победы. Мы отдаём дань памяти и уважения нашему старшему поколению, спасшему нашу Родину и весь мир от фашизма.
К сожалению, каждый год с нами встречают этот великий день всё меньше ветеранов. Время неумолимо, и оно забирает от нас наших дорогих людей.
Поэтому в первую очередь обращаемся к ним. Дорогие наши ветераны! На вашу долю выпали тяжелые испытания, которые далеко не каждому по плечу, но вы выстояли, вы защитили нашу Родину, победили фашизм, внесли огромный вклад в послевоенное развитие нашей страны и нашего города. Мы в неоплатном долгу перед вами, перед вашими погибшими товарищами. И мы стараемся быть достойными вас и Великой Победы. Огромное вам спасибо и низкий вам поклон за всё, что вы сделали для нас! Здоровья вам и долгих лет жизни!
Огромная просьба к комсомольчан, выросшим уже после войны, чьи родители прошли войну, ковали Победу в тылу, кто слышал их рассказы про то время, обязательно рассказывайте об этом вашим внукам и правнукам. Рассказывайте им о том, какими героями были их предки, какие испытания они прошли. Пусть фотографии в семейном альбоме, документы в семейном архиве, медали и ордена в семейных шкатулках станут настоящей, живой историей и ваших семей, и нашего города и нашей страны.
Сегодня неформальная, живая связь поколений, сохранение памяти о героях Великой Отечественной войны имеет важное значение. Это наш общий, принципиальный ответ тем, кто стремиться переписать историю, уменьшить роль нашего народа в победе над фашизмом.
Уважаемые комсомольчанам, давайте никогда не забывать, что День Победы это праздник со слезами на глазах. Что за то, чтобы мы каждый год отмечали этот праздник, за наше счастье, за нашу жизнь пожертвовали собой почти 27 млн. наших соотечественников, и из них более 5 тысяч наших земляков.
Поздравляем всех с Днём Великой Победы! Желаем всем здоровья и счастья!».
Rumor Kencan dengan Taylor Swift, Matty Healy Gabung dengan Phoebe Bridgers di Eras Tour
JAKARTA –Phoebe Bridgers memiliki tamu istimewa yang bergabung dengannya Sabtu malam di Eras Tour Taylor Swift!
Selama set pembukaannya di Nashville, nominasi Grammy bergabung dengan Matty Healy dari The 1975 – hanya beberapa hari setelah The Sun melaporkan bahwa musisi berusia 34 tahun itu berkencan dengan Taylor Swift (33).
Kerja sama antara Phoebe Bridgers dan Matty Healy — yang dengan bercanda dia perkenalkan kepada penonton sebagai “Mr. Matt Healy” — bukanlah hal baru, karena pasangan ini telah lama menjadi kolaborator musik.
Phoebe Bridgers sebelumnya tampil di The 1975`s 2020 LP di lagu Conditional Form dan menjadi cameo dalam video musik mereka untuk “Being Funny in a Foreign track ” I`m In Love With You.”
Pasangan ini juga berbagi panggung di acara amal Ally Coalition pada bulan Desember untuk cover lagu Nico “These Days” bersama Jack Antonoff dan lainnya.
Matty Healy juga bergabung di panggung hari Sabtu oleh rekan band Boygeniusnya Lucy Dacus dan Julien Baker untuk set pembuka yang ditumpuk sebelum Taylor Swift tampil.
Adapun Matty Healy dan Taylor Swift, vokalis The 1975 itu terlihat berkencan di Nashville sehari sebelumnya, diambil oleh penonton konser yang menonton Taylor Swift tampil di Stadion Nissan.
Mereka telah berteman selama bertahun-tahun dan berbagi kolaborator di Antonoff, yang telah bekerja dengan Taylor Swift secara ekstensif pada proyek terbarunya dan bekerja sama dengan The 1975 untuk tahun 2022 “Being Funny in a Foreign Language”.
Desas-desus kencan muncul beberapa minggu setelah People mengonfirmasi putusnya Taylor Swift dari aktor Joe Alwyn setelah enam tahun berpacaran, karena sumber mengklaim mereka berpisah beberapa minggu sebelumnya.
Sementara Taylor Swift telah melakukan tur sejak pertengahan Maret.
Tak lama setelah tersiar kabar tentang perpecahan itu, sebuah sumber yang dekat dengan pemenang Grammy dan bintang Conversations with Friends itu mengatakan ada perbedaan kepribadian mereka.
Matty Healy sebelumnya berkencan dengan artis FKA Twigs selama hampir tiga tahun, berpisah pada awal 2022, serta model Gabriella Brooks dari 2015-2019.
Bandnya menyelesaikan tur Australia dan Asia mereka pada hari Kamis di Manila dan bahkan menyambut Taylor Swift di atas panggung untuk sebuah pertunjukan.
Taylor Swift membuat penampilan kejutan di konser pertama The 1975 dari dua konser di O2 Arena London pada bulan Januari lalu, ketika dia berjalan di atas panggung saat istirahat di lokasi syuting untuk membawakan “Anti-Hero” dan cover dari The 1975`s “The City.”
Pada September 2022, Matty Healy awalnya menolak pembicaraan tentang bergabung dengan Taylor Swift untuk LP Midnights sebagai “berita palsu”, sebelum mengakui bahwa dia dan rekan bandnya benar-benar bekerja dengan superstar di album terbarunya.
“Kami benar-benar bekerja sedikit untuk itu tetapi kemudian versinya tidak pernah keluar,” kata Matty Healy dalam sebuah wawancara dengan KROQ`s Klein/Ally Show untuk DTS Sound Space Audacy, menambahkan bahwa collab itu dibatalkan “karena alasan yang tidak seharusnya dikritik.”
Di nu kiwari ngancik nu bihari, seja ayeuna sampeureun jaga (Sunda) Segala hal di masa kini adalah pusaka masa silam, dan ikhtiar hari ini adalah untuk masa depan[1]
Kota Bogor (Sunda: ᮘᮧᮌᮧᮁ, bahasa Belanda: Buitenzorg) adalah sebuah kota yang terletak di provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota ini terletak 59 km di sebelah selatan Jakarta, dan merupakan enklave Kabupaten Bogor. Pada pertengahan tahun 2022, jumlah penduduk Kota Bogor sebanyak 1.099.422 jiwa, dengan kepadatan 9.278 jiwa/km².[2]
Kota Bogor dikenal dengan julukan Kota Hujan, karena memiliki curah hujan yang lumayan sangat tinggi. Kota Bogor terdiri atas 6 kecamatan yang dibagi lagi atas sejumlah 68 kelurahan. Pada masa Kolonial Belanda, Kota Bogor dikenal dengan nama Buitenzorg yang berarti tanpa kecemasan atau aman tentram.
Pada awal abad ke-5 Masehi, Kota Bogor merupakan pusat Kerajaan Tarumanagara dengan raja yang bernama Purnawarman.[5] Beberapa kerajaan lainnya lalu memilih untuk bermukim di tempat yang sama dikarenakan daerah pegunungannya yang secara alamiah membuat lokasi ini mudah untuk bertahan terhadap ancaman serangan, dan di saat yang sama adalah daerah yang subur serta memiliki akses yang mudah pada sentra-sentra perdagangan saat itu.[butuh rujukan]
Di antara prasasti-prasasti yang ditemukan di Kota Bogor tentang kerajaan silam, salah satu prasasti tahun 1533 menceritakan kekuasaan Prabu Surawisesa dari Kerajaan Sunda.
Kerajaan Sunda yang memiliki ibukota di Pajajaran diyakini terletak di Kota Bogor, dan menjadi pusat pemerintahan Prabu Siliwangi yang dinobatkan pada 3 Juni 1482. Hari penobatannya ini diresmikan sebagai Hari Jadi Kota Bogor dan Kabupaten Bogor pada tahun 1973 dan diperingati setiap tahunnya hingga saat ini.
Setelah penyerbuan tentara Banten, catatan mengenai Kota Pakuan hilang, dan baru ditemukan kembali oleh ekspedisi Belanda yang dipimpin oleh Scipio dan Riebeeck pada tahun 1687. Mereka melakukan penelitian atas Prasasti Batutulis dan beberapa situs lainnya, dan menyimpulkan bahwa pusat pemerintahan Kerajaan Pajajaran terletak di Kota Bogor.[butuh rujukan]
Pada tahun 1745, Gubernur Jenderal Gustaaf Willem Baron van Imhoff membangun Istana Bogor seiring dengan pembangunan Jalan Raya Daendels yang menghubungkan Jakarta dengan Bogor. Bogor direncanakan sebagai sebagai daerah pertanian dan tempat peristirahatan bagi Gubernur Jenderal. Dengan pembangunan-pembangunan ini, wilayah Bogor pun mulai berkembang.
Setahun kemudian, van Imhoff menggabungkan 9 distrik (Cisarua, Pondok Gede, Ciawi, Ciomas, Cijeruk, Sindang Barang, Balubur, Dramaga, dan Kampung Baru) ke dalam satu pemerintahan yang disebut Regentschap Kampung Baru Buitenzorg.
Di kawasan itu van Imhoff kemudian membangun sebuah Istana Gubernur Jenderal. Dalam perkembangan berikutnya, nama Buitenzorg dipakai untuk menunjuk wilayah Puncak, Telaga Warna, Megamendung, Ciliwung, Muara Cihideung, hingga puncak Gunung Salak, dan puncak Gunung Gede.
Pada masa pendudukan Inggris, yang menjadi Gubernur Jendralnya adalah Thomas Stamford Raffles, beliau cukup berjasa dalam mengembangkan Kota Bogor, dimana Istana Bogor direnovasi dan sebagian tanahnya dijadikan Kebun Raya (Botanical Garden), beliau juga mempekerjakan seorang arsitek yang bernama Carsens yang menata Bogor sebagai tempat peristirahatan yang dikenal dengan Buitenzorg.
Pada tahun 1903, terbit Undang-undang Desentralisasi yang bertujuan menghapus sistem pemerintahan tradisional diganti dengan sistem administrasi pemerintahan modern sebagai realisasinya dibentuk Staadsgemeente diantaranya adalah.
1. Gemeente Batavia (S. 1903 No.204)
2. Gemeente Meester Cornelis (S. 1905 No.206)
3. Gemeente Buitenzorg (S. 1905 No.208)
4. Gemeente Bandoeng (S. 1906 No.121)
5. Gemeente Cirebon (S. 1905 No.122)
6. Gemeente Soekabumi (S. 1914 No.310)
(Regerings-Almanak Voor Nederlandsch Indie 1928 : 746-748)
Pembentukan Gemeente tersebut bukan untuk kepentingan penduduk Pribumi tetapi untuk kepentingan orang-orang Belanda dan masyarakat Golongan Eropa dan yang dipersamakan (yang menjadi Burgermeester atau Wali kota dari Staatsgemeente Buitenzoorg selalu orang-orang Belanda dan baru tahun 1940 diduduki oleh orang Bumiputra yaitu Mr. Soebroto).
Pada tahun 1922 sebagai akibat dari ketidakpuasan terhadap peran desentralisasi yang ada, maka terbentuklah Bestuursher Voorings Ordonantie atau Undang-undang perubahan tata Pemerintahan Negeri Hindia Belanda (Staatsblad 1922 No. 216), sehinga pada tahun 1922 terbentuklah Regentschaps Ordonantie (Ordonantie Kabupaten) yang membuat ketentuan-ketentuan daerah Otonomi Kabupaten (Staatsblad 1925 No. 79).
Provinsi Jawa Barat dibentuk pada tahun 1925 (Staatsblad 1924 No. 378 bij Propince West Java) yang terdiri dari 5 Keresidenan, 18 Kabupaten (Regentscape) dan Kotapraja (Staads Gemeente), dimana Buitenzorg (Bogor) salah satu Staads Gemeente di Provinsi Jawa Barat di bentuk berdasarkan (Staatsblad 1905 No. 208 jo. Staatsblad 1926 No. 368), dengan prinsip Desentralisasi Modern, dimana kedudukan Burgermeester menjadi jelas.
Pada masa pendudukan Jepang kedudukan pemerintahan di Kota Bogor menjadi lemah karena pemerintahan dipusatkan pada tingkat keresidenan yang berkedudukan di Kota Bogor, pada masa ini nama-nama lembaga pemerintahan berubah namanya yaitu: Keresidenan menjadi Syoeoe, Kabupaten/Regenschaps menjadi Ken, Kota/Staads Gemeente menjadi Si, Kewedanaan menjadi/Distrik menjadi Gun, Kecamatan/Under Districk menjadi Soe dan desa menjadi Koe.
Pada masa setelah kemerdekaan, yaitu setelah pengakuan kedaulatan Indonesia, terjadi upaya pemisahan secara lebih tegas antara pemerintahan kota dengan kabupaten di Bogor, terlebih setelah peleburan Kawedanan Mandiri Jonggol pada 1950 (kemudian dibubarkan total pada tahun 1963 berdasarkan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 1963)[6] menjadi otonomi dibawah kabupaten, membuat nomenklatur Kota Bogor berubah namanya menjadi Kota Besar Bogor yang dibentuk berdasarakan Udang-undang Nomor 16 Tahun 1950.[7]
Selanjutnya pada tahun 1957 nama pemerintahan berubah menjadi Kota Praja Bogor, sesuai dengan Undang-undang Nomor. 1 Tahun 1957, kemudian dengan Undang-undang Nomor 18 tahun 1965 dan Undang-undang No. 5 Tahun 1974 berubah kembali menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Bogor.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 2 Tahun 1995,[8] terjadi pemekaran wilayah Kotamadya Bogor yang menyebabkan perubahan batas-batas wilayah antara Kabupaten dan Kotamadya, beberapa desa dari kecamatan sekitar yang menjadi bagian Kotamadya Bogor adalah
Kecamatan Ciomas (masih berdiri hingga kini), dari 25 desa yang ada terdapat 6 desa masuk ke wilayah Kotamadya Bogor (1995), antara lain:[9]
Desa Cikaret
Desa Pasir Jaya
Desa Pasir Kuda
Desa Pasir Mulya
Desa Gunung Batu
Desa Loji
Kecamatan Dramaga (masih berdiri hingga kini), dari 15 desa yang ada terdapat 5 desa masuk ke wilayah Kotamadya Bogor (1995), antara lain:
Desa Sindang Barang
Desa Bubulak
Desa Margajaya
Desa Balumbang Jaya
Desa Situ Gede
Kecamatan Semplak (dihilangkan status kecamatannya, sebagian wilayah menjadi bagian Kec. Bogor Barat, Tanah Sareal, Kemang, dan Sukaraja), dari 21 desa yang ada terdapat 10 desa masuk wilayah Kotamadya Bogor (1995), antara lain:[10][11]
Desa Cilendek Barat
Desa Cilendek Timur
Desa Curug
Desa Curug Mekar
Desa Semplak
Desa Kayu Manis
Desa Mekar Wangi
Desa Kencana
Desa Sukadamai
Desa Sukaresmi
Kecamatan Kedung Halang (dihilangkan status kecamatannya, sebagian wilayah menjadi bagian Kec. Bogor Utara, Bogor Timur, Tanah Sareal, dan Sukaraja), dari 19 desa yang ada terdapat 8 desa masuk wilayah Kotamadya Bogor (1995), antara lain:[12]
Desa Katulampa
Desa Cimahpar
Desa Tanah Baru
Desa Ciluar
Desa Ciparigi
Desa Kedung Halang
Desa Kedung Badak
Desa Kedung Waringin
Kecamatan Ciawi (masih berdiri hingga kini), dari 24 desa yang ada terdapat 11 desa masuk ke wilayah Kotamadya Bogor (1995), antara lain:[13]
Desa Cipaku
Desa Pakuan
Desa Tajur
Desa Sindangrasa
Desa Sindangsari
Desa Muarasari
Desa Harjasari
Desa Bojongkerta
Desa Rancamaya
Desa Kertamaya
Desa Genteng
Kecamatan Cijeruk (masih berdiri hingga kini), dari 21 desa yang ada terdapat 3 desa masuk ke wilayah Kotamadya Bogor (1995), antara lain:
Desa Mulyaharja
Desa Ranggamekar
Desa Pamoyanan
Dengan diberlakukanya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999, Kotamadya Daerah Tingkat II Bogor diubah menjadi Kota Bogor.[14] Hal ini juga berlaku pada seluruh wilayah lainnya yang ada di Indonesia.
Kota Bogor terletak di antara 106°43’30”BT–106°51’00”BT dan 30’30”LS – 6°41’00”LS serta mempunyai ketinggian rata-rata minimal 190 meter, maksimal 350 meter dengan jarak dari ibukota kurang lebih 60 km.
Seperti wilayah lain di Indonesia, Bogor memiliki iklim tropis dengan tipe Hutan Hujan Tropis. Kondisi iklim di Kota Bogor suhu rata-rata tiap bulan 26 °C dengan suhu terendah 21,8 °C dan suhu tertinggi 30,4 °C.
Kelembaban udara ≥70%, curah hujan rata-rata setiap tahun di Kota Bogor sangatlah tinggi, yaitu sekitar 3.500–4000 mm dengan curah hujan terbesar pada bulan Januari, karenanya Kota Bogor dijuluki sebagai “Kota Hujan”.[15]
Hallo sobat jualin, kita adalah tempat terpercaya buat sobat semua untuk yang mau menjual lapopnyta. Mulai dari kondisi normal sampai dengan kondisi kerusakan ringan tetapi untuk kondisi mati total kami belum bisa bantu ya sobat. Jualinlaptop.id pun hadir di beberapa kota loh… Seperti di kota-kota di Jabodetabek dan ada juga nih yang di luar Jabodetabek sobat yaitu di kota Semarang,Yogyakarta dan juga Bandung nih sobat.Untuk sobat semua yang ingin menjual laptopnya atau ingin mengedek harga laptop sobat bisa banget nih langsung aja sobat bisa menghubungi kita dengan 2 cara, yaitu : 1. Sobat bisa membuka website kita di jualinlaptop id nah, nanti sobat semua akan diarahkan ke website dengan tampilan seperti ini yaa.. Setelah itu tinggal sobat isi untuk Data Penerima dan tunggu beberapa saat nanti akan segera dihubungi oleh Customer Servis kami. 2. Ada juga nih cara selanjutnya yaitu melalui datang langsung ke lokasi kami sobat. Berikut adalah lokasi-lokasi yang bisa sobat datangi berdasarkan daerah asal sobat atau daerah yang sobat tempati saat ini, kami buka tiap hari dari jam 11:00 sampai jam 20:00 Bandung : Jl. Sukakarya II No.30, Kel. Sukagalih, Sukajadi, Kota Bandung. Bekasi : Perum Duta Kranji Jl Sambisari RT 01/010 No.26 Kranji, Bekasi. Bogor : Jl. Soka V no. 5 Rt 06/08 Tanah Baru, Bogor. Depok : Jl. HJ Kodja Raya Griya Noorwan Asri No.5C Kukusan, Beji Jakarta : Ruko Jl. Mardani Raya Nomor 4b Cempaka Putih Barat,Jakarta. Tangerang : Jl. Shinta IV, Vila Pamulang, Pamulang,Tangsel. Semarang : Jl bumi bangetayu baru 2 Blok A7 RT 10 RW 06 Bangetayu Kulon Yogyakarta : Jl. Sutopadan Rt 03, Kasihan, Bantul Mudah bukan sobat, jadi sobat semua tidak perlu ragu lagi untuk jual laptopnya dengan mudah,aman dan terpercaya. Mungkin gambar satu orang atau lebih dan teks yang menyatakan ‘4 Langkah Mudah Jual Laptop Dalam Waktu 1 Jam Cukup dengan langkah Mudah Anda sudah bisa menjual laptop dengan harga tinggit Pendaftaran Cek Laptop Lengkapi informasi laptop dan atur jodwal Listing Laptop TimJualinLaptop mengunjungi lokasi sesuai) jadwal yang ditentukan timJualinLaptop.id menghubungi anda Laptop Terjual Tim JuolinLaptop melakukon pengecekanunit dan memberi penawaran dari dari
。 Cukup 30 Menit Loptop anda terjual Jualintaptop.id mudah dan menyenangkan Cukup 30 Menit rekanan. Cukup 30 Menit’ RP 2.000.000 · BEKASI KOTA Hallo sobat jualin, kita adalah tempat terpercaya buat sobat semua untuk yang mau menjual laptopnya